Manusia dalam kehidupan sehari-hari, ketika bersosialisasi dengan sesama kerap kali mengalami benturan atau gesekan antar sifat dan/atau sikap satu sama lainnya.Â
Perbedaan pendapat dengan keluarga, teman, rekan kerja, dan orang asing sekali pun pasti akan dialami dan terjadi dalam kehidupan.Â
Banyak hal yang menjadi penyebab mengapa seseorang dapat mengalami perasaan-perasaan yang "berbeda" dengan orang lain, karena sejatinya setiap manusia akan selalu memiliki perbedaan.Â
Namun dalam hal ini, suatu perbedaan dapat menimbulkan perasaan ketidak-sukaan atau perasaan tidak senang melihat orang lain lebih maju atau lebih unggul dibanding dirinya sendiri.Â
Sejauh ini sering bukan hal tersebut terjadi di sekitar kita? Perasaan atau sikap demikian dapat dikategorikan sebagai fenomena yang bernama "Crab Mentality" (mental kepiting).
Crab Mentality merupakan suatu sikap yang juga dapat ditunjukkan melalui perilaku, yang memperlihatkan bahwa seseorang memiliki rasa tidak senang, merasa iri terhadap keunggulan atau kesuksesan orang lain yang lebih dari dirinya.Â
Dari fenomena Crab Mentality ini, seseorang dapat melakukan berbagai cara untuk menghalangi kesuksesan(keberhasilan) orang lain, mungkin salah satunya dengan melakukan cara apapun agar dirinya terlihat lebih unggul.
Sikap Crab Mentality diantaranya dapat dimulai dari perasaan atau jiwa kompetitif yang dimiliki oleh seseorang (individu). Sikap kompetitif ini merupakan naluri alamiah positif yang terdapat dalam jiwa manusia, terlebih lagi ketika dalam sebuah kelompok yang harus menunjukkan kebisaan atau keunggulannya.Â
Akan tetapi, apabila seseorang tidak bisa mengelola sikap tersebut dengan baik kemudian dirasakan dan diekspresikan secara berlebihan, hal tersebut akan berdampak buruk. Karena dengan dimulai dari munculnya rasa iri hati, akan berdampak pada keinginan dan perilaku untuk menjatuhkan yang dianggap "kompetitor". Padahal, hal demikian dapat merugikan dirinya sendiri (pelaku fenomena Crab Mentality) dan juga orang lain yang dianggapnya sebagai lawan yang berpotensi menjadi korban.
Ciri-ciri Crab Mentality yang sering terjadi dan ditemui di sekitar kita:
- Merasa iri melihat orang lain berhasil atau dapat meraih cita-citanya.
- Memiliki prasangka negatif ketika orang lain berhasil meraih kesuksesan.
- Memiliki jiwa kompetitif yang berlebihan sehingga beperilaku untuk menjatuhkan.
- Memiliki pola pikir bahwa ‘jika saya tidak bisa, maka seharusnya Anda juga tidak bisa’.
- Merasa bahwa keberhasilan yang diraih oleh orang lain didapat dari sebuah keberuntungan atau privilege, bukan hasil dari usahanya sendiri.
- Bersikap senang meremehkan usaha orang lain dalam mencapai kesuksesan.
- Selalu melakukan komparasi atau membandingkan apapun yang diceritakan atau didapatkan orang lain, bahkan langsung disampaikan kepada orang yang bersangkutan.
- dsb.
Lalu kenapa fenomena ini disebut dengan Crab Mentality? Hal ini dikarenakan Kepiting dipandang sebagai icon yang dapat menggambarkan perilakunya, yang ketika berada pada suatu wadah Kepiting akan berupaya untuk naik ke permukaan dengan cara menaiki tubuh Kepiting lainnya untuk keluar dari wadah tersebut dan naik ke permukaan. Hal tersebut dapat dilihat menjadi sebuah contoh dari perilaku seseorang yang ingin naik atau maju tetapi dengan cara menjatuhkan temannya agar telihat lebih unggul.
Bagaimana cara untuk mengatasi Crab Mentality? Dapat dilakukan dengan kiat-kiat positif yang dilakukan oleh individu, diantaranya:
- Menggali potensi dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri
- Selalu berpikir positif dan fokus akan tujuan
- Tidak mudah putus asa saat menemui kegagalan
- Belajar dari kesalahan
- Mencari lingkungan atau kelompok yang membawa dampak positif (menghindari lingkungan toxic)
- Melakukan hobi atau kegemaran yang dimiliki
- Tidak membandingkan kemampuan dan kesuksesan dengan orang lain
- Mensyukuri apapun yang dimiliki dan didapatkan
- dsb.
Jadi kita boleh unggul, boleh sukses dan berhasil, bahkan harus mencapai hal-hal positif tersebut. Akan tetapi dengan cara persaingan yang sehat dan tidak menjatuhkan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H