Pada saat adanya pandemic Covid-19 penghasilan Ibu Onih jauh mengalami penurunan, bahkan pernah dalam sehari Ibu Onih tidak mendapatkan seorangpun pembeli, sehingga tidak ada penghasilan yang didapat oleh Ibu Onih. Namun, pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga terus berjalan.
Berikut rincian pengeluaran rutin per bulan Ibu Onih. Untuk beras Rp 360.000,-, untuk lauk pauk Rp 300.000,-, listrik Rp 110.000,-, untuk tabung gAs Rp 54.000,-, biaya pendidikan anak Rp 50.000,-, untuk transportasi (bensin) Rp 150.000,-, dan untuk pulsa Hp Rp 100.000,-
Keluarga Ibu Onih menggunakan air sumur untuk mandi dan mencuci pakaian, sedangkan untuk air minum biasanya Ibu Onih merebus terlebih dahulu air sumur tersebut agar dapat dikonsumsi.
Selain itu, rumah yang Ibu Onih tinggali bersama keluarga merupakan rumah miliki pribadi sehingga tidak memerlukan pengeluaran untuk membayar sewa rumah.Â
Pendapatan yang ibu Onih dapatkan lebih sedikit dengan pengeluaran yang jauh lebih besar, oleh sebab itu Ibu Onih biasanya mendapatkan kiriman sejumlah uang dari anak-anaknya yang telah bekerja untuk membantu menutupi kekurangan.
Selain itu, Ibu Onih memproduksi makanan untuk dijual seperti pentol kuah yang beliau jual di warungnya tersebut. Ibu Onih juga mengubah pola konsumsinya, seperti mengurangi porsi makan dan makan seadanya.
Selama adanya pandemic Covid-19, Ibu Onih hanya mendapatkan bantuan langsung tunai dari pemerintah desa sebesar Rp 600.000,-, hal ini cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Â
Ibu Onih juga melaksanakan protokol kesehatan yang dihimbau pemerintah seperti apabila keluar rumah menggunakan masker, selalu mencuci tangan, bahkan Ibu Onih menyediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun pembersih tangan didepan warungnya, selain itu beliau juga melakukan jaga jarak (tidak mendekati kerumunan) dan tetap berada dirumah.
2. Responden Kedua