Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyingkap Rahmat Tuhan yang Tersimpan di Alam Sumatera Utara

3 Februari 2021   23:25 Diperbarui: 4 Februari 2021   00:05 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diunduh dari http://www.bpkp.go.id/sumut/konten/236/

Pengantar

Horas! Mejuah-juah! Njuah-juah! Ya'ahowu!

Kalau pernah ke Sumatera Utara (Sumut), Sobat-sobat yang baik pasti pernah dengar sapaan di atas. Demikian sapaan yang cukup popular dan familiar dari Sumatera Utara.  Di provinsi ini pula, kita dapat menyingkap begitu banyak kebaikan Tuhan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Bukan hanya kekayaan suku, agama, kesenian, dan destinasi alam, tapi tempat ziarah rohani pun cukup banyak di Sumut. Dalam tulisan singkat ini, kami akan mencoba menyingkapkannya.

Kami akan mengajak Sobat-sobat untuk mengenal rahmat Tuhan yang tersimpan di alam Sumut yang meliputi keanekaragaman suku, agama, bahasa, pertanian dan perkebunan, kesenian, tempat wisata alam, dan tempat ziarah rohani yang tak kalah popular.

Suku bangsa yang ada di Sumut cukup variatif. Ada suku Batak, Nias, dan Melayu. Daerah pesisir timur, dominan didiami oleh orang Melayu. Daerah pantai barat (Barus-Natal) didiami oleh orang Minangkabau. Daerah tengah, sekitaran Danau Toba, dihuni oleh suku Batak. Sementara suku Nias berada di Kepulauan Nias, sebelah Barat. Tapi, masih ada suku Jawa dan Tionghoa yang turut mendiami provinsi ini. Masih ada juga etnis Banjar, India, dan Arab di Sumut. Bisa jadi, masih ada suku lain yang tinggal di Sumut.

Agama di Sumut terdiri atas Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, dan Aliran Kepercayaan Parmalim (sebutan bagi penganut Ugamo Malim, agama leluhur yang diwariskan Sisingamangaraja kepada Raja Mulia). Pusat agama ini ada di daerah Huta Tinggi, Desa Parnomuan Nauli, Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Ini menjadi salah satu kekhasan dari Sumatera Utara yang pantas digali.

Bahasa yang digunakan pada umumnya adalah Indonesia. Walau demikian, sebagai efek logis dari beragamnya suku di Sumut, beragam pulalah bahasa lokal yang bisa didapat di sini, seperti bahasa Melayu (Deli, Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai), Hokkian (Tionghoa), Batak (Toba, Simalungun, Karo, Angkola, Pakpak, dan Dairi), dan Nias (di Kepulauan Nias). Sementara orang yang tinggal di Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) menggunakan bahasa pesisir.

Pertanian dan perkebunan menjadi andalan masyarakatnya. Pertanian padi cukup luas di Sumut, secara khusus di daerah tengah karena dekat dengan perairan danau. Selain perkebunan sawit, terdapat kebun karet, cokelat, teh, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau.

Kesenian daerah juga variatif dan kaya. Setiap suku dan subsuku pasti punya kesenian tersendiri. Untuk seni musik yang sudah dikenal adalah musik Batak Toba, Simalungun, dan Karo. Subsuku Angkola, Pakpak, dan Dairi juga punya kekhasannya. Ada gondang dan instrumen tradisional lainnya. Sementara itu, Melayu terkenal dengan akordeon, gendang Melayu, dan biola. Nias juga punya musik yang khas.

Seni arsitektur juga cukup variatif. Perpaduan seni pahat dan ukiran menjadi kekhasan etnik Batak (dengan warna merah, putih, dan hitam). Suku yang lain juga punya kekhasan yang hamoir sama, hanya saja rumah Melayu lebih dominan warna hijau.

Tarian tradisional tak kalah terkenal dibanding musik dan arsitektur. Di suku Batak, dikenal tortor dengan variasi yang cukup banyak. Ada pula tari Serampang Duabelas dari Melayu, Gundala-gundala dari Tanah Karo, Maena dari Nias, Sikambang dari Barus, dan lain-lain.

Gimana, cukup banyak kan? Masih ada lagi daerah destinasi wisata alam dan ziarah rohani yang bisa menarik perhatian para Sobat yang baik.

Destinasi Wisata Alam yang dicipta dan dianugerahkan Tuhan kepada penduduk Sumut beragam.

1. Yang paling terkenal adalah Danau Toba. Para Sobat, ada yang pasti sudah pernah bertamasya ke sini. Ada juga yang masih penasaran karena belum bisa menikmati keindahan Danau Toba secara langsung. Keindahannya bisa dinikmati secara langsung dengan menatap danau itu, tetapi bisa juga dinikmati sembari berkeliling di pinggirannya. Cukup terkenal rumah Adat Batak di Pulau Samosir dan desa Tuktuk Siadong-adong. Ragam tempat menginap pun ada di sekitaran Danau Toba

2. Yang tak kalah popular adalah Pulau Samosir. Di pulau ini, tersimpan rahmat Tuhan yang tak bisa dideskripsikan, karena jemari akan lelah dan ruang untuk itu tidak cukup (just kidding!). Yah, para Sobat mungkin sudah tahu, bahwa Pulau Samosir itu terletak di tengah Danau Toba.  Ada Huta Siallagan yang baru-baru ini dikunjungi oleh Pak Jokowi. Ada pula museum dari perkampungan tua di Tomok. Di pulau ini pun terdapat para penenun ulos. Selain itu, ada danau di tengah Pulau Samosir, namanya Sidihoni. Dan masih ada juga desa Sianjur Mula-mula, asal muasal orang Batak. Agar rasa penasaran terobati, sebenarnya destinasi ini harus dikunjungi. Hanya, karena Covid, selera ditahan dulu para Sobat. 

3. Air terjun sipiso-piso. Terletak di desa Tongging, Kecamatan Merek, Karo. Tinggi pancurannya adalah 120 m.

4. Sipinsur yang bisa dijadikan spot memandang keindahan Danau Toba. Terletak di Desa Pearung, Humbang Hasundutan. 

5. Muara, sebuah daerah di desa Huta Nagodang, Tapanuli Utara. Tempat ini, selain indah dan menarik, juga menjadi asal Raja Sisingamangaraja XII.

6. Salju Panas Tinggi Raja, kawah panas yang bisa diakses dari Medan, melewati Lubuk Pakam, Dolok Masihul, Galang, dan Bangun Purba.

7. Taman Nasional Gunung Leuser yang terdapat di Aceh dan Sumatera Utara. Luasnya mencapai 1.094.692 ha. Ini merupakan kawasan hutan yang telah ditentukan UNESCO menjadi situs warisan dunia.

8. Pantai Sorake dan Lagundari yang dinobatkan menjadi spot surfing terbaik di dunia. 

9. Bukit Gundaling menjadi pesona Berastagi dari ketinggian. Di sini, kita bisa menikmati sunrise dan sunset. 

10. Cagar Alam Sibolangit yang menyimpan beragam flora dan fauna langka. Dapat diakses sekitar 1 jam dari Medan menuju Sibolangit. 

11. Danau Lau Kawar yang berada di bawah kaki Gunung Sinabung. Terletak di kawasan Karo, Berastagi.

12. Kebun Raya Tongkoh menjadi lokasi penangkaran tanaman hias dan buah. 

13. Pantai Pandan di daerah Sibolga. 

14. Kebun Binatang di Pemantangsiantar.

15. Kebun Binatang di Medan.

16. Masih banyak yang tak dapat dimuat satu per satu di Kompasiana ini.

Tempat Ziarah Rohani

Yang cukup menarik bagi kami adalah bahwa, selain wisata alam terdapat beberapa tempat yang dijadikan sebagai ziarah rohani. Ini semua diusahkan oleh manusia sebagai wujud kekaguman akan rahmat-Nya lewat alam ciptaan dan usaha membantu sesama memandang Tuhan yang hadir lewat alam ciptaan-Nya.

1. Daerah Pematangsiantar: Rumah Pembinaan Fransiskan (RPF) Nagahuta yang terletak di Desa Nagori Bosa, Kecamatan Panombeian Panei. Di sini, kita bisa menimba inspirasi semangat Santo Fransiskus Assisi dengan keasrian alam dan pendalaman ajaran Kekatolikan. Selain itu, ada juga Vihara  Avalokitesvara di Jalan Pusuk Buhit, Siantar Selatan.  Terdapat patung Dewi Kwan Im setinggi 22,8 m.

2. Di Tarutung ada Salib Kasih. Menjadi tempat monumental peringatan misionari Protestan, Dr. Ingwer Ludwig Nommensen.

3. Di Berastagi ada Gereja Santo Fransiskus Asisi yang juga tergolong gereja inkulturatif adat Karo. 

4. Di daerah Dairi ada Taman Wisata Iman yang didirikan atas prakarsa Dr. Master Parulian Tumanggor pada 2001.

5. Di Medan, ada Gereja Annai Velangkani yang terkenal dengan gaya arsitekturnya yang unik. Kental dengan gaya kuil yang diprakarsai oleh P. James S.J.

6. Masjid Raya Medan yang terletak di Jalan Sisingamangaraja tak kalah popular. Masjid ini memliki perpaduan gaya Eropa dan Timur Tengah. 

7. Kuil Shri Mariamman yang terletak di Jalan Teuku Umar No. 18. 

8. Wihara Gunung Timur yang berada di Jalan Hang Tuah No. 16.

9. Masjid Al-Osmani.

10. Gereja Immanuel yang terletak di Jalan Diponegoro. Merupakan gereja tertua di Medan.

Penutup

Demikianlah para Sobat yang baik, paparan singkat dan sederhana yang mencoba menyingkapkan bahwa di Sumut tersimpan begitu banyak rahmat Tuhan yang sifatnya alamiah dan sudah diolah manusia demi tujuan yang mulia dan baik. Provinsi Sumut itu istimewa. Seperti provinsi lainnya, Sumut punya kekhasan dan kekayaan yang otentik dan unik. Barang kali, masih banyak tempat dan hal unik yang belum tersajikan di tulisan ini. Mohon maaf, jemari agak pegal juga mengetiknya dan kalau semua disingkapkan, rasa kuriositas nanti tidak ada lagi (hehehe). Boleh lagi dicari info dari internet atau orang yang pernah berkunjung ke Sumut ini.

Kita berharap agar Covid 19 cepat ditangani dan diatasi dengan tuntas. Agar, para Sobat bisa dengan leluasa berkunjung ke daerah kami ini, menikmati kemahakuasaan Tuhan. Maka, kami bahagia dan bangga menjadi bagian dari Sumut. Lebihnya, kami bangga menjadi bagian dari warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Kalau ada yang bilang, bahwa di Sumut tidak ada apa-apa, monggo dilihat dulu tawaran-tawaran menarik yang disajikan di ruang selancar Anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun