Mohon tunggu...
TIARA NINGTIAS
TIARA NINGTIAS Mohon Tunggu... Human Resources - Redaktur Muda

Sanguin-Melankolis yang tertarik pada seni musik tari dan seni dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Prasangka

8 September 2023   17:30 Diperbarui: 8 September 2023   17:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 12)

Prasangka memiliki pengaruh kuat pada bagaimana orang berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan mereka yang memiliki perbedaan pemikiran, sudut pandang dan prinsip.

Prasangka merupakan sikap yang tidak beralasan dan tidak berdasar, biasanya bersifat negatif terhadap seseorang ataupun kelompok.
 
Ciri-ciri umum prasangka meliputi perasaan negatif, kepercayaan stereotip, dan kecenderungan untuk mendiskriminasi orang lain. Ketika orang memiliki sikap prasangka terhadap orang lain, mereka cenderung memandang semua yang dekat dengan orang tersebut sama negatifnya.

Orang-orang yang penuh prasangka akan melukis setiap individu yang memiliki karakteristik atau kepercayaan tertentu, dengan pandangan yang sangat luas dan tidak mampu memandang setiap orang sebagai individu yang unik.

Di dalam lingkungan kerja, tentu prasangka negatif akan menghambat produktivitas dalam bekerja. Lingkungan kerja jadi riuh dengan informasi-informasi yang belum pasti kebenarannya. Kerja jadi tak aman dan nyaman. Semua akibat sikap dan perilaku yang  lahir dari pikiran dan hati tidak sejalan. Jika diri terbiasa dengan prasangka, maka lama kelamaan akan menjadi virus yang mematikan karir dan menghambat perkembangan diri di perusahaan.
 
Terkadang semakin besar usaha kita untuk tidak berprasangka, maka semakin sering pula prasangka buruk ini menghantui hari-hari kita. 

Maka ada hal yang dapat kita lakukan agar tidak terbelenggu oleh prasangka, diantaranya:
1. Coba pikirkan apa untungnya berprasangka
2. Temukan kebenaran dari prasangka yang ada dipikiran kita
3. Fokus dan berhenti memikirkan hal-hal yang tidak penting
4. Tingkatkan kepercayaan diri agar self image meningkat dan menjadi positif.  

Ketika kita bijak dalam memandang, saat itulah kita jauh dari prasangka. Terkadang kita tidak menyadari, bahwa buruk sangka adalah jebakan syaitan yang akan menjerumuskan kita pada ghibah dan fitnah. Maka, cobalah lebih empati dan mencari kebenaran sebelum terlarut dalam pikiran yang akhirnya membawa kepada kerugian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun