Mohon tunggu...
Tiara Aisyah Putri
Tiara Aisyah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Emosi Negatif terhadap Kesehatan Mental dan Fisik: Kasus Polwan Bakar Suami

23 Juli 2024   10:15 Diperbarui: 23 Juli 2024   10:18 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar (https://nairobinews.nation.africa/man-kills-and-buries-81-year-old-father-in-shallow-grave/)

     Emosi negatif dapat terbentuk karena berbagai faktor, antara lain pengalaman hidup, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan kemampuan mengatasi yang buruk. Pengalaman traumatis atau konflik dalam hubungan sosial juga dapat memicu emosi seperti kemarahan, kesedihan, dan kecemasan. Ketidakmampuan mengelola stres secara efektif dapat memperburuk kondisi tersebut, menyebabkan individu menarik diri atau mengabaikan perasaan negatifnya, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan dampak kesehatan mental yang serius.

     Emosi negatif, seperti kemarahan, kesedihan, atau kecemasan, adalah respons yang muncul dari situasi atau rangsangan negatif. Emosi tersebut dapat mempengaruhi perilaku, pikiran dan persepsi seseorang. Pada artikel ini, kami akan menggali lebih dalam hubungan antara emosi negatif dan fisik dan psikologis, serta memberikan pandangan biopsikologis, teori, dan masalah terkait. Biopsikologi Emosi Negatif Emosi memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Stres yang berkepanjangan akibat emosi negatif dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, emosi negatif dapat memicu gejala psikosomatis, dimana keluhan fisik disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis atau mental. Kondisi ini sering ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan masalah kulit

     Teori emosi negatif menekankan pentingnya mengelola emosi untuk kesejahteraan mental dan fisik. Menurut teori, emosi negatif bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kelelahan, hormon seks, dan kepribadian seseorang. Emosi negatif juga bisa disebabkan oleh stres, kurang tidur, dan kenangan menyakitkan. Dalam konteks anak-anak, kemarahan dapat timbul dari perasaan tidak nyaman, sakit hati, dan keinginan yang tidak terpenuhi.

     Isu terkini menunjukkan bahwa emosi negatif dapat berkontribusi terhadap gangguan psikosomatis, dimana keluhan fisik disebabkan atau diperparah oleh faktor psikologis atau mental. Gangguan psikosomatis ini sering kali ditandai dengan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis, seperti sakit kepala dan masalah pencernaan. Selain itu, depresi dan kecemasan, yang sering kali disebabkan oleh emosi negatif yang ditekan, merupakan gangguan mental dengan prevalensi tertinggi di seluruh dunia.

     Artikel Kompas membahas kasus seorang polwan yang membakar suaminya hingga tewas. Kejadian ini diduga merupakan respon atas meningkatnya tekanan dalam rumah tangga mereka. Sang suami yang juga seorang polisi telah menghabiskan tabungannya untuk berjudi online, meninggalkan sang istri tanpa uang yang cukup. Sang istri, yang berada di bawah tekanan ekonomi dan psikologis yang besar, harus mengasuh tiga anak kecil, yang memperburuk konflik dalam hubungan mereka. Kasus ini menyoroti perlunya intervensi segera untuk mengatasi kekerasan dalam rumah tangga, termasuk di lingkungan kepolisian. (Kompas.com 13 Juni 2024. Nama penulis Singgih Wiryono, Ardito Ramadhan)

     Untuk mengelola emosi negatif dan mencegah dampak negatifnya, ada beberapa cara yang bisa diterapkan. Pertama, seseorang harus belajar mengelola emosi dengan baik, termasuk mengekspresikan emosi secara sehat dan tidak menumpuk. Kedua, penting untuk memiliki dukungan sosial yang baik dan berinteraksi dengan orang lain secara positif. Ketiga, seseorang harus belajar mengidentifikasi dan mengatasi penyebab emosi negatif, seperti stres dan kurang tidur. 

Daftar Pustaka

Baiq Adelia Elsa. "Belajar Lebih Dalam Tentang Emosi Negatif 'Marah'."

    PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2022.

Halodoc. "Emosi Manusia: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya." Halodoc,

    2022.

Psikologi UMP. "Peran Emosi Positif Dan Emosi Negatif." Psikologi UMP,

    2022.

Alodokter. "Gangguan Psikosomatik, Ketika Pikiran Menyebabkan Penyakit

    Fisik." Alodokter, 2022.

Herdiana Muktikanti. "Memendam Emosi, apakah Berbahaya?"

    Kemahasiswaan ITB, 2022.

https://nasional.kompas.com/read/2024/06/13/13491981/kasus-polwan-bakar-suami-komnas-perempuan-reaksi-tekanan-dalam-perkawinan

Kelompok 6 :

1.Tiara Aisyah Putri (230802022)

2.Mala Azqiah (230802089)

3.Mila Syaputriayu (230802094) 

Dengan Dosen Pengampu : Puti Febrina Niko, M. Psi, Psikolog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun