Ini masalah serius. Barangkali begitu menurut saya. Soalnya, saya selalu terbentur dan bingung untuk memberikan jawaban kepada banyak orang yang bertanya kepada saya demikian, "bla bla bla bla bla, ya, nggak?!" Sudah mengerti? Nih, lebih aktualnya, "Tanaman ini kayaknya harus ditaruh di sebelah sana, ya, nggak?!" Jujur, sekali lagi saya tidak tahu mau jawab apa.
Biasanya, kalau ada rekan yang mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang ditutup dengan frasa 'ya, nggak', saya akan pilih diam saja. Tentu, rekan saya itu akan jengkel karena tak ada respon. Atau malah terjadi pertanyaan makin diucapkan dengan volume yang makin naik. Kemudian, saya akan tanya dia, "Eh, kamu marah yah?!" Dia menjawab, "Nggak, hanya naikin volume suara ajah!" jawabnya. Padahal, saya tahu dia mah jengkel.
Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda punya solusi atau kiat untuk memecahkan kebuntuan yang saya alami itu? Apakah Anda bisa menjawab? Tolong bantu saya, dong. Soalnya, sudah banyak orang yang tidak saya respon (bahasa sehari-hari: kacangin)Â kalau muncul 'ya, nggak' dalam pertanyaan atau pernyataannya.
Hingga detik ini, saya masih belum dapat rumusan yang tepat atau baku untuk 'ya, nggak'. Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah saya bolak-balik dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Tesaurus juga sudah. Situs-situs untuk tata bahasa juga sudah. Tapi, nihil. Saya yakin ungkapan ini lahir dari kebiasaan harian warga +62 yang kreatif dalam memadukan dua unsur yang bertentangan. Akhirnya, 'ya, nggak' jadi terbiasa dipakai.
***
Yang saya pahami dan temukan adalah sebagai berikut.
Dalam bahasa Inggris ada dikenal sebagai question tag (pertanyaan pendek yang ditambahkan di akhir pernyataan untuk mempertegas pernyataan yang bersangkutan). Bentuk formalnya adalah contraction (penyingkatan). Misalnya: you are hungry, aren't you? atau you are not hungry, are you? Terjemahannya: Anda lapar, bukan? atau Anda tidak sedang lapar, bukan?
Belum pernah saya menemukan dalam bahasa Inggris ada ungkapan 'yes, no?'. Hanya di Indonesia yang ada 'ya, nggak'. Saya bingung apakah pernyataan lawan bicara ini mau diafirmasi atau dinegasi. Makanya, saya katakan tadi, saya tak tahu mau jawab apa, walaupun saya mengerti tendensi dari lawan bicara saya adalah untuk meminta atau afirmasi atau negasi dari saya seperti question tag di atas.
Tapi, frasa ya, nggak sepertinya sudah bisalah diperbaiki menjadi 'bukan?'. Atau lazim juga dipakai ungkapan 'ya, kan?' atau 'nggak, kan?'. Bagi saya, ini jauh lebih bisa dipahami dan saya bisa secara spontan memberi tanggapan daripada ketika ditanya pakai 'ya, nggak'.
***
Jadi, para Sahabat yang baik, sekali lagi jangan salahkan saya kalau pernyataan atau pertanyaan kalian yang mengandung 'ya, nggak' di akhirnya tidak bisa saya jawab. Saya sudah memberikan sedikit penjelasan yang dapat saya pahami. Yang bisa saya jawab hanya pernyataan yang di akhirnya ada kata bukan atau 'ya, kan' atau 'nggak, kan'. Sekian. Mohon maaf.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H