Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Random writer

Perempuan biasa yang suka menulis apapun

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Berkreasi dengan Flatlay

2 September 2024   16:16 Diperbarui: 2 September 2024   16:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknik flatlay tak jauh beda dengan teknik foto lain. Kesulitannya sama, keseruannya juga sama. Pada prinsipnya foto flatlay itu membidik obyek yang ditempatkan (direbahkan) dan ditata sedemikian rupa pada bidang datar (flat) dengan sudut pengambilan kamera dari atas secara tegak lurus 90% ke bawah. Flat lay merupakan foto minimalis, dalam arti hanya membutuhkan backdrop namun kaya akan komposisi foto dengan adanya elemen-elemen dekoratif dalam frame. Ada yang mengatakan flatlay adalah salah satu angle dalam fotografi namun ada juga yang mengatakan flatlay bukanlah angle melainkan style dari angle bird eye view (BEV).

Obyek dalam flatlay bisa makanan, kosmetik, elektronik, peralatan travelling, ootd dan lain sebagainya. Meski termasuk dalam sub genre dari still life, kita bisa menambahkan dan menjadikan manusia sebagai obyek flatlay.

Awalnya trend flatlay diperuntukkan memotret obyek agar berkesan rapi dan bersih dengan lighting merata. Namun pada perkembangannya, bisa dikreasikan lebih bebas lagi. Yang harus kita perhatikan sebaiknya tetap menerapkan unsur-unsur dasarnya. Di bawah ini beberapa tips memotret flatlay.

1. Tema dan Format

Hal pertama yang kita lakukan adalah memikirkan tema atau konsep apa yang akan kita buat. Penentuan tema ini penting untuk membuat foto flatlay kita terlihat indah dipandang dengan obyek-obyek yang tak terlalu bertabrakan, dan seolah 'saltum' atau 'salah kostum'.

Misalnya ingin memotret dengan konsep gelap untuk benda yang berkesan manly. Siapkan property yang berhubungan dengan itu. Jangan tiba-tiba diberi bunga plastik berwarna pink. Salah? Tidak. Tak ada yang salah dalam seni. Hanya sedikit kurang nyambung.

Dan yang paling sering terjadi pada foto konsep makanan. Ketika kita memotret makanan terutama tradisional, menambahkan obyek yang kurang sesuai sehingga terkesan asal letak tentu akan mengganggu penampilan keseluruhan foto bukan. Contohnya memotret gudheg Jogja, lebih baik di sekitarnya kita tebar barang-barang tradisional. Tidak memiliki? Minim, letakkanlah props yang berbau makanan. Paling mudah adalah menebarkan bumbu dan bahan dasar seperti bawang, sayuran, dan sebagainya. Penambahan bunga artificial tidak salah, namun yang harus kita ingat, peletakannya sudah sesuai atau belum, warnanya tidak mencuri perhatian mengalahkan si hero atau bentuknya malah mengganggu keseluruhan dari foto kita.  

Ingin memotret yang colorful untuk kue? Pilih pernik warna-warni cerah. Jika kita akan membuat foto produk atau foto-foto untuk kepentingan bisnis, penonjolan POI adalah yang utama.

Bosan dengan konsep mainstream? Kita bisa meng-create personal konsep sendiri. Mungkin sesuatu yang berkesan deep dan soulful dengan menata elemen secara bertumpuk dan tampak messy.

Selain tema, format foto juga memberi peranan penting. Apakah kita membutuhkan format landscape atau square. Saat kita sudah memotret dan mengedit begitu cantiknya, ternyata setelah kita upload di sosial media ternyata terpotong sehingga mengurangi esensi si foto itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun