Mohon tunggu...
Tiara Andrea Arsytania
Tiara Andrea Arsytania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

INFJ

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Kesadaran Emosional dan Regulasi Diri dalam Pembentukan Kesehatan Psikis Remaja terhadap Implikasi Pola Parenting

6 Juni 2024   17:22 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:24 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Parenting merupakan proses multidimensional dengan cakupan yang sangat kompleks, yang mana orang tua berperan penting sebagai agen utama dalam pembentukan karakter, nilai-nilai, dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak. Proses parenting ini sendiri melibatkan keseimbangan terhadap beberapa faktor seperti, kasih sayang, kontrol, dukungan, dan tantangan. Faktor-faktor tersebut saling berkontribusi dan berkesinambungan satu sama lain terhadap perkembangan holistik dari seorang anak. Pemahaman yang mendalam tentang dinamika parenting sendiri memungkinkan orang tua untuk mengadopsi pendekatan yang lebih efektif dan adaptif dalam mendidik anak-anak mereka.

 Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman parenting yang cukup baik bagi para orang tua, karena hal tersebut nantinya akan berdampak besar bagi perkembangan karakter seorang anak dan regulasi kesehatan mental yang dimiliki oleh anak tersebut, khususnya ketika sudah memasuki masa-masa remaja atau beranjak dewasa. Terlebih lagi kesehatan psikis remaja sendiri merupakan aspek krusial dalam pembentukan identitas dan kestabilan emosi mereka.

Kesadaran emosional dan regulasi merupakan dua aspek kritis yang berakar kuat pada pola parenting yang diterapkan oleh orang tua. Gaya pengasuhan otoritatif, yang menggabungkan kasih sayang dan disiplin, telah terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan anak-anak untuk mengenali dan mengelola emosi mereka, serta mengatur perilaku mereka dalam berbagai situasi. Pola pengasuhan ini membantu remaja dalam membangun keterampilan yang esensial untuk kesejahteraan psikologis, termasuk kemampuan untuk mengatasi stres, membangun hubungan interpersonal yang sehat, dan mengurangi risiko gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi. Studi menunjukkan bahwa keterlibatan aktif orang tua dalam kehidupan anak, baik dalam konteks akademik maupun sosial, memperkuat rasa keterhubungan dan dukungan emosional, yang sangat penting bagi kesehatan psikis remaja. Sebaliknya, gaya pengasuhan yang otoriter atau permisif dapat menghambat perkembangan kesadaran emosional dan regulasi diri, meningkatkan kerentanan terhadap masalah psikologis.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang pola parenting yang efektif dan adaptif menjadi suatu keharusan bagi orang tua dalam menghadapi tantangan pembentukan karakter dan kesehatan psikis anak-anak mereka, terutama pada masa remaja yang merupakan periode kritis dalam pembentukan identitas dan kestabilan emosi. Mengintegrasikan pengetahuan tentang kesadaran emosional, regulasi diri, dan teori kelekatan dalam praktek parenting akan memberikan landasan yang kokoh bagi orang tua dalam memandu anak-anak mereka menuju kesejahteraan psikologis yang holistik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Brumariu dan Kerns (2010), didapati bahwa ikatan kelekatan antara orang tua dan anak memainkan peran krusial dalam perkembangan regulasi emosional pada masa remaja. Begitu juga, studi oleh Thompson (2014) menyoroti pentingnya sosialisasi emosi dalam konteks keluarga, yang mencerminkan pentingnya pola pengasuhan yang sensitif terhadap kebutuhan emosional anak. Morris et al. (2007) menambahkan bahwa lingkungan keluarga yang memberikan dukungan dan menyediakan model regulasi emosi yang positif dapat membantu remaja mengembangkan strategi koping yang sehat. Eisenberg et al. (2010) menegaskan bahwa pengasuhan yang mengajarkan regulasi diri secara efektif dapat mengurangi risiko gangguan perilaku pada remaja.

Selanjutnya, Smetana (2011) menyoroti pentingnya pembentukan hubungan yang didasari oleh rasa saling menghormati dan kepercayaan antara orang tua dan anak, sebagai landasan bagi komunikasi yang terbuka dan pengambilan keputusan yang kolaboratif. Steinberg (2001) menekankan bahwa pentingnya orang tua menunjukkan konsistensi dan keterlibatan aktif dalam mendukung perkembangan remaja. Terakhir, Grolnick dan Pomerantz (2009) menyoroti bahwa model pengasuhan yang menggabungkan batasan yang jelas dengan dukungan emosional memfasilitasi perkembangan otonomi dan tanggung jawab pada remaja. Dengan memperkuat pemahaman tentang kompleksitas parenting yang holistik, orang tua dapat menjadi agen yang efektif dalam membimbing anak-anak mereka melalui masa-masa kritis pembentukan identitas dan kestabilan emosi, sehingga membantu mereka mencapai potensi penuh dalam kesejahteraan psikis mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun