Hai malaikatku, bagaimana keadaanmu sekarang di sana?
kuharap kau t'lah berbahagia.
Sekarang, aku senang bila mengenang wajahmu,
manisnya lesung pipimu,
manisnya senyummu,
tulusnya tatapan kedua bola matamu,
dan putihnya rambutmu.
Aku yakin dan percaya bahwa saat ini,
'kau tengah menatapku dari surga sana.
'Kuyakin pula 'kau tak lupa mendoakanku,
puteramu ini.
Catatan tua yang t'lah kautinggalkanÂ
saat ini menjadi harta paling berharga bagiku.
Untaian kalimat dari pengalaman pahit-manismu;
mengandungku selama 9 bulan,
menjaga dan membesarkanku,
mendidikku hingga akhirnya merelakanku
menjadi pelayan-Nya
sungguh manis untuk kukenangkan.
Malaikatku, tepatnya Santa kecilku,
terima kasih atas kehadiranmu yang menjadi berkat terindah bagiku.
Terima kasih, karena 'kau sungguh
memberikan hidupmu sebagai wujud kasih Allah yang hidup.
Malaikatku, jangan enggan untuk singgah di mimpiku,
kar'na aku rindu tawamu yang khas,
sapaanmu yang begitu lembut,
suaramu yang begitu merdu,
dan nasihatmu yang sungguh mendalam.
Kutunggu itu!
Pasti!
Malaikatku, aku akan berdoa bagimu selalu.
Doaku menjadi titian pertemuan kita.
Malaikatku, aku rindu.
Dengarlah salamku untukmu, malaikat kecilku.
Ibuku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI