Salam hai tuan hutan....
Tadi ketika aku melihatmu dari kejauhan
Aku begitu terpesona oleh pikat hijaumu yang punya magnet
Mataku tak berhenti berkeliling memantau keanggunan tubuhmu yang segar
  Tetiba, mataku terpelongo melihat alur putih kekuningan di jantungmu
  Kuamati dengan lebih tajam tuk dapatkan kepuasaan imajinasi
  Daku tersentak ada siksaan yang tengah kaurasakan
 Â
Urat-uratmu bak dipotongÂ
Tangan-tangan jahil mencabuti syarafmu
Mesin-mesin canggih menggerogoti tubuhmu
Tuan hutan sedang terancam kematian
Tapi, kenapa kau tak melawan?
Kenapa kau tak berteriak?
  Hai tuan hutan, tunjukkan dayamu!
  Aku tak ingin kau membisu begitu saja
 Aku tak ingin kau tersiksa
 Apa kau tega melihat ratusan hewan yang menggantungkan hidupnya padamu?
 Apa kau tega menyaksikan semuanya mati dan punah?
Atau, adakah orang di sana?
Ayo, bantu aku
Aku sendiri tak berdaya menyelamatkan si tuan hutan
Aku tak punya kekuatan apalagi kuasa
 Â
 Ayo, kawan! si tuan hutan tengah menangis
 Tubuhnya kaku tak bergerak, pasrah!
 Aku tak mau si tuan hutan melemahÂ
 Aku tak mau dia mati
Kalau dia mati, matilah aku!
Kalau dia mati, matilah kau!
Kalau dia mati, matilah kita!
Selamatkan si tuan hutan, sekarang atau tidak sama sekali!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H