Mohon tunggu...
Ari Fuatik
Ari Fuatik Mohon Tunggu... lainnya -

nyaris tak punya kegemaran selain bermain dan menonton sepakbola.\r\n\r\nContact: arifunatik@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Abramovich Sudah Dapat Semua, Kecuali Gol Rutin Torres

26 November 2012   23:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:38 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada debut Rafa menangani Chelsea Minggu malam lalu, penolakan besar-besaran dari fans terhadap pelatih berkebangsaan Spanyol itu jauh lebih menarik dibanding jalannya pertandingan. Padahal, Chelsea yang duduk di posisi ketiga -sekarang keempat- klasemen, menghadapi Manchester City, si pemuncak klasemen –sekarang posisi dua. Harusnya, pertandingan itu adalah yang paling seru dibandingkan pertandingan lainnya. Kenyataannya, pertandingan itu mungkin tidak ada apa-apanya dibanding Wigan vs Reading.

Fans tahu bahwa Chelsea punya masalah dengan ketajaman Torres. Tapi sedikit demi sedikit, mereka mulai memakluminya. Dengan pemain tengah seperti Hazard-Mata-Oscar, fans memaklumi jika Torres hadir di lapangan untuk sekadar memenuhi kuota 11 pemain yang bertanding. Bahkan, mereka lebih suka Torres mengisi lini depan Chelsea walaupun sepanjang pertandingan nyaris tak terlibat dalam permainan, dibanding Sturridge yang lebih sering mendapatkan bola, kemudian melakukan hal-hal konyol. Dribbling konyol yang tak pernah bisa melewati pemain lawan, atau shooting konyol yang kemungkinan golnya nol persen.

Tapi pemakluman fans terhadap jebloknya prestasi Torres agak berbeda dengan pemakluman sang pemilik, Roman Abramovich. Torres adalah pemain yang paling dicintai Roman. Seperti Andriy Shevchenko, yang konon didatangkan ke London, padahal Mourinho tidak menginginkannya. Maka menjadi hal yang biasa-biasa saja saat Roman rela menyisihkan 50 juta poundsterling untuk mendatangkan Torres dari Liverpool Januari 2011 lalu.

Keputusan Roman memberhentikan Roberto Di Matteo memang mengejutkan. Benar bahwa sejak kekalahan dari MU di pekan kesembilan, Chelsea tak pernah meraih kemenangan di pertandingan-pertandingan berikutnya di liga. Di Liga Champions pun, Chelsea gagal meraih kemenangan di 3 pertandingan terakhir. Hasil itu tentu saja membuat fans khawatir. Peluang Chelsea lolos ke fase knock out harus bergantung pada kemenangan Shakhtar atas Juve di matchday terakhir. Itu pun kalau kita beranggapan bahwa Chelsea pasti dapat mengalahkan Nordsjaelland. Tapi bagi siapa pun fans Chelsea, rapor itu tentu tak cukup untuk men-drop out Robbie dari Stamford Bridge.

Roman tentu saja ingin melihat Chelsea memenangi semua pertandingan, seperti kemauan para fans. Tidak ada yang berbeda. Bahkan, Roman nyaris tak pernah absen menyaksikan langsung laga Chelsea. Di setiap laga The Blues, Roman sering tertangkap kamera duduk di tribun VIP. Sebagai orang yang sangat kaya, karena seringnya datang ke stadion, Roman seperti tak punya kerjaan lain selain menonton pertandingan sepakbola.

Sejak mengakuisisi Chelsea 2004 lalu, Roman tak peduli dengan besarnya biaya yang harus ia keluarkan untuk membeli gelar juara. Milyaran pounds sudah ia keluarkan. Kerugian demi kerugian yang ia alami setiap tahun tak membuatnya menyudahi bisnis ini. Sebagai orang yang berdiri di pihak yang menganggap sepakbola adalah industri, Roman berulang kali menampar orang-orang yang mendewakan pembinaan dalam membangun klub sepakbola. Dari kursi di tribun VIP yang ia duduki, ia menampar orang-orang itu saat Chelsea menjuarai Liga Inggris, Piala FA, atau Liga Champions. Senyumnya yang kecut itu seolah memamerkan bahwa ia membeli semua piala itu dengan uangnya. Bakat-bakat sepakbola biarlah tetap lahir di YouTube atau klub lain, kemudian ia membelinya dengan harga mahal dan tawaran gaji yang tinggi.

Dengan semua koleksi piala yang mejeng di lemarinya, Roman mulai menggeser targetnya. Ia membuatnya menjadi lebih spesifik. Tidak hanya tentang hasil positif yang harus diraih klub, tapi juga peningkatan performa Torres secara individu.

Nyaris dua tahun berseragam biru, Torres nyaris hilang dari daftar top scorer. Di Chelsea pun, ia sejajar dengan Gary Cahill dan Ivanovic yang notabene adalah pemain belakang.

Sebagai pemain yang paling dicintainya, Roman tak membuang Torres. Di Matteo yang sudah memberinya piala Liga Champions harus keluar karena tak mampu mengangkat performa Torres. Ya, menurut Roman secara subjektif, Torres adalah pemain hebat. Kalau ia tampil buruk, tentu saja yang salah adalah pelatihnya.

Dan pilihan akhirnya jatuh kepada Rafael Benitez. Bagi yang mengabaikan faktor Torres, penunjukan Benitez tentu mengejutkan. Apalagi mereka yang membenci Rafa selama menukangi Liverpool. Masuk akal jika mereka meminta Rafa keluar dari Chelsea, bahkan sebelum memulai pertandingan pertamanya.

Roman tentu tahu dengan penolakan itu. Ia mungkin bahkan sudah memprediksinya. Tapi seperti juga dalam bidang lain, Roman menganggap demonstrasi hanyalah protes biasa. Ia bisa memilih mendengarkannya atau tidak.

Dalam rangka megaproyek peningkatan performa Torres, Roman percaya, satu-satunya orang yang bisa melakukannya adalah Rafa. Itu jelas terlihat, hanya butuh waktu kurang dari 24 jam untuk mengumumkannya setelah kursi pelatih ditinggalkan Di Matteo.

Kita tinggal melihat seperti apa penampilan Torres di bawah arahan Rafa selama tujuh bulan ke depan. Bagi Torres, ini mungkin satu-satunya kesempatan yang ia punya. Jika sama saja, sepertinya Roman akan mulai percaya bahwa Torres memang sudah selesai. Bukan apa-apa. Dan sebagai pemilik klub, fans Chelsea yang menghujat penunjukan Rafa tak perlu ia jual dan ganti dengan fans baru yang loyal, seperti jokes yang gencar beredar di Twitter Minggu malam lalu.

Surabaya, Selasa, 27 November 2012 05:23

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun