Nama : Tiara Aisyah Shafarina
NIM : 43222010036
Jurusan : Akuntansi
Kampus : Universitas Mercu Buana
Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Korupsi merupakan penyalahgunaan kekuasaan publik yang dilakukan seseorang seperti pencucian uang, penerimaan uang illegal diluar konteks pekerjaan (sogok) serta sebagainya untuk laba pribadi. Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak lepas dari perkara korupsi, contohnya seperti perkara korupsi PT Jiwasraya yang memakan kurang lebih lebih asal Rp 5 triliun. Korupsi ternyata memiliki jenis- jenis tersendiri, seperti korupsi politik, korupsi ekonomi, korupsi administratif, dan korupsi judisial. Setiap jenis korupsi mempunyai karakteristiknya sendiri, tetapi semuanya berdampak negatif pada pemerintahan serta rakyat.
Berikut adalah jenis-jenis korupsi menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. Terdapat 7 (tujuh) jenis korupsi di antaranya adalah:
1. Kerugian Finansial
Kerugian keuangan negara terdiri dari dua, yaitu mencari laba melalui cara melawan aturan serta merugikan keuangan negara dan menyalahgunakan jabatan guna mencari keuntungan serta merugikan keuangan negara.
2. Suap-Menyuap
Jenis suap-menyuap merupakan tindakan pemberian atau penerimaan uang yang dilakukan sang pejabat tingkat atas atau pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang kentara bertentangan menggunakan kewajibannya sebagaimana perbedaan aturan formil dan  materiil.
3. Penggelapan pada Jabatan
Jenis penggelapan dalam jabatan ialah tindakan dari seseorang pejabat pemerintah dengan kekuasaan yang dimilikinya melakukan tindakan seperti penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang bukti atau memberikan perintah pada orang lain untuk menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri dalam merugikan negara.
4. Pemerasan
Pemerasan merupakan tindakan yang umumnya dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri dengan cara yang bertolak belakang dengan hukum, seperti memanfaatkan profesinya dengan memaksa orang lain, membayar sesuatu, atau mendapatkan pembayaran menggunakan rabat atau untuk mengerjakan sesuatu untuk keuntungan sendiri.
5. Perbuatan Curang
Jenis korupsi yang satu ini umumnya dilakukan oleh pemborong, pengawas proyek, rekan Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, pengawas rekan Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, yang melakukan kecurangan pada pengadaan atau hadiah barang yang menyebabkan kerugian bagi orang lain terhadap keuangan negara yang bisa membahayakan negara pada saat terjadinya perang. Selain itu, pegawai negeri yang menyerobot tanah negara yang menandatangankan kerugian bagi orang lain pula termasuk pada jenis korupsi ini.
6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
Pengadaan ialah aktivitas yang bertujuan untuk menghadirkan barang/jasa yang diharapkan oleh suatu instansi atau perusahaan. Orang atau badan yang ditunjuk untuk pengadaan barang/jasa ini dipilih setelah melalui proses seleksi yang dianggap dengan tender. Bila terdapat instansi yang bertindak menjadi penyeleksi sekaligus sebagai peserta tender maka itu bisa mengkategorikan menjadi korupsi.
7. Gratifikasi
Jenis korupsi gratifikasi adalah hadiah pemberian  yang diterima oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara serta tidak dilaporkan kepada komisi pemberantasan korupsi (kpk) pada jangka ketika 30 (tiga puluh) hari semenjak diterimanya gratifikasi.
Apakah dalam pencegahan korupsi terdapat hambatan yang menghalangi pencegahan atau pemberantasan korupsi?Â
Dalam upaya pencegahan korupsi tentu ada hambatan yang menghambat aktivitas pencegahan korupsi. kendala pada pemberantasan korupsi dapat diklasifikasikan menjadi berikut:
1. Kendala Struktural, yaitu kendala yang berasal dari praktik-praktik penyelenggaraan negara dan  pemerintahan yang membentuk penanganan tindak pidana korupsi tidak berjalan sesuai dengan rencana. Adapun yang terdapat dari jenis kendala ini seperti egoisme sektoral dan  institusional yang menjurus pada pengajuan dana sebanyak-banyaknya untuk sektor dan instansinya tanpa memperhatikan kebutuhan nasional secara keseluruhan, kurang berfungsinya pengawasan secara efektif,  lemahnya koordinasi antara aparat supervisi dan  aparat penegak aturan, dan  lemahnya sistem pengendalian intern yang mempunyai korelasi positif dengan aneka macam penyimpangan dan  inefesiensi dalam pengelolaan kekayaan negara serta rendahnya kualitas pelayanan publik.
2. Kendala Kultural, yaitu kendala yang bersumber dari norma negatif yang berkembang pada rakyat, yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya , yaitu masih adanya "perilaku sungkan" serta toleran di antara aparatur pemerintah yang dapat menghambat penanganan tindak pidana korupsi, kurang terbukanya pimpinan instansi sebagai akibatnya tak jarang terkesan toleran dan  melindungi pelaku korupsi, campur tangan eksekutif, legislatif serta yudikatif dalam penanganan tindak pidana korupsi, rendahnya komitmen untuk menangani korupsi secara tegas dan  tuntas, serta sikap permisif (tidak peduli) sebagian besar  masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi.
3. Kendala instrumental, yaitu kendala yang berasal dari kurangnya instrumen pendukung pada bentuk peraturan perundang-undangan yang membuat penanganan tindak pidana korupsi tidak berjalan sesuai dengan rencana yang telah diputuskan, yang termasuk dalam gerombolan  ini di antaranya, yaitu masih terdapat peraturan perundang-undangan yang bertolak belakang sebagai akibatnya mengakibatkan tindakan koruptif berupa penggelembungan dana pada lingkungan instansi pemerintah, belum adanya "single identification number" atau suatu identifikasi yang berlaku buat seluruh keperluan warga, yang mampu mengurangi peluang penyalahgunaan oleh setiap anggota rakyat, dan lemahnya penegakan aturan penanganan korupsi, serta tumpulnya penegakan terhadap tindak pidana korupsi.
4. Kendala Manajemen, yaitu kendala yang berasal dari dilalaikan atau dilupakannya dan tidak mengimplementasikan prinsip-prinsip manajemen yang baik seperti komitmen yang tinggi yang dilakukan secara adil, transparan dan  akuntabel yang dimana menghasilkan penanganan tindak pidana korupsi tidak berjalan sesuai dengan rencana yang telah diputuskan, yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya yaitu, kurang komitmennya manajemen (Pemerintah) dalam menindaklanjuti hasil pengawasan, lemahnya koordinasi baik di antara aparat pengawasan maupun antara aparat pengawasan serta aparat penegak aturan, kurangnya dukungan teknologi informasi pada penyelenggaraan pemerintahan, tidak independennya organisasi pengawasan, kurang profesionalnya sebagian besar  aparat pengawasan, kurang adanya dukungan sistem dan  mekanisme pengawasan pada penanganan korupsi, dan  tidak memadainya system kepegawaian di antaranya sistem rekrutmen, rendahnya "honor  formal" PNS, evaluasi kinerja serta reward and punishment.
SIAPA ITU SEMAR?
Dalam upaya pencegahan atau pemberantasan korupsi perlu pemimpin yang tegas di dalam suatu negara khususnya negara Indonesia. Jiwa pemimpin yang tegas, arif dan bijaksana, serta berwibawa sangat diperlukan di Indonesia. Karakter dari seorang pemimpin merupakan kunci penentu dalam keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin tentu harus memiliki rasa asah, asih, asuh, ngopeni (memelihara) dan ngayemi (memakmurkan) agar dapat menciptakan negeri yang makmur, adil, sejahtera, dan sentosa, gemah ripah no jinawi. Sebagai contoh yaitu karakter kearifan lokal di Indonesia yang berasal dari Jawa yaitu wayang yang bernama Semar (dalam bahasa Jawa, yaitu haseming samar-samar) atau dengan nama lengkap Batara Iswara Jurudyah Punta Prasanta Semar. Berikut adalah nama lain semar dan maknanya:
- Semar hseming samar-samar (sang penuntun makna kehidupan).
- Badranaya, yang berarti sifat membangun, menciptakan dan melaksanakan perintah Yang Maha Kuasa demi kesejahteraan setiap umat insan.
- Nayantaka, yaitu wajah pucat pasi seperti layaknya mayat.
- Saronsari, yaitu seluruh tingkah lakunya yang membuat siapapun melihatnya menjadi terpikat.
- Dhudha Manang Munung, yang berarti ia bukanlah laki-laki dan juga bukan perempuan, serta pula bukan bencong.
- Juru Dyah Punta Prasanta, yaitu penjaga atau pelindung (Pamomong) bagi para satria.
- Janggan Smara Santa, yaitu menjadi guru setiap orang yang getol atau suka bertapa, sabar, dan lapang dada akan sesuatu.
- Wong Boga Sampir, artinya manusia yang merdeka lahir dan batin.
- Bojogati, ia adalah pengasuh yang sangat setia dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya,
Wayang Semar diceritakan sebagai pengasuh dan juga sebagai penasihat dari para ksatria dalam persembahan wiracarita Mahabrata serta Ramayana. eksistensi sosok Semar secara simbolis sangat berpengaruh pada suasana kebatinan rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.Â
Semar artinya simbolisasi dari karakter insan (manusia). banyak ajaran dan pelajaran yang dapat digali dari tokoh punakawan ini. Hal ini sesuai dengan ciri orang Jawa yang selalu mengajarkan segala sesuatu secara simbolis, terdapat ungkapan Jawa klasik yang dengan jelas menunjukkan hal tersebut, yaitu "Wong Jawa iku nggoning semu,sinamun ing samudana, sesadone ingadu manis" yang dimana orang Jawa itu tempatnya segala pasemon (perlambang/simbol), segala sesuatunya disamar-samarkan dengan maksud agar tampak indah serta anggun (manis/cantik).Â
Meluapkan marah ialah saru (tidak sopan). perilaku among rasa (menjaga perasaan) sangat krusial terutama dalam menjaga perasaan orang lain (Hadiwijaya, 2010: 23). Semar artinya pengajar dari pandawa yang tampak berwujud buruk  tetapi beliau adalah simbol kebaikan. Sosok ini memiliki kesaktian, kedalaman ilmu serta kearifan jiwa. Beberapa sebutan lain semar artinya saronsari, Ki lurah badranaya, Semar badranaya, nayantaka, puntaprasanta, janggan asmarasanta, bojogati, wong boga sampir dan ismaya menurut (Notopertomo & Jatirahayu, 2012). Pemunculan tokoh Semar dalam pewayangan memuat banyak makna serta ajaran perihal hidup serta kehidupan, termasuk pada dalamnya perihal ajaran menjadi manusia atau pemimpin yg baik.
Berdasarkan hasil studi literatur Setyaputri (2015) menyimpulkan beberapa ciri yang menarik dari diri Semar sebagai berikut.
- Badannya yang bulat merupakan simbol dari bumi, rumah bagi umat insan dan makhluk lainnya.
- Tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya ke belakang. Artinya ialah sebagai sosok tokoh semar yang hendak berkata simbol Sang Maha Tunggal. Sedangkan tangan kirinya berarti berserah penuh serta simbol keilmuan yang netral namun bersimpatik.
- Wajah Semar selalu tersenyum, namun matanya sembab. Hal ini merupakan simbol senang dan sedih.
- Wajahnya yang tua namun potongan rambutnya bermodel kuncung seperti anak kecil, menggambarkan simbol tua dan belia.
- Semar berkelamin laki-laki, akan tetapi mempunyai payudara layaknya perempuan, menggambarkan simbol laki-laki dan perempuan.
- Ia adalah penjelmaan dari dewa namun hidup sebagai rakyat tingkat bawah dan posturnya yang terlihat berdiri dan jongkok, menggambarkan simbol atasan dan bawahan, bersatunya yang profan dan yang sakral, manunggaling kawula lan gusti.
- Rambut semar "kuncung" (jarwadasa=pribahasa dalam jawa kuno) artinya yaitu hendak mengatakan akuning sang kuncung, sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai pelayan yang melayani umat, tanpa berharap imbalan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan sabda Yang Maha Kuasa.
- Semar berjalan menghadap ke atas yang berarti dalam perjalanan anak insan sebagai perwujudannya ia memberikan teladan atau panutan agar selalu memandang ke atas (Sang Kuasa).
- Kain Batik Kawung yang dipakai Semar mendeskripsikan sebagai seorang pemimpin yang dapat mengendalikan hawa nafsu serta menjaga hati supaya menimbulkan rasa keseimbangan (adil) dalam tindakan dan sifat kehidupan setiap insan.
- Kentut Semar merupakan tanda kekuatan atau sebagai senapan yang ada pada diri setiap insan, yang bersumber langsung dari pribadi insan itu sendiri dan bukan sesuatu yang diciptakan orang lain untuk melindungi dirinya. Berdasarkan kajian teoretik, kentut Semar ini merupakan wujud dari suara rakyat yang dapat diserukan kepada para pemimpin. Namun, dapat disimpulkan sebagai potensi diri individu yang bersumber langsung dari dalam diri, dimana potensi diri ini dapat digunakan sebagai "senjata" untuk mengatasi permsalahan hidup.
- Ucapan spesial Semar yaitu mbergegeg ugeg-ugeg, hmel-hmel, sak ndulit langgeng yang dapat dimaknai daripada diam (mbergegeg), lebih baik berusaha untuk lepas (ugeg-ugeg) dan mencari makan (hmel-hmel), walaupun hasilnya sedikit (sak ndulit), tapi akan terasa abadi (langgeng) (Hermawan, 2013).
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa ajaran budi pekerti yang berasal dari sosok Semar. Ajaran budi pekerti yang dapat diambil dari ciri khas Semar tersebut antara lain:
- Selalu sadar, bersyukur dan melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa.
- Dalam kehidupan ada kalanya melakukan hal yang dapat berguna atau bermanfaat untuk orang-orang disekitar kita.
- Jangan menilai seseorang melalui fisiknya, yang tampak kurang menarik atau jahat belum tentu jahat, dan yang tampak polos nan baik belum tentu sebenarnya baik bisa jadi dia adalah manipulator yang handal.
- Jangan mudah terpesona akan sesuatu, jangan mudah putus asa, dan jangan lemah dalam menghadapi kehidupan.
- Jangan terlalu bangga terhadap kemampuan diri sebab di atas langit masih ada langit. Seseorang yang sombong akan kekuasaan membuat ia lupa bahwa ada seseorang yang jauh lebih berkuasa daripada dirinya.
- Menjadi pribadi yang setia, tulus dan ikhlas dalam pengabdian baik kepada suatu instansi ataupun orang tua.
- Berwibawalah tanpa mengandalkan kekuasaan atau kekayaan yang kita miliki.
- Menanamkan dalam pikiran bahwa semua derajat setiap orang adalah sama.
- Menciptakan perilaku yang adil dan tidak memihak siapapun dalam masalah yang cukup serius.
- Senantiasa berupaya untuk memperdalam dan meningkatkan potensi diri jangan mengandalkan orang lain dalam hidup karena yang dapat menolong kita tentu hanyalah diri sendiri.
- Terus bekerja keras dan pantang menyerah dalam menjalani ujian dalam hidup.
Berdasarkan teori Suyanto (2013) mengatakan bahwa tokoh-tokoh dalam pertunjukan wayang pada umumnya mengandung norma-norma budi pekerti,namun juga terdapat tokoh-tokoh yang secara spesifik memberikan pendidikan budi pekerti. Selain itu menurut teori Maharsi (1999:1) mengemukakan bahwa seseorang yang menonton persembahan wayang bukan hanya sekedar untuk mencari hiburan dimasa penat, karena pertunjukan wayang mengandung norma-norma ritual yang sangat dalam dan dapat diwujudkan dalam kehidupan, yang merupakan media bagi orang Jawa untuk berkomunikasi dengan kehidupannya. Menurut teori dari dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pertunjukan wayang sangat bermanfaat dan sangat menggambarkan kehidupan manusia pada setiap zaman, serta karakter wayang juga sangat mendeskripsikan karakter-karakter dari setiap manusia, salah satunya yaitu karakter Semar yang dimana ia adalah seorang pemimpin yang baik. Hal ini tentu sangat berhubungan dengan masalah upaya pencegahan korupsi di Indonesia karena setiap adanya masalah yang terjadi di suatu negara diperlukan suatu pemimpin yang bijak.
Menurut filosofi kepemimpinan dari karakter Semar, yaitu:
- Asal-Usul Semar
Keturunan yang kuasa namun tidak pernah sombong atas keturunan dan asal-usulnya. Beliau justru memilih peran menjadi manusia kelas bawah, namun tetap berwibawa semestinya kelas atas.
- Kuncung Putih
Kuncung umumnya untuk anak anak, rona putih menjadi wujud orang tua. seseorang pemimpin harusnya tua (luas serta dalam) pandangan serta pikirannya, tetapi bijaksana dalam memberikan pandangan tuanya itu. Pemimpin wajib  selalu bijaksana pada semua golongan masyarakat baik golongan tua, belia bahkan anak-anak.
- Muka tengadah
Pandangan selalu jauh kedepan, jikalau berjalan Semar memandang keatas menjadi simbol bahwa seseorang pemimpin harus mempunyai optimisme yang tinggi, jangan takut akan kegagalan serta kesadaran akan adanya kekuatan yang menentukan dari Sang Kuasa sehingga harus selalu mengingat dan memohon petunjuknya.
- Mata dan Bibir
Mata Semar seperti menangis namun bibirnya nampak terus tersenyum, itu artinya seseorang pemimpin harus selalu memberikan perhatian pada rakyatnya, mudah berempati terhadap kemalangan yang sedang ditimpa rakyatnya. seorang pemimpin harus selalu tampil tersenyum, guna memberikan penyejuk dan menghibur rakyatnya yang sedang kesusahan, tidak menampakkan kekhawatiran serta kecemasan dalam hatinya, walaupun nyatanya ia sedang gundah. Seseorang pemimpin harus melihat dari dua kondisi, yaitu dari sudut pandang masyarakat dan sudut pandang kekuasaan. Mulut yang sangat tipis juga bisa dipahami bahwa pemimpin haruslah pintar serta cakap dalam berbicara, pintar memberikan inspirasi serta gagasannya.
- Hidung yang Membulat Kecil namun Tidak Pesek (Sunthi)
Seorang pemimpin harus tajam akan indera penciumannya, yang artinya seorang pemimpin mampu mengetahui aneka macam tanda-tanda serta duduk perkara yang dihadapi oleh rakyatnya.
- Kuping Semar
Semar memakai anting ombok abang (cabai merah) memberikan sudut pandang bahwa seorang pemimpin harus selalu siap mendengarkan dan menerima seluruh keluh kesah rakyatnya, menerima saran serta kritik berasal siapapun, dan siap mendapatkan kritikan setajam apapun (tak anti kritik).
- Badan Bunder Seser (Ngropoh)
Seorang pemimpin harus memiliki tekad yang kuat, cita-cita yang kuat (gede atinelan mantep ciptane), dengan tingkah laku yang memikat. Pemimpin tidak melihat suatu usulan datang dari mana, melainkan bagaimana mempertimbangkan dan menjalankan usulan yang baik demi kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya.
- Pocong Dhagelan
Pemimpin harus mikul dhuwur mendhem jero (tindakan yang menjunjung tinggi kemuliaan orang lain dan tidak menceritakan kejelekan atau aib seseorang kepada siapapun), menghargai jasa siapapun. Segala yang buruk diletakkan dibelakang dan tidak untuk diumbar-umbar atau dipertontonkan kepada siapapun.
- Pakaian Kampuh Poleng (pola kotak-kotak sederhana)
Seorang pemimpin harus bisa mengendalikan hawa nafsunya, mengutamakan terlebih dahulu kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadinya. Seorang Pemimpin harus lebih menghormati golongan rakyat jelata dibandingkan golongan atas maupun kaum borjuis (orang kaya).
- Posisi Semar jongkok sekaligus berdiri
Seorang pemimpin harus selalu siap melayani dan ada untuk rakyatnya, menjaga kedekatan dengan masyarakat, berperan ganda sebagai majikan sekaligus pelayan. Pemimpin adalah bojoganti, pelayan yang selalu setia, dan bertanggung jawab pada kewajibannya.
Mengapa korupsi dapat terjadi? Mengapa seseorang berani untuk melakukan korupsi, berikut beberapa faktor-faktor penyebab korupsi menurut teori para ahli, yaitu:
- Gone Theory
Jack Bologne mengemukakan bahwa faktor penyebab korupsi artinya keserakahan (greedy), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needy), dan pengungkapan (Expose). Keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan menggunakan individu pelaku korupsi. menggunakan adanya tekanan dari kebutuhan dan kesempatan yang ada maka muncul tindakan atau ungkapan yang dilakukan sang pelaku kecurangan. Tindakan yang sudah diperbuat tadi akan mendapati konsekuensi yang merugikan bagi rakyat serta pemerintahan. salah satu konsekuensi primer dari korupsi adalah hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah serta institusi. saat masyarakat kehilangan kepercayaan, dampaknya dapat meluas sampai ke sektor ekonomi. Korupsi juga merugikan pembangunan ekonomi suatu negara dengan mengganggu investasi asing, memperburuk ketimpangan pendapatan, dan mengurangi kualitas layanan publik. Selain itu, korupsi juga mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi negara dan rakyat.
- Teori CDMA
Berdasarkan teori Robert Klitgaard (2005:29), tindak kejahatan korupsi diformulasikan menjadi berikut:
Corruption = Directionary + Monopoly -- Accountability
Hal ini berarti tindakan korupsi terjadi sebab adanya faktor kekuasaan serta monopoli yang tidak diserasikan dengan akuntabilitas.
- Teori Solidaritas Sosial
Teori ini dikemukakan oleh Emile Durkehim (1858-1917). Teori ini memandang bahwa tabiat insan sebenarnya bersifat pasif dan tindakan diambil penuh oleh masyarakatnya.
Selain teori-teori menurut para pakar yang telah dijelaskan di atas terdapat juga faktor-faktor asal internal seperti sifat tamak atau rakus akan hasrat, moral yang kurang bertenaga atau tidak bisa menahan keinginan/nafsu atas kekayaan semata, dan gaya hidup yang boros/konsumtif dapat mengungkapkan bahwa korupsi terjadi sebab adanya hal tersebut.
Faktor-faktor eksternal juga menjadi alasan mengapa korupsi dapat terjadi seperti masyarakat yang kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah jika mereka aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi, kepentingan politis (meraih dan mempertahankan kekuasaan yang dimiliki) juga menjadi salah satu alasan mengapa korupsi dapat terjadi, kemudian dengan kurangnya sikap keteladanan pimpinan, tidak adanya budaya organisasi yang benar, serta lemahnya sistem pengendalian manajemen juga menjadi salah satu faktor mengapa korupsi di suatu negara khususnya di Indonesia dapat terjadi. Seperti yang sudah dijelaskan dalam faktor-faktor yang menyebabkan korupsi di Indonesia, dalam point kurangnya sikap keteladanan pimpinan perlu dibahas lanjut. Hal ini dikarenakan terdapat karakter kearifan lokal di Indonesia yaitu wayang Semar cukup memiliki watak yang patut dicontoh untuk pemimpin di Indonesia.
BAGAIMANA GAYA KEPEMIMPINAN DARI TOKOH SEMAR?
Semar adalah tokoh seseorang yang lucu tetapi berjiwa pemimpin yang dari berasal Jawa. Gaya kepemimpinan yang cocok asal watak karakter semar, yaitu Situational Leadership (kepemimpinan situasional) yang dimana pemimpin memiliki sifat sifat sebagai berikut:
- Bersifat adil, dalam aktivitas suatu organisasi, rasa kebersamaan diantara para anggota artinya mutlak, karena rasa kebersamaan pada hakikatnya adalah pencerminan daripada konvensi antar para bawahan maupun antara pemimpin dengan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
- Memberi sugesti, pada rangka kepemimpinan, sugesti adalah imbas yang mampu menggerakkan hati orang lain dan  sugesti memiliki peranan yang sangat penting didalam memelihara serta membina harga diri serta rasa pengabdian , partisipasi, dan  rasa kebersamaan diantara para bawahan.
- Mendukung tujuan, tercapainya tujuan organisasi tidak secara otomatis terbentuk, melainkan harus didukung oleh adanya kepemimpinan. Maka dari itu, supaya setiap organisasi dapat efektif dalam arti bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka setiap tujuan yang ingin dicapai perlu disesuaikan dan dievaluasi dengan keadaan organisasi dan  memungkinkan para bawahan untuk bekerjasama.
- Katalisator, yaitu dimana seseorang pemimpin dikatakan berperan menjadi katalisator, jika pemimpin itu selalu dapat meningkatkan segala sumber daya insan yang ada, berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat serta daya kerja cepat semaksimal mungkin.
- Membentuk rasa aman, setiap pemimpin berkewajiban membangun rasa aman bagi para bawahannya. Serta ini hanya bisa dilaksanakan jika setiap pemimpin mampu memelihara hal-hal yang positif, perilaku optimism di dalam menghadapi segala konflik, sehingga pada melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kehawatiran, merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
- Pusat pencerahan, seorang pemimpin secara harfiah ialah pusat semangat bagi para rakyatnya. oleh karena itu, setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para rakyatnya sehingga rakyat menerima serta memahami tujuan suatu instansi dengan antusias serta bekerja secara efektif keara tercapainya tujuan dari suatu instansi.
- Bersikap menghargai, setiap orang pada umumnya menghendaki adanya pengakuan dan  penghargaan diri pada orang lain.Sifat kepemimpinan tersebut merupakan gaya kepemimpinan yang cocok untuk semar, hal ini dikarenakan Semar merupakan sosok yang tidak berharap imbalan apapun atas kebaikan atau kenikmatan yang telah ia punya atau Tadah (Hanya Tuhan) ia akan mensyukuri segala sesuatu yang ia punya dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Selain itu, ia juga memiliki sifat Pradah dimana pemimpin harus memimpin rakyatnya dengan ikhlas dan tidak serakah. Seorang pemimpin juga harus memiliki sifat Punakawan (berhati dan mempunyai visi yang jernih), contohnya seperti pemimpin perusahaan yang menjual seluruh hartanya untuk modal perusahaan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dari segala ancaman. Selalu ingat (eling) juga termasuk sifat semar yang dapat dicontoh sebagai seorang pemimpin, selalu ingat akan konsekuensi yang didapatkan jika melakukan korupsi/kecurangan. Waspada (Waspodo) selalu berhati-hati, teliti, jangan gegabah dalam hal mengambil suatu keputusan atau tindakan, selalu berhati-hati jangan melakukan kecurangan/korupsi. Selain itu jangan mentang-mentang (ojo dumeh) jangan karena mempunyai kekuasaan atas jabatan lalu menyalahgunakan jabatan tersebut dan mengambil hak orang atau rakyatnya (korupsi). Jadilah pemimpin yang selalu rendah hati seperti sosok Semar pemimpin yang tidak serakah dan selalu ingat bahwa setiap apa yang dilakukan selalu ada konsekuensi diakhirnya.
BAGAIMANA VISI-MISI DARI KARAKTER SEMAR
Berikut adalah visi-misi yang dapat seorang pemimpin contoh dari karakter semar:
- Visi Semar:
- Sebagai pelindung dan  penasihat bagi kebaikan serta keseimbangan pada alam semesta. Memastikan kedamaian, keadilan, serta harmoni di antara aneka macam entitas.
- Misi Semar:
- Memberikan Kebijaksanaan, sebagai penasihat, Semar mempunyai misi untuk memberikan kebijaksanaan dan  petuah  yang bijak pada para pemimpin serta tokoh dalam pewayangan. Tujuannya ialah untuk membantu mereka membentuk keputusan yang baik serta mengarahkan rakyat ke arah yang lurus.
- Melindungi Kesejahteraan, semar memiliki misi untuk melindungi kesejahteraan rakyat serta individu. beliau siap membantu mereka yang menghadapi kesulitan dan  menyampaikan dukungan moral dalam menghadapi cobaan hidup.
- Mengajarkan Nilai-nilai Moral, sebagai tokoh yang dihormati, Semar memiliki misi untuk mengajarkan nilai-nilai moral serta etika kepada warga . Melalui ceritanya, dia menyampaikan pelajaran perihal kebaikan, keadilan, dan  tanggung jawab.
- Mendorong Kerja Sama serta Persatuan, salah satu misi Semar ialah mendorong kerja sama dan  persatuan di antara berbagai kelompok dan  golongan. beliau ingin melihat rakyat bekerja sama untuk mencapai kebaikan bersama dan mengatasi perbedaan.
- Menggunakan Humor untuk Mencerahkan Suasana,selain itu misi Semar bisa diinterpretasikan sebagai penggunaan humor untuk mencerahkan suasana. Ini dapat membentuk lingkungan yang positif serta membantu orang mengatasi kesulitan dengan sikap yang lebih merakyat.
Seorang pemimpin yang memiliki karakter tersebut dapat meminimalisir atau mencegah adanya tindakan korupsi. Hal ini dikarenakan selalu ingat dan waspada seperti karakter semar. Lalu bagaimana upaya pencegahan korupsi dari ide yang didapatkan yang berasal dari karakter Semar?
Meskipun pemahaman ini bersifat interpretatif dan  bersumber berasal karakter mitologis, inspirasi-ilham ini bisa menyampaikan ide untuk berbagi taktik pencegahan korupsi yang berbasis pada nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, dan  kepedulian terhadap kesejahteraan bersama.Meskipun tokoh Semar merupakan tokoh mitologis dan  tidak secara eksplisit terkait dengan isu korupsi dalam konteks pewayangan, kita bisa mengambil ide dari ciri dan  ajaran Semar untuk membayangkan upaya pencegahan korupsi. Berikut ialah beberapa konsep yang dapat dikaitkan menggunakan upaya pencegahan korupsi sesuai karakter Semar:
- Kepemimpinan yang amanah serta Transparan:
Semar bisa dianggap menjadi simbol kepemimpinan yang amanah dan  transparan. Pemimpin yang mengikuti jejak Semar akan berusaha untuk menyampaikan berita yang jelas serta terbuka kepada rakyat, sehingga tindakan korupsi sulit untuk terjadi.
- Nilai keseimbangan serta Keadilan:
Sebagai tokoh yg menjaga keseimbangan dan  keadilan, Semar dapat menjadi ide buat pemimpin yang memprioritaskan keadilan pada pengambilan keputusan. Upaya pencegahan korupsi bisa dilakukan menggunakan memastikan adanya distribusi sumber daya yang adil dan  merata.
- Komitmen terhadap Kesejahteraan beserta:
Semar sering dihubungkan dengan perilaku pelayanan serta kepedulian terhadap kesejahteraan bersama. Pemimpin yang memiliki komitmen terhadap kesejahteraan masyarakat akan cenderung menghindari tindakan korupsi yang merugikan banyak orang.
- Pendidikan dan  pencerahan:
Upaya pencegahan korupsi dapat melibatkan pendidikan serta peningkatan pencerahan. Semar, menjadi tokoh yang memberikan petuah , bisa dijadikan ide untuk kampanye pendidikan anti-korupsi yang melibatkan rakyat.
- Mendorong Kejujuran serta Integritas:
Semar dapat disebut sebagai contoh integritas serta kejujuran. Pemimpin yang ingin mengikuti jejak Semar akan mendorong budaya kejujuran di lingkungan kerja serta masyarakatnya.
- Melibatkan rakyat dalam Pengambilan Keputusan:
Mengikutsertakan rakyat dalam proses pengambilan keputusan dapat sebagai cara untuk mencegah korupsi. Semar, menjadi sosok yang melibatkan banyak pihak dalam ceritanya, bisa menjadi pandangan baru buat kepemimpinan partisipatif.
- Menggunakan Kekuasaan menggunakan Bijaksana:
Semar, meskipun mempunyai kekuatan, memakai kekuasaannya dengan bijaksana. Pemimpin yang bijaksana akan berusaha memastikan bahwa kekuasaannya tidak disalahgunakan buat kepentingan eksklusif atau kelompok eksklusif.
Meskipun pemahaman ini bersifat interpretatif serta bersumber dari karakter mitologis, inspirasi-inspirasi ini dapat memberikan inspirasi buat menyebarkan taktik pencegahan korupsi yang berbasis pada nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, serta kepedulian terhadap kesejahteraan bersama.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari topik tersebut adalah sebagai seorang pemimpin ada kalanya harus selalu ingat denga napa yang ia pimpin dan ia lakukan jangan semena-mena atas kekuasaan yang dimilikinya. Sementara itu, korupsi merupakan tindakan yang tercela serta merugikan masyarakat, atas keserakahan yang manusia miliki maka terjadilah tindakan korupsi. Dalam pembahasan tersebut karakter seorang pemimpin yang baik dapat dideskripsikan oleh karakter kearifan lokal di Indonesia yang berasal dari Jawa yaitu Wayang Semar. Ia memiliki karakter seorang pemimpin yang berjiwa rendah hati, selalu ingat (eling), yaitu selalu ingat akan konsekuensi yang terjadi jika melakukan tindakan korupsi dan ingat bahwa harta bukanlah segalanya, dan juga ikhlas (Pradah) ikhlas akan segala hal yang ia pimpin tanpa berharap imbalan. Seorang pemimpin yang mempunyai karakter seperti sosok Semar tersebut dapat mencegah adanya tindakan korupsi khusunya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Wulandari, Dinie Anggraeni Dewi. (2021). IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA: KPK SEBAGAI UPAYA MENGATASI KASUS KORUPSI DI INDONESIA. EDUMASPUL , 565-579.
Nurhadi Siswanto. (2019). Filosofi Kepemimpinan Semar. Program Studi Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa.
Ola Rongan Wilhemus. (2018). JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik. KORUPSI: TEORI, FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN PENANGANANNYA.
Salma Miftakhul Jannah, Agus Satmoko Adi. (2023). Penguatan Pendidikan Anti Korupsi Terhadap Generasi Z Sebagai Upaya Mewujudkan. Pendidikan Anti Korupsi terhadap Generasi Z.
Wicipto Setiadi. (2018). Penyebab, Bahaya, Hambatan dan Upaya Pemberantasan, Serta Regulasi. KORUPSI DI INDONESIA.
Yuniar Setyaputri, Nora Yuanita Dwi Krisphianti, MPdRosalia Dewi Nawantara, MPd. (2020). BADRANAYA (Media Inovatif Kultural untuk Memperdalam Karakter Adil Calon Konselor . Purwodadi: CV. SARNU UNTUNG.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI