Mohon tunggu...
Tiara
Tiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Tanjungpura

bermula dari sesuatu yang kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiba Saatnya

10 Juli 2018   11:44 Diperbarui: 10 Juli 2018   11:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama berbulan-bulan  di kota rantauan, selama bulan puasa disana, sahur sendiri, berbuka puasa sendiri, apa apa sendiri akhirnya yang ditunggu pun tiba, dimana hari aku balik kampung. Perasaan ini sangat bahagia, dan susah di ungkapkan dengan kata2.

Hari ini aku pulang, dengan menaiki kendaraan bermotor, aku yang duduk dibelakang di bonceng oleh pahlawan keluarga ku, ya Bapak. Ia rela jauh-jauh dari kampugn ke kota rantauan ku hanya untuk menjemputku, dan sampai2 ia meng cancel kegiatan nya.

Kampung halaman ku berada di Dusun Sejamban, Desa buluh Kuning, kec.sepauk, Kab.Sintang. jika dari kota rantauan ku (Pontianak) lama perjalanan sekitar 7-8 jam yang melintasi pepohonan yang lebat, sungai yang berada di samping jalan, dan pemandangan indah lainnya. 

Selama di jalan aku sangat menikmati perjalanan ku, banyak pepohonan yang kulihat, bukit2 yang hijau, dengan embun pagi yang menyelimutinya bagaikan sepertiawan putih. Masya Allah " Maka nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan" (QS. Ar-Rahman : 13). Kuhirup udara pagi kala itu sangatlah menyegarkan. Selain itu, selama perjalaan kami disuguhi pemandangan nan cantic yaitu bukit yang hijau dengan pepohonan yang banyak dan dibawahnya terdapat bentangan sungai yang air nya biru dan itu menandanakan betapa jernih nya air itu.

Namun sangat disayangkan , ada bebrapa tempat yang pepohonan habis di bakar, ditebang oleh orang tak bertanggung jawb, ntah apa maksudnya mereka melakukan ini pada lahan perbukitan, yang ku khawatirkan ulah mereka nantinya dapat menjadimasalah besar, seperti terjadinya longsor yang akan menutup jalan sehingga akses jalan terputus, selain itu juga dapat menyebabkan polusi udara yang akan mengganggu kesehatan.

Setelah berjam-jam di perjalanan akhirr nya  aku sampai dirumah dan langsung di sambut oleh Ibu ku.. Ya Allah betapa rindu nya aku dengan wanita tua ini. Ibu lalu mengajak ku mengobrol dengan ekspresi nya yang gembira tu menandakan bahwa ia memang merindukan kedatangan anaknya. Aku sangat merindukan moment ini ynag tak bisa ku rasakn di kota rantauan.

Pesan dari cerita saya diatas ialah sayangilah bumi ini jangan lah membuat kerusakan pada bumi ini, bila kita melakukan kerusakan maka dampaknya akan kepada kita, dan sebaliknya bila kita sayangi dan menjaga bumi ini, maka alam pun akan memberikan pengaruh positif pada kita.  

Nikmati setiap moment bersama keluarga di rumah, jangan sampai di sia siakan, karena kita akan menyesal pada saat sudah balik ke kota rantauan. Sayangi orangtua, mereka yang rela kera keras untuk anaknya sampai rela pinjam sana sini agar bisa meihat anaknya tersenyuum, maka dari itu tugas kita sebagai anak rantauan adalah terus belajar, cetak prestasi2 yang baik dan positif, banggakan orangtua. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun