Mohon tunggu...
TIARA NINGTIAS
TIARA NINGTIAS Mohon Tunggu... Human Resources - Redaktur Muda

Sanguin-Melankolis yang tertarik pada seni musik tari dan seni dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Qana'ah dalam Bekerja

14 September 2023   17:05 Diperbarui: 14 September 2023   17:08 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang punya persepsi sendiri tentang kebahagiaan. Ada yang bahagia dengan banyak uang, ada yang bahagia karena punya pasangan yang rupawan, dan ada pula yang bahagia karena diberi kesehatan.

Namun, terkadang kita sebagai manusia selalu menginginkan yang lebih.

Misalnya, dulu ketika masih menganggur selalu berharap "kapan ya saya bisa bekerja?". Nah, setelah mendapat pekerjaan,  mengeluh  karena gajinya terlalu kecil.

Contoh lainnya, ketika belum memiliki kendaraan, kita berharap "kapan ya saya bisa punya motor seperti dia?" namun, setelah punya motor, mengeluh dan bilang "kalau cuma motor, tidak cukup untuk pergi sekeluarga, kapan ya bisa punya mobil?" dan begitu seterusnya.

Dari dua contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa manusia merasa puas dan bahagia sesaat ketika berhasil mendapatkan sesuatu. Setelah itu, manusia akan merasa kurang kembali dan membutuhkan sesuatu untuk memuaskan hasrat. 

Sifat seperti di atas malah justru menjauhkan kita dari kebahagiaan dan keberkahan. Selalu menginginkan yang lebih tanpa pernah bersyukur malah justru membawa "kekeringan" dalam hati.

Kalau sudah begini, bagaimana cara mengatasi "kekeringan" tersebut?

Jawabannya adalah qana'ah. Qana'ah artinya menerima dan merasa cukup dengan apa yang sudah diberikan oleh Allah. Sifat ini terbukti mampu mendamaikan hati setiap manusia yang dilimpahi ambisi dan hasrat duniawi.

Hari ini dalam dunia pekerjaan, banyak orang yang demi memenuhi hasrat dan ambisi, akhirnya terjerumus kedalam perbuatan curang dan dosa. Seperti mengambil yang bukan haknya, melakukan hal-hal yang melanggar aturan. Akhirnya keberkahan pun menjauh dari apa yang dicapai. Maka dari itu untuk membentengi diri dari sifat tamak dan tidak pernah cukup adalah belajar qana'ah dan bersyukur terhadap apa yang sudah dimiliki.

Qanaah bukan berarti pasrah dan tidak berusaha untuk menjadi dan mencapai hasil lebih baik. Justru dengan qanaah, perjuangan akan terus dikawal dengan rasa syukur. Dengan Qana'ah kita akan selamat dari sifat tamak dan ambisius. Rezeki yang kita terima pun akan berkah, karena menjemputnya dengan cara-cara yang berkah. 

Disebut dalam Surah an-Nahl ayat 97, bahwa Allah akan memuliakan hamba-Nya yang beriman dengan memberikan hati yang tenang, kehidupan yang tentram, serta jiwa yang ridha. Maka dengan menanamkan sifat qana'ah, hati akan lebih tenang, jauh dari rasa cemas akan rezeki yang sudah diatur dan ditakar oleh Allah. Ketika sudah mampu qana'ah, maka kita akan lebih mudah bahagia menikmati hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun