Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memberdayakan Masyarakat dengan Metode ABCD

14 Januari 2021   00:30 Diperbarui: 14 Januari 2021   00:34 5440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan metode ini, Yayasan Caritas PSE juga ingin menggerakkan pembangunan komunitas masyarakat, jadi bukan hanya orang per orangan. Perubahan yang besar akan lebih cepat terealisasi bila dilakukan secara berkelompok.

Aset yang didata adalah aset person, orang-orang yang bisa digerakkan untuk mengolah sumber daya alam dan finansial. Selanjutnya adalah aset institusi, yakni kelompok masyarakat sosial. Ketiga, aset materi yang tentunya terdiri dari tanah, sungai, gunung, air, pohon, akses jalan, listrik, pelayanan, gedung, uang, dokumen, surat berharga, dan arsip lainnya. 

Penerapan Metode ABCD lewat Pemberdayaan Masyarakat

P. Markus mencoba menerapkan metode ABCD kepada kelompok masyarakat di atas dengan kegiatan Reboisasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Peningkatan Ekonomi Rakyat Berbasis Potensi Lokal. Satu hal umum yang dilakukan terhadap dua kegiatan adalah pemetaan aset secara internal dan eksternal. Maka, anggota pengembangan mencoba melakukan observasi, wawancara langsung, diskusi kelompok terpimpin. Ada empat kategori aset (person dan institusi), yaitu aset kunci (aktor/motivator penggerak proyek pengembangan), utama (masyarakat di kecamatan dan desa), pendukung (para pembina atau pendukung), dan biasa (aset pribadi dan institusi sendiri).

Langkah selanjutnya adalah menganalisis tingkat ketertarikan masyarakat setempat dan pengaruh aset itu sendiri. Bobot penerapan metode dengan pemberdayaan masyarakat akan tampak dari kerja sama semua yang terlibat dalam proyek. Analisis seperti ini penting, supaya tahu mensiasati kerja sama yang harus optimal.

Maksud dari pemberdayaan masyarakat adalah membangun jejaring interaksi untuk meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan yang kontinu, dan mengupayakan pemantapan kualitas hidup masyarakat. Di dalam proses pemberdayaan ada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan, atau skil kepada masyarakat agar individu di dalamnya kreatif dan lebih berdaya. Lalu, ada juga proses merangsang motivasi individu agar mampu dan berdaya menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya lewat dialog.

Secara aktual, P. Markus dan Yayasan Caritas PSE mencoba menawarkan pola pemberdayaan melalui problem solving (pemecahan masalah), appreciative inquiry (memberikan apresiasi), dan participatory rural approuch (pendekatan pedesaan partisipatif).

Setelah sosialisasi metode dan pola, tim berusaha mendampingin masyarakat untuk peduli hutan di wilayah mereka. Dengan catatan, harus ada kontinuitasnya, bukan hanya sekarang dan besok, tetapi selama-lamanya. Rehabilitasi hutan tidak berhasil di tangan yayasan, tetapi keberhasilan itu ada di tangan masyarakat. Maka, diminta dukungan dari perangkat desa dan pemerintahan agar memperhatikan, mendukung, dan mengontrol proses rehabilitasi ini. Untuk itu, beberapa orang diutus untuk live in (tinggal bersama) masyarakat sembari belajar dan melatih masyarakat.

Dalam meningkatkan perekoniman rakyat berbasis lokal, yayasan bekerja sama dengan beberapa lembaga mencoba mendata potensi-potensi (aset) lokal yang bisa dikembangkan lebih baik lagi. Seperti Pakkat dan Tarabintang aset lokal yang bisa dikembangkan adalah karet. Yayasan Caritas mencoba bekerja sama dengan pabrik pengolahan karet untuk memberikan pelatihan budidaya karet secara profesional. Tutor didatangkan.

Selain karet, ada lagi rotan. Bekerja sama dengan usaha dagang di Pematangsiantar, Caritas mengundang usaha dagang tersebut memberikan pelatihan dalam berbagai skil pemanfaatan rotan. Sementara di enam desa lainnya, glugur cukup potensial untuk dibudidayakan. Caritas kembali mengundang tim dari PT Tani Mas memberikan pelatihan budidaya glugut mulai dari pembibitan hingga perawatan yang tepat.

Kemudahan dan Kendala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun