Seperti yang sudah-sudah,
Serasa kemarin atau satu dasa warsa yang lalu,
jarimu membasahi kuas ekor kuda,
“Apakah engkau seorang seniman?”tanya seseorang.
Jawaban tak terudar di langit lazuardi.
Hanya ada jilatan kuas di kanvas,
Mengundang kupu-kupu dan rama-rama,
Ramai berebut kusuma pada celupan madu warna,
Pada lukisan yang menjelma cemerlang dalam spektrum,
Namun sesuram dasar sungai sebelum tetibamu,
Atas nama kesabaran palet-palet di tanganmu.
Dan aku terjebak dalam diam,
Di sudut salah satu bidang persegi kamar hatimu,
Terpana memandang sapuan pelangi penuh janji,
Bahwa kau 'kan menatapku kembali esok pagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H