Mohon tunggu...
Tia Esti Pebriyanti
Tia Esti Pebriyanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Hallo, saya Tia Esti Pebriyanti. Saya mahasiswa KIMIA UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mulai membuat akun ini, saya ingin belajar menulis selain laporan praktikum.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesalahan dalam Pertemanan

4 Oktober 2019   01:18 Diperbarui: 4 Oktober 2019   01:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tumben banget sendiri pulangnya"sindir teman kelasku.
Aku tak menjawab, aku hanya diam. Sudah cukup muak mendengar pernyataan seperti itu. Apa salahnya pulang sendirian? Toh merugikan juga tidak.

Hari semakin berlalu, hubunganku dengan mereka bertiga tak berkunjung membaik. Ada rasa egois di dalam diriku. Karena, aku ingin mereka yang mulai berbicara kepadaku mengenai kesalahanku dan menyudahi semua drama ini.
Dengan begitu, terpaksa aku harus bersikap seolah-olah tak ada salah dan setiap bertemu mereka aku tak menyapa. Karena aku tahu respon apa yang akan aku terima. Aku hafal betul sikap mereka. Tapi, aku tak mungkin selalu menerima sikap mereka yang seperti itu dalam jangka yang panjang.

Menurutku, mereka terlalu egois terhadap perasaan. Mereka berbuat salah, jujur aku bisa memaafkan mereka walau kesalahan itu sangat fatal menurutku. Aku tak berani bersikap dingin, karena aku berpikir mereka temanku lebih dari apapun, tak pantas menerima perlakuan seperti itu.

"Jackline, apa ini semua salah aku?" tanyaku kelada Jackline.
"Aku tidak berani untuk memihak siapapun. Aku tidak memihakmu, dan aku pun tidak memihak mereka berdua. Yang aku tahu, mereka hanya kecewa kepadamu, Tania. Mereka kecewa mengapa kamu mengajak temanmu itu dibanding mereka berdua. Aku sih tidak masalah kamu ingin mengajakku ataupun tidak. Toh itu urusanmu."
"Tapi, kenapa harus dengan menjauhiku? Coba kamu bayangkan Jackline, kamu tiba-tba dijauhi tanpa sebab, sedangkan kamu bertanya kepada mereka, mereka hanya jawab 'tidak apa-apa'. Tidak apa-apanya mereka itu berbeda dengan sikap yang mereka tunjukkan, Jackline. Sumpah, ingin nangis rasanya jika harus menghadapi seperti ini terus. Harus merasakan sikap tiba-tibanya mereka. Aku hanya ingin, jika diantara kita berempat ada yang melakukan kesalah, apa salahnya sih untuk dibicarakan? komunikasikan paling penting dalam kehidupan. Dengan diam, tak bisa menjelaskan semua, Jackline"  suaraku mulai serak. Sebisa mungkin aku menahan tangisku agar tak pecah seketika.

"Aku mengerti, Tania. Aku mengerti. Tapi, kejadian ini ada kesalahpahaman yang tersirat. Aku tidak bermaksud untuk menyalahkan kamu, Tania. Tapi, coba beri penjelasan kepada mereka apa yang sebenarnya terjadi." ucap lembut Jackline seraya menepuk pundakku.
"Jackline, kamu lupa? Jikalau sudah begini bagaimana sikap Wisly dan Alyra kepadaku. Aku sudah menduga hasilnya seperti apa, Jackline."
"Tania, itu hanya sugestimu. Kamu jangan mau termakan oleh sugestimu sendiri, Tania. Aku yakin, mereka pasti mendengarkanmu. Aku yakin itu." Jelas Jackline dengan penuh kepastian. Aku hanya diam untuk menanggapi pembicaraanya.

Setelah diberi pesan oleh Jackline agar aku memberi penjelasan, jujur aku tak memberi penjelasan apapun. Aku terlalu egois. Sampai berminggu-minggu, aku tak lagi bermain ataupun berkumpul lagi dengan mereka. Aku tak lagi tahu-menahu apa yang telah terhadap mereka. Tali yang kami rajut putus seketika. Entah bagaimana untuk menyambungkannya kembali. Karena aku terlalu egois.

Sebuah komunikasilah yang menjadi kesalahan fatal. Aku yang tak mau berbicara, begitupun dengan mereka. Aku yang selalu termakan sugesti, mulai berhenti berharap apakah pertemanan akan terjalin kembali atau tidak.
Akhir cerita yang sudah kualami ya seperti ini. Komunikasi dan egois, saling berpegangan erat. Itu sumber masalah dari kisah pertemananku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun