Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Itak Gurgur: Bahan, Cara Membuat, dan Nilai Filosofi bagi Batak Toba

30 Januari 2021   15:41 Diperbarui: 30 Januari 2021   15:43 5464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Indonesia menjadi sebuah negara yang sungguh amat kaya akan perbedaan dan keberagaman, salah satunya suku. Di antara puluhan ribu suku tersebut, terdapat suku Batak Toba (selanjutnya, Toba). Suku ini masih punya kekayaan yang sudah cukup dikenal dan terkenal baik di daerah lokal, nasional, maupun mancanegara. 

Salah satu dari kekayaan itu adalah makanan/kuliner tradisional. Sebagai orang Toba yang baik, saya  mencoba mempresentasikan sebuah makanan tradisional yang katanya cukup legendaris, yakni itak gurgur. Dalam suatu kesempatan, tepat ketika mata kuliah Filsafat Nusantara, saya dan teman-teman sesubsuku sudah pernah menggali informasi tentang dan mempresentasikan apa itu itak gurgur, bahan, cara membuat, dan nilai filosofisnya bagi orang Toba.

Apa itu Itak Gurgur?

Dalam bahasa Toba, itak berarti beras dan gurgur berarti mendidih. Sederhananya, itak gurgur merupakan makanan yang terbuat dari beras dan agar orang yang telah memakannya memiliki semangat yang mendidih dan berkobar. Dahulu kala, itak gurgur tidak dimasak dan dikukus. Tapi, dewasa ini, sudah ada orang yang mengukusnya dengan beberapa pertimbangan: higienis dan cita rasa.

Dahulu, itak gurgur disajikan dalam acara doa pada momen khusus. Ketika musim kemarau tak kunjung berhenti, akan diadakan ritual untuk memohonkan belas kasihan dari Mulajadi Nabolon (Tuhan dalam paham tradisional Toba). Jika hujan turun lebat dan akhirnya menggenangi sawah, dipersembahkanlah itak gurgur dengan doa: "On ma itak gurgur da Oppung. Gurgur ma gogo ni hauma nami on" (Inilah itak gurgur, yah Oppung. Semoga hasil sawah kami berlimpah).

Bahan

Bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan itak gurgur adalah tepung beras (lebih cocok dari hasil penggilingan beras), air, kelapa parut, dan gula putih/merah. Boleh ditambah dengan sedikit garam, sesuai dengan selera. 

Cara Membuat

1. Rendam beras di dalam air sekitar 1-2 jam.

2. Tiriskan dan giling beras. Beras juga bisa ditumbuk di losung (Indonesia: lesung).

3. Ayak tepung yang sudah jadi.

4. Campurkan tepung beras dengan kelapa parut dan gula putih atau merah.

5. Setelah bahan tercampur, bentuklah campuran bahan dengan tangan. Genggam dan tekan kuat sehingga hasilnya berbentuk genggaman.

Nilai Filosofis Bagi Orang Toba

1. Bahan dasar itak gurgur adalah tepung beras. Bagi orang Toba, beras merupakan kebutuhan pokok yang selain menguatkan tubuh jasmani, juga menguatkan roh (boras, si pir ni tondi = beras penguat roh).

2. Makna kata gurgur: mendidih, berkobar. Maka, diharapkan setelah memakan itak gurgur, roh (tondi) orang yang bersangkutan lebih bersemangat dan berkobar-kobar untuk melanjutkan harapan atau cita-cita ke arah yang lebih baik.

3. Kandungan gula dalam itak gurgur menjadi simbol semangat yang kuat. Gula, pada dasarnya, mampu membangkitkan semangat. Orang yang cukup kadar gula dalam darahnya, akan terlihat energik dan kuat.

4. Secara umum itak gurgur menjadi lambang harapan dan kekuatan. Dengan mempersembahkan itak gurgur, nenek moyang orang Toba memautkan harapan kepada Mulajadi Nabolon dan dewa-dewi lainnya agar hasil usaha mereka berbuah berlimpah.

Itak Gurgur di Zaman Kontemporer

Di zaman sekarang ini, itak gurgur masih disajikan pada momen tertentu. Pada acara pesta-pesta besar orang Toba seperti pernikahan dan duka cita, itak gurgur masih menjadi hidangan yang tak dilupakan. Selain itu, pernah juga ketika hendak merantau, orang tua menyajikan itak gurgur sebelum memberangkatkan saya. Mereka berharap, agar di tempat perantauan, saya tetap bersemangat dan kuat serta terhindar dari segala niat jahat orang lain. 

Hal ini terjadi, karena mereka masih memelihara nilai filosofis itak gurgur yang diajarkan oleh leluhur terdahulu. Memang, ada sedikit perkembangan. Bahwa, selain acara adat Toba, itak gurgur bisa disajikan sebagai santapan harian. Tentunya, sudah lebih banyak orang yang memilih itak gurgur yang dikukus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun