***
Untuk itu, apa yang dapat saya petik dari pengalaman di atas?Â
Pertama, air itu sungguh amat mahal. Walau ada orang yang begitu mudah mengakses air, tapi saya yakin dia pun akan mengeluarkan dana, tenaga, dan perhatian untuk itu. Apalagilah bagi orang yang tidak 'punya', akses air bersih akan menjadi sungguh mahal dan bisa jadi tidak terbeli.
Kedua, jangan lalai untuk bersyukur atas air yang masih bisa dinikmati saat ini. Ketiga, jangan boros akan air apalagi sengaja membuang air begitu saja tanpa ada guna atau manfaatnya.Â
Keempat, jangan merusak atau mengganggu aliran air yang menjadi penyokong kehidupan dengan membuang sampah atau limbah yang beracun. Kalau sudah terkontaminasi racun, air tidak lagi menghidupkan, tetapi sudah mematikan. Kelima, pakailah air secukupnya, karena sungguh, air itu sangat mahal. Agar lebih membantu, bayangkan saja air itu seperti uang yang harus kita pakai dengan hemat. Jangan boros, agar persediaan tetap ada.
Keenam, mari berbagi dengan orang lain yang membutuhkan akses air bersih. Derma, bantuan, atau donasi air yang laik akan melegakan dahaga orang yang rindu akan air bersih. Sama seperti orang di sekitaran Danau Toba tadi, ada yang mudah mendapat akses untuk air, tetapi ada yang begitu kesulitan. Maka, orang yang kesulitan ini perlu ditolong. Air dapat juga menjadi penyejuk tali persaudaraan.
Ketujuh, mari kita bersama menjaga air yang mahal itu agar generasi berikutnya tidak mendapatkan air mata, tetapi mendapatkan mata air kehidupan. Berapa tahun lagi bumi ini tetap ada masih misteri. Generasi demi generasi muncul dan lahir dalam misteri perputaran bumi. Untuk itu, kita harus punya motivasi dan dorongan kuat untuk tidak ego tetapi peduli akan masa depan. Anak cucu kita kelak, jangan sampai mendapat air mata kesedihan karena sudah sulit mengakses air. Tapi, kita bertanggung jawab menjaganya untuk masa depan anak cucu.
Akhir kata, air itu sungguh amat mahal bagi kehidupan makhluk hidup. Maka, perlu dihemat dan dijaga agar persediaannya tetap ada dan tidak mengering apalagi menjadi kotor dan kumuh.
Selamat Hari Air Sedunia, 22 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H