Kartun merupakan bagian tak terpisahkan dari masa tumbuh kembang anak. Dengan latar yang berwarna-warni, karakter yang menarik dan alur cerita yang seru tentu sangat menarik minat anak. Menonton kartun tentunya juga memiliki dampak positif dan negatif bagi anak. Dalam artikel ini akan dibahas tentang dampak menonton kartun bagi perkembangan sosial-emosional anak usia dini.Â
Berikut merupakan dampak positif menonton kartun bagi perkembangan sosial-emosional anak:
1. Meningkatkan kecerdasan emosional. Menonton kartun dapat meningkat kecerdasan emosional anak, dengan melihat emosi yang ditunjukkan oleh karakter dalam kartun, seperti sedih, marah, takut, cemas dan bahagia serta bagaimana cara mengendalikan emosi tersebut tentunya dapat membantu anak untuk mengatasi emosi mereka bahkan membantu anak untuk memahami emosi orang lain.Â
2. Memperkenalkan nilai sosial dan moral. Banyak sekali kartun yang memasukkan nilai-nilai sosial dan moral kehidupan seperti kejujuran, persahabatan, dan kerja sama. Misalnya , kartun yang menunjukkan para karakter sedang bermain/belajar bersama, tentunya dapat menstimulasi sifat persahabatan dan kerjasama anak.
3. Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak. Seperti yang kita ketahui kartun dipenuhi dengan fantasi yang dapat merangsang daya imajinitas anak. Seperti yang kita tahu, kartun seringkali membawa dunia fantasi yang penuh warna dan kisah-kisah ajaib. Hal ini bisa merangsang imajinasi anak-anak dan memberi mereka ruang untuk berkreasi dan bermimpi. Lewat karakter yang unik dan petualangan seru, anak-anak terdorong untuk membayangkan dunia yang lebih luas. Imajinasi ini membantu mereka melihat berbagai situasi dengan cara yang sederhana dan menyenangkan, sekaligus memahami emosi dan pengalaman orang lain.Â
Selain dampak positif tersebut terdapat juga dampak negatif menonton kartun bagi perkembangan sosial-emosional anak:Â
1. Menimbulkan ketidakstabilan emosi:Â Terlalu banyak menonton kartun dapat membuat emosi anak tidak stabil. Adegan-adegan yang terlalu emosional tak jarang pula mengandung unsur kekerasan dapat membuat anak merasa cemas, gelisah atau bahkan memicu sifat agresif. Mereka mungkin meniru reaksi berlebihan yang mereka lihat, dan ini bisa memengaruhi cara mereka mengekspresikan emosi sehari-hari.Â
2. Menyebabkan ketergantungan terhadap hiburan audio visual:Â Karena terlalu sering menonton kartun baik di televisi atau pun di gadget dapat menimbulkan sifat ketergantungan atau kecanduan bagi anak. contohnya ketika dibiasakan makan sambil menonton kartun di televisi, anak tidak mau makan jika tidak sambil menonton kartun tersebut. Tentunya hal ini berdampak sangat buruk bagi perkembangan sosial anak.
3. Menghambat interaksi sosial:Â Jika anak menghabiskan waktunya terlalu banyak untuk menonton kartun tentunya waktu anak untuk berinteraksi dengan teman atau keluarganya berkurang. Sehingga dapat menyebabkan kurangnya keterampilan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Bahkan jika dibiarkan terus hal ini dapat berdampak negatif jangka panjang bagi anak. Misalnya anak bisa saja tumbuh menjadi pribadi yang antisosial.
Menonton kartun bisa memberikan pengaruh positif dan negatif pada perkembangan emosi anak usia dini. Di sisi positif, kartun bisa membantu anak memahami emosi, mengenal nilai-nilai sosial, dan memicu imajinasi mereka. Tapi ada juga beberapa dampak yang perlu diwaspadai, seperti potensi anak menjadi emosional tidak stabil, berperilaku agresif, terlalu bergantung pada hiburan visual, atau mengurangi interaksi sosial. Agar kartun memberi dampak yang baik, orang tua perlu memilihkan tayangan yang tepat dan mengatur waktu menonton dengan bijak. Dengan cara ini, anak bisa menikmati tontonan kesukaannya sekaligus mendukung perkembangan sosial dan emosionalnya dengan baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H