Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menanti Kasih di Desa Siantar Sitanduk

4 Desember 2021   15:59 Diperbarui: 4 Desember 2021   16:06 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jepretan Postulat OKPM di Siantar Sitanduk dari belakang. Diambil dari facebook.com.

Menurut kesaksian beberapa masyarakat, sudah pernah mereka menyampaikan usulan agar di desa atau setidaknya di dekat desa itu didirikan satu tower pemancar sinyal. Namun, karena berbagai alasan sampai sekarang belum ada tower yang berdiri. Wahh... kapan, yah? Anak sekolah butuh banget lho.

Ketiga, aliran listrik kurang stabil dan kerap diputus. Bahkan, bisa sampai berhari-hari. Alhasil, peralatan elektronik pun banyak yang rusak dan terbakar. Aktivitas harian pun terganggu. 

Sudah jaringannya sulit didapat, listriknya pun diputus. Wuihh... yang sabar yah Amang!

Keempat, akses pendidikan masih minim. Di desa ini hanya ada satu SDN dan satu SMPS. Tidak ada satu pun SMAS/N. Jumlah tersebut masih amat kurang memadai.

Penantian kasih

Seperti judulnya, menanti kasih, demikian kami menantikan salam kasih dari dunia luar (he he he) untuk kami yang tinggal di Desa Siantar Sitanduk. 

Kami berharap bahwa ke depannya dalam waktu dekat ini, perangkat desa+pemerintah daerah+bila perlu pemerintah di pusat memberikan cintanya (sedikit saja) ke desa ini.

Terlebih, kami menantikan kasih yang dapat diterima alat komunikasi elektronik ini agar alat ini berfungsi seyogyanya. Juga, anak dan adik-adik didik kami di SD dan SMP dapat mengakses informasi dari luar untuk pendidikan mereka. Agar, mereka tidak jauh ketinggalan dari anak-anak sekolah yang ada di kota sana.

Apakah kasih kami akan dibalas?

Kami sangat berharap dengan penuh sukacita.

Salam hangat

dan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun