Mohon tunggu...
TIARA NINGTIAS
TIARA NINGTIAS Mohon Tunggu... Human Resources - Redaktur Muda

Sanguin-Melankolis yang tertarik pada seni musik tari dan seni dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tangga Menuju Sukses Itu Disiplin

20 Juli 2023   16:32 Diperbarui: 20 Juli 2023   16:32 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Betapa pun berbakatnya seorang pemimpin, ia tidak akan mencapai potensi maksimalnya jika tidak disiplin - John C. Maxwell

Seberapa teguh pun nilai yang dimiliki seseorang tanpa disiplin, maka itu adalah awal dari kebodohan.

Disiplin adalah jembatan antara cita-cita dan pencapaian.

Jalan menuju puncak kesuksesan tidaklah mudah. Tidak banyak orang yang berhasil mencapai posisi terbaik dalam sebuah pekerjaan. Bahkan yang dianggap terbaik saat ini malah jauh lebih sedikit.

Tak seorang pun dapat meraih prestasi dan mempertahankannya tanpa disiplin. Disiplinlah yang menempatkan seseorang ke tingkat tertinggi dan membuat prestasinya bertahan lama. Disiplin adalah pembeda mana orang yang bekerja besar dan mana orang yang bicara besar. Orang yang bekerja besar biasanya akan lebih tepat waktu, komitmen dan konsisten terhadap perkataan dan pekerjaannya. Sedangkan orang yang bicara besar akan senantiasa mencari alasan-alasan untuk membenarkan sikap dan menunda-nunda pekerjaan.

Melatih diri menjadi disiplin memang sulit, namun lebih sulit lagi ketika sudah menyesal karena tidak disiplin sejak dini. Untuk mengembangkan gaya hidup disiplin, salah satu caranya adalah menghilangkan kecenderungan membuat alasan. Jika Anda selalu punya banyak alasan untuk tidak  disiplin, sadarilah bahwa itu hanyalah suatu pembenaran diri. Sikap disiplin – lah yang akan mengalahkan alasan-alasan anda untuk menunda dan bermalas -malasan menyelesaikan semuanya hari ini.

Orang-orang sukses adalah orang yang mampu berdamai dengan diri sendiri dan menyadari bahwa musuh terbesar mereka adalah dirinya sendiri, dan kalau mau berhasil mereka harus mengalahkan musuh itu.

Nah … Jika hari ini kita kurang disiplin, mungkin selama ini kita terbiasa menikmati makanan pencuci mulut sebelum memakan nasinya, menikmati imbalan sebelum pekerjaannya selesai.

Fokuslah pada hasil akhir. Jika selama ini kita sangat berkonsentrasi pada kesulitan pekerjaan, bukan pada hasil pekerjaannya, maka kita akan cenderung suka mengeluh, dan akhirnya putus asa. Dan jika kita berkutat pada hal itu terlalu lama, maka akan tumbuh pada diri kita adalah sifat mengasihani diri sendiri, bukan kebiasaan disiplin.

Pikirkan keuntungan dari melakukan pekerjaan itu, dan cukup dikerjakan saja.  Perhatikan kembali jadwal pekerjaan kita minggu lalu, adakah yang meleset dari target-target ataupun timeline yang ditentukan? Jika ada, maka kerjakan, tuntaskan, dan mulai kembali komitmen untuk disiplin dari nol. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun