Pengantar
Indonesia menjadi sebuah negara yang sungguh amat kaya akan perbedaan dan keberagaman, salah satunya suku. Di antara puluhan ribu suku tersebut, terdapat suku Batak Toba (selanjutnya, Toba). Suku ini masih punya kekayaan yang sudah cukup dikenal dan terkenal baik di daerah lokal, nasional, maupun mancanegara.Â
Salah satu dari kekayaan itu adalah makanan/kuliner tradisional. Sebagai orang Toba yang baik, saya  mencoba mempresentasikan sebuah makanan tradisional yang katanya cukup legendaris, yakni itak gurgur. Dalam suatu kesempatan, tepat ketika mata kuliah Filsafat Nusantara, saya dan teman-teman sesubsuku sudah pernah menggali informasi tentang dan mempresentasikan apa itu itak gurgur, bahan, cara membuat, dan nilai filosofisnya bagi orang Toba.
Apa itu Itak Gurgur?
Dalam bahasa Toba, itak berarti beras dan gurgur berarti mendidih. Sederhananya, itak gurgur merupakan makanan yang terbuat dari beras dan agar orang yang telah memakannya memiliki semangat yang mendidih dan berkobar. Dahulu kala, itak gurgur tidak dimasak dan dikukus. Tapi, dewasa ini, sudah ada orang yang mengukusnya dengan beberapa pertimbangan: higienis dan cita rasa.
Dahulu, itak gurgur disajikan dalam acara doa pada momen khusus. Ketika musim kemarau tak kunjung berhenti, akan diadakan ritual untuk memohonkan belas kasihan dari Mulajadi Nabolon (Tuhan dalam paham tradisional Toba). Jika hujan turun lebat dan akhirnya menggenangi sawah, dipersembahkanlah itak gurgur dengan doa: "On ma itak gurgur da Oppung. Gurgur ma gogo ni hauma nami on" (Inilah itak gurgur, yah Oppung. Semoga hasil sawah kami berlimpah).
Bahan
Bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan itak gurgur adalah tepung beras (lebih cocok dari hasil penggilingan beras), air, kelapa parut, dan gula putih/merah. Boleh ditambah dengan sedikit garam, sesuai dengan selera.Â
Cara Membuat
1. Rendam beras di dalam air sekitar 1-2 jam.
2. Tiriskan dan giling beras. Beras juga bisa ditumbuk di losung (Indonesia: lesung).