Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Teror Bom pada Minggu Palma

28 Maret 2021   14:38 Diperbarui: 28 Maret 2021   15:01 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasca bom bunuh diri di depan Katedral Keuskupan Agung Makassar. Diunduh dari cnnindonesia.com

Saat hendak menyapa umat dan para kolega: "Selamat Hari Minggu Palma", saya terkejut membaca satu berita kiriman dari seorang kenalan pada 09.52 WIB pagi tadi. Judul beritanya adalah Ledakan Terjadi di Depan Gereja Katedral Makassar (news.detik.com). 

Ternyata, peristiwa tersebut terjadi pada 10.28 WITA; kira-kira pukul 09.28 WIB; dan kira-kira 5 menit saya terima, setelah dirilis oleh pihak detik.com pada 09.47 WIB. Segera saya bagikan link tersebut di group WA dan kepada beberapa teman, mohon doa dan atensi.

Membaca berita itu, hati saya spontan sedih. "Ternyata, kami belum aman" demikian ucap saya dalam hati. Di saat ingin menunaikan hak dan melepas dahaga rindu pada Tuhan yang kami imani, terjadi peristiwa yang pedih ini. 

Sejatinya, pada hari ini kami berbahagia, sebab menyambut dan mengelu-elukan Yesus Kristus sebagai Raja Damai dan Mesias. Di tangan, kami menggenggam daun palma sebagai simbolisasi penghormatan bagi Yesus.

Rupanya, situasi berkata lain. Di tengah pekikan "HOSANNA! HOSANNA! Sang Kristus Raja!", kami harus dikejutkan oleh ledakan bom yang cukup keras. 

Di tengah kebahagiaan iman, kami harus berkabung atas meninggalnya beberapa anggota Gereja dan atas korban yang sedang dirawat. Pekikan kebahagiaan yang tanggung! Selain karena pandemi yang membuat segala-galanya menjadi sungguh terbatas!

Mengawali pekan suci ini (Minggu Palma, Kamis Suci, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan pada akhirnya Paska) kami merasa tidak nyaman dan aman. Teror ketakutan sungguh berdentum di telinga, pikiran, dan hati kami. Kami menjadi was-was dan cemas, kalau-kalau teror yang sama bahkan lebih parah terjadi meski bukan di Gereja sendiri. Sungguh, peristiwa ini memilukan.

***

Tapi, sebagai umat-Nya yang punya pengharapan dan iman, kami sungguh yakin bahwa peristiwa ini menjadi satu pelajaran. Walau kami tak tahu di mana salah kami, Tuhan selalu punya cara untuk menunjukkan rencana-Nya. Meskipun itu harus terjadi dengan cara seperti ini. Satu yang kami minta: "Tuhan, kuatkan dan tetaplah tuntun kami, melewati ujian yang Engkau berikan! Kami yakin, kuasa-Mu adalah penolong kami!".

Kami tidak sendirian. Saya merasa senang dan terharu begitu banyak orang, instansi, dan kelompok masyarakat yang bahkan tidak Katolik dan Kristen turut membantu dan memberikan penghiburan. Mereka turut mengecam tindakan tak terpuji ini. Harapan kami menjadi bangkit kembali. Ternyata, sekali lagu, Tuhan punya cara menopang kami yang sedang ketakutan ini.

***

Marilah para umat Allah, tetaplah teguh dalam iman. Serahkanlah peristiwa ini kepada Tuhan. Hanya Dia yang mampu menyelesaikan ini!
Marilah kita berdoa bagi korban yang telah meninggal, agar mereka mendapatkan kehidupan dan kebahagiaan kekal di surga. Dan, keluarga korban yang ditinggalkan, dikuatkan oleh Tuhan.
Marilah kita berdoa agar para korban yang luka-luka cepat pulih secara fisik dan batin dari traumanya.
Marilah kita berdoa agar dengan peristiwa ini, iman kita semakin kuat dan tahan uji.
Marilah kita berdoa agar para tim pengamanan mampu melacak seluk-beluk peristiwa ini.
Marilah kita berdoa agar polisi dan tim pengamanan memberikan pengawasan/penjagaan di rumah ibadah dan gereja lain yang pada minggu ini fokus mempersiapkan perayaan Paska di Minggu mendatang.
Marilah kita berdoa agar negara ini terhindar dari tindakan mengerikan seperti ini.
Marilah kita berdoa agar para pelaku teror bertobat dan insyaf.

Kita tetap yakin menyerukan: "HOSANNA! HOSANNA! Yesus Sang Raja!" Dentuman bom tidak mampu memborbardir iman kita. Yesus telah menunjukkan-Nya. Ia disiksa, didera, dicambuk, dan dipaku pada salib, namun tak gentar atau mundur sekalipun. Ia setia hingga wafat di salib. Pada akhirnya, Ia menang dan bangkit. 

Kita belajar dari teladan-Nya. Bahwa, di balik derita ada suka. Di balik luka ada kesembuhan. Di balik kematian ada kebangkitan dan kehidupan kekal. Yang penting setia dan rajin berdoa mohon kekuatan.

***

Kita tidak sendirian. Ada Tuhan yang menemani. Ada sesama yang menyemangati dan mendukung kita. 

Tetaplah positive thinking dan optimis. Jangan langsung memberikan analisis yang emosional dan keliru. Serahkan peristiwa ini ditanganani oleh pihak yang berwajib. Namun, tetaplah hati-hati dan waspada terhadap ancaman yang tak kita tahu kapan datangnya.

JPIC Kapusin Medan

28 Maret 2021

Palm Sunday

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun