Mohon tunggu...
Tiara Abdhie
Tiara Abdhie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sukses Beretorika dengan Percaya Diri

14 Mei 2024   23:06 Diperbarui: 21 Mei 2024   21:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan Tiara Abdhie

(Dosen dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Berbagai perasaan seseorang akibat merasa terancam akan hal yang belum tentu terjadi saat berada di atas podium disebut dengan kecemasan beretorika. Perasaan ini dirasakan oleh oleh seseorang karena takut tidak dapat menyampaikan pesannya dengan baik.

Tidak pandang bulu, siapapun dapat merasakan kecemasan beretorika, bahkan para ahli sekalipun. Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan beretorika adalah dengan mengurangi ketegangan melalui relaksasi.

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kecemasan beretorika, salah satunya adalah keadaan dimana seorang pembicara dihadapkan kepada orang lain yang dirasa memiliki kemampuan lebih dalam public speaking. Kondisi akibat faktor ini dapat diatasi dengan menumbuhkan kunci keberhasilan dalam beretorika, yaitu rasa percaya diri.

Kecemasan beretorika juga dapat terjadi akibat seseorang tidak siap akan kejadian yang tidak terduga. Sebagai contoh, terjadi suatu hal yang menghalangi pembicara untuk melihat teks. Kecemasan ini dapat diatasi dengan melakukan improvisasi terhadap pesan yang disampaikan, meningkatkan rasa percaya diri, dan menghilangkan keraguan.

Selain itu, kecemasan beretorika juga dapat terjadi karena seorang pembicara merasa memiliki gaya bahasa yang sama dengan pembicara lain. Jika hal ini terjadi, hal yang harus dilakukan adalah tetap percaya diri dan tetap menjadi diri sendiri. Sejatinya, gaya bicara para orator handal menjadi teladan yang harus diikuti dan dikuasai oleh para pembicara.

Kejadian-kejadian pada masa lampau yang berkaitan dengan kegagalan dalam beretorika, baik pengalaman pribadi maupun orang lain, juga dapat memicu terjadinya kecemasan beretorika. Kegagalan seseorang akibat tekanan publik misalnya. Kecemasan ini dapat diobati dengan menemukan asal muasal masalah, melakukan persiapan yang lebih matang, dan kemballi lagi kepada kepercayaan diri bahwa ia tidak akan mengalami kejadian tersebut.

Pada dasarnya, sebab pokok kecemasan beretorika adalah faktor teknis yang menjalar kepada masalah psikologis, yaitu minimnya kemampuan dan pengalaman. Untuk itu, setiap individu dapat mencegah kecemasan beretorika dengan melakukan pembiasaan, yakni dengan memperbanyak latihan, mengamati dan mempelajari gaya bicara para orator ulung, serta tampil percaya diri dengan menghalau rasa takut.

Tidak hanya sebagaimana yang telah disebutkan, bahkan para public figure juga dapat mengalami kecemasan beretorika saat dihadapkan kepada khalayak ramai. Perbedaannya adalah kecemasan ini terjadi karena faktor popularitas, sehingga apabila seorang public figur melakukan kesalahan, nantinya dapat dengan mudah tersebar luas.

Dapat disimpulkan bahwa kecemasan beretorika dapat diatasi dengan menghindari ketegangan, menghindari berpikir akan kemungkinan-kemungkinan buruk, percaya diri, melakukan pembiasaan, fokus, dan sebisa mungkin menghindari tekanan publik. Selain itu, setiap pembicara perlu menenangkan diri dengan memercayai bahwa siapapun dapat mengalami kecemasan beretorika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun