Ketika mulai masuk les matematika, cita-cita saya berubah lagi: jadi ahli matematika. Saya begitu menikmati les matematika saya walau membuat saya pusing juga karena harus mengerjakan soal setara kelas 1 SMA ketika saya masih kelas 3 SD. Saya berharap bisa lulus dari tempat les tersebut (baca: dapat menyelesaikan soal-soal matematika SMA) dalam tempo dekat, tapi ternyata ada hambatan yang membuat saya berhenti ketika baru saja mulai meraba-raba soal-soal tersebut.
Cita-cita saya terus berganti. Jadi dokter mata, jadi penulis, bahkan jadi pemain bulutangkis. Sampai akhirnya kini saya kembali pada cita-cita semula. Jadi dokter. Tapi saya masih bingung mau jadi dokter apa.
Yang jelas, saya sekarang berprinsip: Kalau ingin berhasil, pandang cita-citamu yang ada di tempat tertinggi, lalu lakukan segala cara yang mungkin dan halal untuk mencapainya.
Tapi (lagi), sekali lagi, saya masih bingung bagaimana caranya menetapkan cita-cita yang tinggi, tapi tidak nekat ataupun cetek, dan sesuai dengan kemampuan. Ada yang bisa membantu saya?
(Me-u-tia)