Oleh: Tiara Agusta Sari, S.Pd. GrÂ
SDN 07 Kota Alam
Calon Guru Penggerak Angkatan 10Â
Kabupaten lampung Utara
Lampung
Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu bentuk tugas Pendidikan calon guru penggerak yang ditulis secara rutin setiap dua minggu sekali. Jurnal dwi mingguan ini adalah tulisan hasil proses belajar yang saya alami, saya dapatkan dan saya aplikasikan guna menunjang tugas sebagai pendidik. Jurnal refleksi ini dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis
Penulisan jurnal ini menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup:Â
1). Fact, 2). Feeling, 3). Findings, dan 4). Future (4F).Â
Yang diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa, 2. Perasaan, 3. Pembelajaran, dan 4. Penerapan).Â
Berikut ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 10 dua minggu ini:
1. Fact (Peristiwa)
Ketika mengecek hasil pengumuman pada laman SIM PKB... Alhamdulillah, ucapan syukur kepada Allah SWT, karena atas karuniaNya saya bisa sampai ditahap Pelatihan Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10. Pada hari senin tanggal 25 Desember 2023 surat dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tehnologi, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan turun dan menyatakan saya "lulus seleksi CGP tahap 2". Tentu bukan hal yang mudah menjadi salah satu dari 37.025 orang yang dinyatakan lulus dan dari 59.456 orang pendaftar Calon Guru Penggerak Angkatan 10. Bagi saya ini adalah suatu kebanggan serta suatu pencapaian baik untuk saya pribadi. Namun demikian kelulusan ini menjadi tantangan bagi saya untuk dapat mengikuti serta menyelesaikan seluruh proses pendidikan guru penggerak selama 6 bulan ke depan.
Setelah dinyatakan lulus, ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak terkait tindak lanjut dari program ini. Sebelum dimulai Pendidikan guru penggerak ini para CGP diminta untuk mengunduh dan menandatangani pakta integritas bermeterai dan harus diupload mulai dari tanggal 13 Maret 2024 sampai batas waktu 27 Maret 2024. Pada hari jumat tanggal 15 maret 2024, saya mengikuti pembukaan guru penggerak secara daring melalui live streaming youtube yang berlangsung pada pukul 09.00 WIB-10.00 WIB. Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 10 dibuka oleh Ibu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Prof.Dr.Nunuk Suryani, M.Pd. Pada hari yang sama pukul 13.00WIB dilaksanakan pula orientasi pelaksanaan PGP Angkatan 10 oleh Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Lampung. Sebelum nya pengenalan LMS telah dilaksnakan pada tanggal 14 Maret 2024. Tutorial LMS dimulai pada dengan mengerjakan pre-test Paket Modul 1. Setelah semua CGP memahami dan mengetahui tata cara mengikuti lewat LMS, dilanjutkan dengan mempelajari modul 1.1. dengan alur M-E-R-D-E-K-A, yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi konsep dengan fasilitator, Ruang kolaborasi (rukol) di ruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing dengan didampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan motivasi kepada kami. Alur selanjutnya adalah Demonstrasi kontekstual, dilanjutkan dengan Elaborasi pemahaman dengan instruktur pengembang modul, penyusunan tugas Koneksi antar materi dan terakhir yaitu Aksi Nyata.
Pada hari sabtu tanggal 23 maret 2024 diadakan lokakarya orientasi luring yang diadakan di aula SMA Negeri 03 Kotabumi dari pukul 08.00 s.d. 15.00 WIB. Kegiatan lokakarya orientasi ini dihadiri langsung Tim BBGP Lampung, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten lampung Utara, pengawas, dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar, serta Pengajar Praktik. Dengan diikutsertakannya Kepala sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya dan senang hati saya. Dengan demikian, saya berharap mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Sekolah untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan dari proses belajar di PGP ini. Pada kegiatan lokakarya orientasi CGP banyak berinteraksi dengan PP dan teman-teman satu kelompok melalui kegiatan pemaparan materi, motivasi, dan diskusi kelompok.
Dalam Pertemuan Lokakarya Orientasi ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Ibu Ilah Armilah selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Terlebih lagi, Pengajar Praktik dalam memberikan materi selalu diselingi dengan ice breaking sehingga sangat menyenangkan. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.
Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, kegiatan demi kegiatan telah saya lewati. Pengalaman pertama saya mengerjakan tugas alur M-E-R-D-E-K-A yaitu Mulai dari diri saya melakukan refleksi kritis pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Kemudian pada tahap eksplorasi konsep kami saling berdiskusi memberikan tanggapan, pertanyaan dan suasana diskusi virtual di LMS semakin menarik karena fasilitator kami Ibu Mita Sahrianti merespon setiap tanggapan dan pertanyaan dari CGP. Pada tahap ruang kolaborasi saya selain mendapat penguatan konsep dari fasilitator juga saling diskusi sehingga menghasilkan karya tentang "Ruang Kolaborasi Sosiokultural yang ada di Lampung". Saya mendapat tugas dari kelompok untuk mendesain melalui canvahasil diskusi kami kepada fasilitator dan kelompok lain. Tugas tersebut saya buat dalam bentuk video yang saya unggah di youtube dengan alamat link https://youtu.be/kXoXhYVCjAg?feature=shared. Kemudian pada tahap Demonstrasi Kontekstual saya merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui media video yang saya unggah dengan alamat link https://youtu.be/pV7E-ELprYo?feature=shared.
Setelah membuat demontrasi konstektual saya mengikuti elaborasi pemahaman bersama Instruktur Bapak Drs. Joko Sihwidi, M.M. melalui G-Meet pada hari Selasa, 26 Maret Pukul 15.30.WIB-17.00 WIB. Selama hampir satu setengah jam instruktur memberikan banyak bekal kepada saya tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, refleksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad 21 ini dan pentingnya melakukan inovasi pembelajaran berbasis permainan tradisional. Proses belajar modul 1.1 selanjutnya adalah mengunggah tugas Koneksi Antar Materi dalam bentuk video dengan alamat link https://youtu.be/woGxk4rRRBw?feature=shared.
Penyelesaian tugas Koneksi Antar Materi, penyusunan aksi nyata, dan jurnal dwi mingguan ini merupakan fase terberat yang saya jalani karena saya harus cepat beradaptasi dalam menyelesaikan tugas- tugas yang ada di LMS serta mengatur kegiatan di sekolah agar semuanya dapat saya selesaikan dengan baik. Menurut saya agak berat, menyita waktu, tenaga, dan pikiran namun saya tetap menjaga semangat untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas CGP ini dengan baik. Setelah mempelajari modul 1.1 saya mengimplementasikan pengetahuan yang saya peroleh dengan aksi nyata di kelas dan disupervisi langsung oleh Ibu Kepala Sekolah. Hasil Aksi nyata tersebut saya tuangkan dalam bentuk video yang saya unggah di youtube dengan alamat https://youtu.be/8i-VxLC9LME?si=g6OJd4KEoCmk9pF3 . Tahap akhir saya menuliskan jurnal refleksi ini dengan membuat artikel.
2. Feeling (Perasaan)
Selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 ini saya merasa senang karena seperti mendapatkan nutrisi energi baru untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Saya selalu berusaha aktif mengikuti setiap proses pembelajaran di LMS dan senantiasa menunggu waktu untuk Video Converence (Vicon) karena dapat saling berdiskusi untuk mengubah mindset dan aksi nyata di kelas guna perbaikan kualitas pembelajaran kita.Saya juga merasa senang mendapatkan berbagai pengetahuan serta keterampilan baru baik dari fasilitator, pengajar praktik, maupun rekan-rekan CGP yang menjadi komunitas belajar baru untuk saling berbagi.
Di sisi lain, saya merasa cukup kelelahan dalam menyelesaikan tugas-tugas di LMS karena pelaksanaan Program Pendidikan Guru Penggerak ini tidak boleh mengganggu pelaksanaan tugas mengajar di sekolah. Waktu dan hari demi hari terasa begitu cepat berlalu. Tenggang waktu seolah memburu untuk dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Dua minggu pertama ini, saya seolah menjadi orang yang begitu sibuk, kurang istirahat menjadi konsekuensi yang harus saya jalani, bahkan hari Minggu lokakarya orientasi ternyata sudah menunggu. Dari sini saya belajar, bahwa dalam hidup kita harus menghargai waktu karena waktu terus berputar dan tidak akan dapat terulang kembali.
Rasa lelah, apalagi sekarang bulan suci Ramdhan,saya merasakan badan saya agak lemas, semoga menjadi berkah dan manfaat untuk mengasah pengetahuan, dan keterampilan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Di dalam lelah ini saya berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan PPGP ini hingga akhir dengan baik. Saya bersyukur kepada keluarga terutama suami dan anak-anak tercinta dapat memdukung serta memahami kesibukan saya dalam mengikuti Pendidikan guru penggerak.
Selama dua minggu mempelajari modul 1.1 ini saya merasa bahwa profesi guru harus menjadi panggilan jiwa sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan tulus dan ikhlas. Dengan mengimplementasikan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang menuntun dan menghamba kepada anak, saya merasa bahwa anak-anak lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari modul ini juga saya harus menjadi guru yang lebih sabar dalam menghadapi berbagai karakteristik murid yang sejatinya memang memiliki kodratnya masing-masing. Dari perubahan kecil yang saya lakukan di kelas menjadi penyemangat saya untuk menyelesaikan setiap tahapan pendidikan guru penggerak ini.
3. Finding (Pembelajaran)
Dari materi pada modul ini saya belajar bahwa pendidik harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani. Melalui modul ini saya juga mendapat pembelajaran bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi siswa sehingga sebagai guru saya harus lebih proporsional tidak hanya mementingkan aspek kognitif akan tetapi memperhatikan juga aspek psikomotor dan afektif. Sistem among dengan memberikan kemerdekaan murid dalam belajar serta pendidikan yang menuntun merupakan satu pesan moril yang saya dapat dari modul ini untuk terus belajar memahami kebutuhan belajar murid masa kini. Pembelajaran harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.1 ini saya akan berusaha untuk mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang saya dapatkan agar dapat mengelola kelas serta pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Saya akan mengubah pandangan, pola pikir, serta tindakan yang selama ini kurang tepat dalam memahami murid-murid saya sehingga sesuai dengan cita-cita luhur dari Ki Hadjar Dewantara.
Saya akan berupaya menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh murid. Selain itu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru/ techer center harus segera saya tinggalkan karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan belajar murid. Saya akan berusaha menjadi pembelajar abad-21 yang bersedia untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat guna memajukan sekolah dan memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar. Sebagai bukti implementasi modul 1.1 di ruang kelas saya membuat aksi nyata pembelajaran berpusat pada murid dengan karya video pada tautan berikut: https://youtu.be/8i-VxLC9LME?si=g6OJd4KEoCmk9pF3
Salam guru penggerak...
Tiara Agusta Sari, S.Pd. Gr
CGP A10 Lampung utara
Lampung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H