Nama Santa Corona muncul dalam Doa Harian
Tidak tahu di tempat lain, tetapi di Keuskupan Agung Medan, ada doa khusus selama masa pandemi Covid 19. Dan di akhir bait doa, ada tertulis, "Santa Corona, doakanlah kami". Dengan iman yang sungguh kuat akan kuasa Tuhan, bahwa semuanya bisa berlalu dan dilalui, doa-doa dari Santa Corona juga membantu. Diyakini bahwa, mereka yang sudah menjadi kudus, menjadi pendoa pula bagi orang-orang yang masih berziarah di dunia ini. Untuk itu, adalah salah satu cara yang baik ketika gereja memohonkan doa bersama dari orang kudus demi kebahagiaan umat manusia yang masih hidup.
Doa ini selalu kami ucapkan dalam Misa Harian, sebagai wujud doa permohonan bagi dunia. Agar dengan berdoa penuh keyakinan bersama Santa Corona, dunia semakin cepat pulih dari pandemi ini. Bagi saya pribadi, dengan sering mengucapkan nama Santa Corona, saya dihibur bahwa akan ada secercah sinar kepulihan yang akan diberikan oleh Tuhan. Semakin dekat dengan si santa yang satu ini, saya justru semakin merasakan bahwa semua akan indah pada waktunya. Manusia sudah berusaha dan berjuang untuk memulihkan masa sulit ini. Dan baru-baru ini ada kabar baik tentang vaksin, itu menjadi kabar sukacita. Saya berpikir, bahwa doa bersama Santa Corona perlahan-lahan membuahkan hasil.
Inspirasi dari Sang Woman of This Year
Sebuah inspirasi dan kekaguman lahir dari refleksi atas hidup Santa Corona. Teguh mempertahankan iman meski mendapat gangguan adalah nilai utama dalam keberimanan. Sebagai murid Kristus, Corona telah menampilkan mahkota (sebab Corona berarti mahkota) keperkasaan dan ketangguhan dalam menghadapi penyiksaan.
Selama 2020 ini, terjadi beberapa kali penyiksaan dan penindasan terhadap orang Kristen oleh beberapa orang. Penyiksaan seperti ini, bagi saya ketika telah belajar Sejarah Gereja, bukan menjadi sesuatu yang baru. Peristiwa seperti ini sudah menjadi antrian yang kesekian kali. Namun, satu hal yang patut membahagiakan bagi saya, bahwa meski mendapat gangguan, orang Kristen atau Katolik tetap bertahan dan ada. Iman, harap, dan kasih adalah kuncinya.
Iman yang dibagikan Santa Corona menguatkan saya untuk tetap teguh percaya pada Kristus. Sembari berharap bahwa segala pencobaan dapat dilalui dengan bahagia, saya yakin suatu saat nanti akan ada perdamaian dan kedamaian di bumi ini. Tak peduli berapa lama itu akan terwujud. Dimana orang bebas mengekspresikan keyakinannya kepada Tuhan Pencipta, tanpa mengalami usikan atau gangguan. Yang lebih penting adalah tetap mengasihi orang yang kurang suka atau senang dengan saya.Â
Mewujudkan kasih yang tulus dan ikhlas di tengah perbedaan bukan gampang. Kadang emosi tidak stabil. Hanya saja, saya coba berpikir dengan logis dan selalu bermenung atas hidup Santa Corona, terlebih sepanjang 2020 ini. Sungguh, bagi saya inspiratif sekali Santa Corona ini.
Terima kasih Kompasiana yang membuka peluang berbagi dari figur seorang perempuan yang saya kagumi. Kalau masalah cinta ibu, itu sudah ada di hati. Kasih ibu tetap menjadi prioritas yang mengalir dalam darah dan tubuh.
Terima kasih Santa Corona yang telah diangkat Gereja menjadi pelindung pandemi. Dengan ini, saya diajak untuk mengenalmu lebih jauh dan menjadikanmu sebagai woman of this year.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H