Satu-satu masyarakat datang untuk diskusi teknis menyiapkan prasyarat penyelesaian konflik. Obrolan kami terputus dan saya tidak bergeser duduk karena menikmati aura positif yang dipancarkan oleh Pak Oyib. Dalam proses diskusi dia tidak mau berbicara kecuali diminta pendapatnya sebagai pini sepuh kampung. Dan, Malam ini dia pulang lebih dulu, katanya dia tidak sangup lagi tidur terlalu malam meskipun ketika di rumah dia juga tidak bisa tidur. Bersandal jepit dia berjalan pulang menuju kediamannya yang sederhana, saya menatap punggungya yang tidak lagi tegap, tegak dan kokoh, gerak langkah kakinya tertatih-tatih seperti memikul beban berat sementara usia sudah sepuh. Pak Oyib, nama inilah yang selalu saya tanyakan setiap kali berkunjung ke Sengkuang.!