Mohon tunggu...
Tiara Sabila Rizkinaoky
Tiara Sabila Rizkinaoky Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Singkat Menuju Kota Solo

13 September 2024   07:30 Diperbarui: 13 September 2024   07:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suara peluit kereta commuter line beradu dengan gemercik air hujan, membelah kesunyian di Stasiun Maguwoharjo, kala itu menjadi awal perjalanan saya menuju Kota Solo. Masa liburan akhir semester memang sudah berlalu, namun saya dan teman-teman terdekat belum sempat meluangkan waktu untuk pergi bersama. Pelarian singkat setengah hari menuju kota terdekat menjadi agenda kami untuk menyegarkan pikiran sebelum dihantam ribuan kata esai dan tugas-tugas perkuliahan lainnya. 

Usai menata rapi kendaraan roda dua di kantong parkir, saya dan kelima teman saya berlari kecil dibawah rintik hujan pagi itu. Setelah tap in kartu di pintu masuk, kami segera bersiap di peron stasiun menunggu kedatangan kereta api dari arah Stasiun Lempuyangan untuk menuju ke Solo. Terlihat segelintir orang juga menunggu sembari mengecek arloji memastikan waktu kedatangan kereta.

Pada waktu itu, kereta tidak terlalu padat karena hari kerja, namun tetap saja kami tidak mendapat kursi dan berakhir berdiri sepanjang perjalanan yang memakan waktu kurang lebih satu jam. Perjalanan diiringi dengan rintik hujan dan lanskap persawahan di sela jalan-jalan kecil menuju kota dengan nasi liwet sebagai makanan khasnya. Empat puluh lima menit berlalu, kaki mulai terasa pegal karena terlalu lama menopang tubuh di lorong gerbong kereta api. Rasa bosan mulai melanda, padahal kami masih memiliki beberapa waktu untuk tiba di tujuan. Maka dari itu, terpasanglah wireless earphone di telinga sembari mengalunkan musik pengusir jenuh. Pengeras suara akhirnya berbunyi, memberikan informasi bahwa kami telah tiba di stasiun tujuan, Stasiun Purwosari. 

Tak seperti mayoritas penumpang yang masih melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Solo Balapan, kami memutuskan untuk turun terlebih dahulu dikarenakan tempat yang ingin kami kunjungi lebih dekat dari Stasiun Purwosari. Saya dan teman-teman berencana untuk berjalan kaki karena cuacanya cerah dan tidak terlalu terik, ditambah lagi demi menghemat ongkos sembari menikmati jalanan Kota Solo yang tidak se-padat jalanan di Yogyakarta. 

Namun tetap saja, manusia hanya bisa berencana namun keadaan tidak selalu sesuai ekspektasi. Realitanya, jalan untuk menuju Tetra Coffee & Eatery harus melalui jembatan layang yang tentu saja tidak diperuntukan bagi pejalan kaki. Dengan sigap, jemari langsung menekan logo aplikasi taksi online sesaat setelah menyadari fakta tersebut.

Mobil hitam dengan plat AD milik sang driver akhirnya tiba di titik tujuan penumpangnya. "Terima kasih Pak, hati-hati di jalan!" ucap saya seraya menutup pintu penumpang sebelah kiri. Mata terbuka lebar dan mulut terbuka seketika saat melihat bangunan didepan mata, menandakan rasa kagum terhadap eksterior dari coffee shop pilihan kami. 

Bangunan dua lantai dengan desain arsitektur dengan gaya industrial dibalut dengan nuansa modern, memadukan jendela kaca besar dan dominasi warna abu-abu kehitaman berhasil mengambil hati. Siang itu, terlihat masih terdapat banyak kursi kosong yang menunggu pengunjung. Hanya ada segelintir orang yang sedang menikmati kopi dan makanan ringan bersama kekasih, teman, maupun rekan bisnis. Tebakan saya, coffee shop ini memiliki segmentasi pasar tertentu mengingat harga menu yang menengah keatas meskipun sebanding dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan.

Tetra Coffee & Eatery menawarkan opsi ruangan indoor dan semi-outdoor dengan atap full kaca yang cukup luas. Kursi berbahan semen, metal, hingga sofa empuk dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing pengunjung tersebar di ruangan. Pilihan menu makanan dan minuman sangat beragam, mulai dari basic coffee, mocktail, speciality tea, milk base, lite snack hingga makanan western dengan presentasi yang ciamik mampu membuat kami menatap buku menu cukup lama. Ruangan kotak kecil bertirai dengan kamera dan cetak otomatis yang dapat digunakan untuk mengabadikan momen bersama terpampang disudut ruangan indoor membuktikan bahwa coffee shop ini memiliki fasilitas yang mumpuni. 

Waktu menunjukkan pukul satu siang, kami memutuskan untuk duduk di bagian indoor agar terkena suhu dingin air conditioner sehingga keringat tidak menetes di tubuh. Tanpa menunggu lama, es kopi susu yang menjadi signature menu rekomendasi dari barista akhirnya mendarat diatas meja, siap untuk disesap sang empunya. "Enak!" menjadi kata yang pertama keluar setelah saya mencoba minuman tersebut dengan hint rasa karamel yang cukup unik dari popcorn. Gelas-gelas kopi ikut mendampingi tawa dan cerita life update masing-masing dari kami setelah lama tidak berjumpa. Meskipun kami berlima tinggal di satu kota yang sama, kesibukan perkuliahan dan perbedaan tempat menuntut ilmu menjadi penghalang bagi kami untuk sering bertatap muka. Maka dari itu, ketika waktu luang kami akhirnya selaras, perjalanan pendek untuk menghabiskan waktu bersama menjadi pilihan untuk menabung memori indah.

Orang bilang, waktu akan terasa cepat berlalu ketika kita sedang bersama orang-orang yang membuat nyaman. Benar saja, langit diluar mulai berubah oranye dan mulai terdengar suara perut yang menunggu diberi asupan. Tak perlu waktu lama untuk menentukan pilihan tempat makan, kami bergegas menuju Selat Solo Tenda Biru yang terletak di Jalan DR Wahidin, tentu saja untuk memanjakan lidah dengan makanan khas Surakarta. Selat solo daging dan segelas es jeruk menjadi penutup pada perjalanan kali ini. Seusai mengisi tenaga, kami kembali ke Yogyakarta dengan kereta commuter line dan berpisah di Stasiun Maguwoharjo. Sejak itu, kami telah berencana untuk kembali lagi ke Kota Solo di lain waktu karena pengalaman yang berkesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun