Mohon tunggu...
Tiara Andini
Tiara Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Love, Life, and Learn!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Media Sosial di Era Pasca Pandemi, Pentingkah?

1 Juni 2022   19:00 Diperbarui: 1 Juni 2022   19:11 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: foto pribadi (Tiara Andini)

Beberapa tahun belakangan ini, seluruh dunia terpuruk akibat munculnya kasus penyakit baru yang belum pernah teridentifikasi pada manusia. Penyakit tersebut dinamakan Covid-19 yang disebabkan oleh virus Sars-CoV-2. Virus ini pada awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. 

Penyakit ini dapat ditularkan dari manusia kepada manusia lain melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin, bersifat mudah menular, dan dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia per tanggal 10 Juni 2020 ada sebanyak 33.076 kasus terkonfirmasi dan 1.923 kasus meninggal (Indah, Hartono, dan Fadillah, 2021). 

Bahkan Indonesia pernah mencatat rekor tertingginya per tanggal 15 September 2021 dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai 4.174.216 orang. Menurut data Worldmeter, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menjadi urutan keempat di Asia (databoks, 2021).

Pandemi Covid-19  telah melanda negeri kita kurang lebih dua tahun setelah pertama kali ditemukan kasusnya di Indonesia pada bulan Maret 2020. Banyak upaya dan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus dan menekan angka kasus Covid-19. 

Kebijakan yang diterapkan, seperti penerapan protokol kesehatan 5M (Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas), usaha mengurangi mobilitas masyarakat dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 

hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menyebabkan semua kegiatan harus dilaksanakan secara jarak jauh (tidak adanya kontak fisik satu sama lain), dan adanya program vaksinasi nasional oleh pemerintah. Pemerintah mengupayakan berbagai cara untuk menekan angka kasus Covid-19. 

Berbagai kebijakan pemerintah tersebut tentu saja menuai pro dan kontra karena sangat berdampak bagi negara dan masyarakat di segala sektor, baik itu sektor sosial, ekonomi, pariwisata, pendidikan, dan sektor lainnya. Meskipun demikian, kebijakan-kebijakan tersebut berdampak pada tren kasus konfirmasi positif Covid-19 yang terus mengalami penurunan. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 9 Maret 2022, sudah ada 25 provinsi dengan tren penurunan kasus konfirmasi harian, sementara 9 provinsi lain masih menunjukkan angka kasus harian yang meningkat. Kasus konfirmasi nasional turun menjadi 26.336 per tanggal 9 Maret dari sebelumnya 30.148 kasus per tanggal 8 Maret 2022. 

Penurunan kasus konfirmasi juga diikuti dengan penurunan kasus aktif dari 422.892 kemarin menjadi 417.219 (sehatnegeriku.kemenkes.co.id). Tentunya kabar ini menjadi angin segar bagi kita semua setelah hampir dua tahun terbelenggu oleh pandemi. Sehubungan dengan hal ini, tentu saja kita siap untuk menyambut era pasca pandemi yang diharapkan akan membawa kita merasakan kehidupan normal seperti sebelum adanya Pandemi Covid-19.

Adanya tren penurunan konfirmasi kasus harian Covid-19 tidak seharusnya membuat kita lengah. Walaupun program vaksinasi nasional yang ditetapkan pemerintah nampaknya berhasil meningkatkan antibodi masyarakat Indonesia, tetapi kita harus tetap waspada. Menurut Dicky Budiman seorang epidemiolog dari Universitas Griffith Australia mengingatkan kita bahwa peningkatan antibodi tidak menjamin tidak adanya lagi penularan penyakit (TEMPO.CO). 

Oleh karena itu, kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan agar bisa segera kembali menikmati kehidupan normal seperti semula. Penerapan protokol kesehatan pasca pandemi tentu saja harus dipromosikan terus-menerus. Dalam hal ini, kita tentunya memerlukan media yang tepat, cepat, dan efektif untuk diterima oleh masyarakat.

Di era globalisasi ini, semua aspek kehidupan kita terbantu oleh kemajuan teknologi, salah satunya dalam perkembangan telepon pintar, tablet, notebook, dan lainnya yang diikuti oleh perkembangan internet. Adanya kemajuan teknologi ini mempermudah kita untuk mengetahui segala informasi dan terhubung ke seluruh penjuru dunia. Internet telah terbukti menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-sehari. 

Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia didapatkan hasil bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet (Yulia, 2018). Dari hasil data tersebut menunjukkan perkembangan pesat pengguna internet di Indonesia. Perkembangan pengguna internet ini diikuti pula dengan adanya perkembangan media sosial. Media sosial menjadi wadah di mana penggunanya dapat membagikan suatu informasi,

 berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain, serta wadah untuk berekspresi. Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022 (dataindonesia.id, 2022). Data ini menunjukkan betapa besarnya pengguna media sosial selama masa pandemi hingga saat ini. 

Dilihat dari data dan fenomena yang ada, sangatlah menarik dan penting untuk memanfaatkan media sosial menjadi salah satu wadah yang efektif dalam promosi kesehatan di era pasca pandemi ini.

Pemanfaatan media sosial sebagai sarana dalam promosi kesehatan di era pasca pandemi ini tentunya harus dioptimalkan sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang maksimal. Langkah yang harus dilakukan, yaitu melakukan perencanaan pengelolaan media sosial dan sasarannya. Perencanaan ini haruslah disusun berdasarkan riset formatif dan data epidemiologis sasaran agar promosi kesehatan yang disampaikan melalui media sosial bisa tepat sasaran dan efektif. 

Dari sinilah kita selanjutnya mengetahui strategi yang harus digunakan, isi pesan, sasaran yang dituju, serta media sosial yang dipilih agar bisa tersampaikan dengan tepat (Yulia, 2018).

Adanya pemanfaatan media sosial secara efektif untuk promosi kesehatan di era pasca pandemi ini bertujuan untuk menekan angka kasus Covid-19. Promosi kesehatan pasca pandemi ini, diharapkan bisa terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tidak adanya lonjakan kasus kembali dan kehidupan kita bisa kembali normal seperti sebelum adanya Pandemi Covid-19. 

Dengan cara yang tepat dan cermat, kita bisa memanfaatkan media sosial dalam promosi kesehatan di era pasca pandemi.

Referensi

databoks (2021) Capai 4,17 Juta, Kasus Covid-19 Indonesia Tertinggi Keempat di Asia. Available at: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/15/capai-417-juta-kasus-covid-19-indonesia-tertinggi-keempat-di-asia (Accessed: 31 Mei 2022)

DataIndonesia.id (2022) Pengguna Media Sosial di Indonesia Capai 191 Juta pada 2022. Available at: https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022 (Accessed: 31 Mei 2022)

Indah, M. F., Hartono, R. and Fadillah, A. (2021) 'Protokol Kesehatan Dalam Menghadapi New Normal Di Kampus', Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas, 6(3), pp. 398--406. doi: 10.31602/jpaiuniska.v6i3.4511.

sehatNegeriku (2022) Kasus Konfirmasi dan Aktif COVID-19 Menunjukkan Tren Penurunan.

Available at: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220310/4839494/kasus-konfirmasi-dan-aktif-covid-19-menunjukkan-tren-penurunan/ (Accessed: 31 Mei 2022)

TEMPO.CO (2022) Antibodi Meningkat, Bukan Jaminan Tak Ada Lonjakan Kasus Covid-19. Availabe at: https://gaya.tempo.co/read/1583859/antibodi-meningkat-bukan-jaminan-tak-ada-lonjakan-kasus-covid-19 (Accessed: 31 Mei 2022)

Yulia, I. (2018) 'OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN SOSIAL DAN KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (Suatu Pendekatan Studi Literature Review)', Hearty, 6(2). doi: 10.32832/hearty.v6i2.1276.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun