Mohon tunggu...
Tiara Dewi
Tiara Dewi Mohon Tunggu... Ahli Gizi - kedutaan besar

Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Simak 4 Perbedaan CAPEX dan OPEX

22 Januari 2025   09:48 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:30 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Balik CAPEX dan OPEX: Dua Kawan Tak Terpisahkan dalam Akuntansi Perusahaan

Lembar demi lembar laporan keuangan terhampar seperti teka-teki dalam sunyi. Setiap angka dan kata, walau terkesan kaku, menyimpan cerita yang mengalir seperti sungai. Di dalam dunia akuntansi yang penuh hitungan dan kalkulasi, ada dua istilah yang menjadi poros utama CAPEX dan OPEX. Bagaikan dua sisi mata uang, keduanya berbeda, namun saling melengkapi, membentuk harmoni yang memengaruhi hidup panjang dan pendek sebuah perusahaan.

Apa Itu CAPEX dan OPEX?

Mari kita mulai dengan sebuah bayangan. Di sudut kantor yang dingin oleh hembusan pendingin ruangan, seorang manajer keuangan merenung di depan laptopnya. Angka-angka CAPEX bergulir di layar, mewakili pengeluaran besar yang menjanjikan masa depan: pembelian mesin raksasa, pembangunan gedung yang megah, atau kendaraan baru yang mengkilap di bawah sinar matahari pagi. Semua itu adalah aset tetap sebuah investasi besar yang tidak hanya dilihat sebagai biaya, tetapi juga sebagai warisan bagi bisnis di tahun-tahun mendatang.

Namun, di sisi lain, ada OPEX. Angka-angka ini terasa lebih sederhana, lebih "sehari-hari." Mereka adalah biaya yang membuat roda perusahaan tetap berputar. Gaji karyawan, tagihan listrik, bahan baku yang harus dibayar setiap bulan semua adalah denyut nadi dari operasional sehari-hari. Tidak ada janji tentang masa depan di sini, hanya realitas bahwa tanpa OPEX, tidak ada yang bergerak.

Perbedaan yang Melekat

Di kutip dari Telkom University, Perbedaan antara CAPEX dan OPEX ibarat perbedaan antara menanam pohon mangga dan membeli buah mangga di pasar. CAPEX adalah bibit yang ditanam dengan penuh harapan, disiram dan dipupuk agar berbuah di masa depan. OPEX, di sisi lain, adalah buah yang dibeli untuk dinikmati hari ini, segar dan langsung bisa dirasakan manfaatnya.

Namun, di balik perbedaan ini, ada cerita lain yang lebih dalam. CAPEX menemukan rumahnya di neraca perusahaan, di mana ia dilihat sebagai aset. Tapi aset ini bukan sekadar angka. Ia memiliki umur panjang, didepresiasi seiring waktu, seolah-olah mengatakan bahwa nilai masa lalunya perlahan-lahan menghilang, digantikan oleh kontribusinya terhadap pendapatan yang terus menerus.

Sementara itu, OPEX berdiam di laporan laba rugi, tampil apa adanya sebagai biaya yang harus segera diakui. Tidak ada depresiasi, tidak ada waktu untuk menunggu. Ia adalah biaya yang langsung "hilang" dari pendapatan, tapi tanpa keberadaannya, laba bersih tak akan pernah tercapai.

Jejak di Laporan Keuangan

Angka-angka ini, baik CAPEX maupun OPEX, seperti memiliki jalannya masing-masing dalam laporan keuangan. Ketika CAPEX hadir, ia seolah-olah berbisik, "Aku di sini untuk bertahan lama." Nilainya menyusut perlahan setiap tahun, seperti batu karang yang terkikis oleh gelombang laut. Sedangkan OPEX, dengan segala kerendahannya, berkata, "Aku hanya hadir hari ini." Ia tidak menunggu, langsung lenyap, tetapi meninggalkan jejak penting dalam laba bersih.

Perusahaan yang bijak tahu betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara keduanya. Terlalu banyak CAPEX bisa menjadi beban, seperti memelihara pohon besar yang sulit dirawat. Sementara terlalu banyak OPEX adalah tanda bahwa perusahaan hanya fokus pada hari ini tanpa memikirkan masa depan.

Investasi dan Strategi

Ada keajaiban dalam bagaimana CAPEX dan OPEX membentuk strategi perusahaan. CAPEX adalah tentang masa depan: visi besar, proyek ambisius, dan rencana jangka panjang. Ia adalah keputusan yang tidak main-main, seperti memilih untuk membangun gedung tinggi yang menjulang ke langit. Sebuah investasi besar yang, jika salah perhitungan, bisa membawa risiko besar.

Di sisi lain, OPEX adalah tentang efisiensi. Ia melibatkan pertanyaan sehari-hari: "Apakah kita membayar terlalu banyak untuk listrik? Apakah gaji ini sesuai dengan kontribusi?" Ia mungkin terlihat kecil, tapi jumlahnya bisa menjadi besar jika tidak dikontrol. OPEX adalah napas dari perusahaan tanpanya, semua mesin yang dibeli dengan CAPEX akan berhenti berfungsi.

Kawan Tak Terpisahkan

Pada akhirnya, CAPEX dan OPEX seperti dua kawan yang berjalan beriringan. Mereka berbeda, tetapi saling melengkapi. CAPEX tanpa OPEX adalah seperti membeli mobil tanpa bahan bakar. Sementara OPEX tanpa CAPEX adalah seperti mengisi bahan bakar tanpa kendaraan untuk dijalankan. Keduanya harus seimbang, saling mendukung, dan bekerja sama untuk membawa perusahaan menuju masa depan yang gemilang.

Ketika manajer keuangan menutup laptopnya di sore hari itu, ia tahu bahwa tugasnya bukan hanya soal angka. Ia adalah penjaga keseimbangan, memastikan bahwa CAPEX dan OPEX tidak hanya ada di laporan keuangan, tetapi juga dalam jiwa perusahaan. Dan di situlah letak seni sebenarnya dari dunia akuntansi bukan hanya tentang hitungan, tetapi tentang bagaimana setiap angka bercerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun