"Takwa adalah mengerjakan ketaatan kepada Allah Swt berdasarkan cahaya-Nya dengan mengharap pahala-Nya dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah Swt berdasarkan cahaya-Nya karena takut kepada azab-Nya." (Tafsir Ibnu Katsir, I/2440)
Jika derajat takwa adalah buah dari puasa dan amalan saleh di bulan Ramadan, idealnya, usai Ramadan, seluruh amalan saleh itu tidak pudar. Bahkan kian membekas. Keluarga muslim senantiasa akan berupaya untuk menjalankan ketaatan pada-Nya dan meninggalkan kemaksiatan pada-Nya. Sosok ibu sebagai madrasah utama anak-anaknya, semestinya mempunyai gambaran bagaimana membuat Ramadan tidak berlalu begitu saja.
Diawali dengan bagaimana mempersiapkan keluarga terutama buah hati dalam menyambut Ramadan. Menghadirkan suasana Ramadhan penuh suka cita, keindahan, keikhlasan, keberkahan dan tentunya pun disertai dengan upaya untuk meraih kemuliannya.
Kemudian, mendekatkan anak-anak dengan Al Qur'an, karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur'an. One Day One Juz (satu hari satu juz) diterapkan bersama, orang tua dan anak-anak, dengan penuh semangat dan suka cita sehingga di akhir Ramadan, masing-masing dapat mengkhatamkan Al Qur'an. Anak pun dimotivasi untuk pembiasaan ini berlanjut di luar Ramadan. Dan yang lebih penting lagi adalah memahami Al Qur'an serta mengamalkannya sehingga keluarga bisa menjadi teladan Al Qur'an yang berjalan. Masya Allah..
Rona Ramadan kali ini begitu istimewa buat keluarga, orang tua bersama anak-anak, di masa pandemic ini full di rumah. Karenanya rona Ramadan pun menjadi kesempatan emas untuk orang tua menanamkan pada anak agar senantiasa berbuat baik (berbakti) pada orang tua (birrul walidayn). Membantu meringankan pekerjaan orang tua sehari-hari, seperti merapihkan dan membereskan rumah, membantu memasak dan mempersiapkan takjil, berbicara dengan ahsan kepada orang tua, mendengar dan mematuhi nasehatnya, dan pembiasaan lainnya untuk membentuk mereka menjadi penyejuk mata dan jiwa kedua orangtuanya  (qurrata a'yun). Juga menjadi bekal mereka kelak dalam berkeluarga.
Pembiasaan amalan saleh yang lain seperti shalat berjamaah, meninggalkan hal yang sia-sia, memperbanyak bersedekah, dan lain-lain. Di tengah wabah shalat tarawih pun dilakukan di rumah, ayah yang menjadi imam. Peran ayah dalam membimbing keluarga semakin terlihat saat ini. Kemudian berupaya meninggalkan hal sia-sia seperti menonton tv yang melalaikan, tidur sepanjang hari (dari sahur hingga berbuka), main game terlalu lama dan lain sebagainya. Sedangkan bersedekah adalah memunculkan sifat menyayangi sesama Muslim. Apalagi saat ini banyak keluarga yang terdampak Covid-19. Dengan bersedekah kita bisa meringankan sedikit beban dari mereka yang kekurangan.
Rona Ramadan kali ini pun terasa istimewa, dengan kondisi sekolah tutup, sehingga belajar mengajar pun dilakukan di rumah via daring atau internet. Karenanya nilai plus pun tertoreh di Ramadan kali ini. Yang pada awalnya mungkin suatu keterpaksaan, mau tidak mau, kemampuan ilmu dan teknologi anak menjadi tuntutan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya.
Orang tua pun menyesuaikannya agar satu frekuensi dengan anak. Dalam hal ini, orang tua harus siap menggantikan sosok guru di sekolah, Â mendampingi dan membimbing belajar anak-anak, memiliki sifat sabar dan penyayang dalam mendidik. Karena mereka (baca: anak-anak) adalah calon pemimpin masa depan. Sudah semestinya orang tua, terutama ibu mempersiapkan mereka agar menjadi generasi tangguh.
Semoga semua amalan di atas dilakukan oleh orang tua dengan ikhlas dan semata-mata mengharapkan ridha dari Allah Swt. Bersungguh-sungguh di penghujung Ramadan dengan tidak membiarkan Ramadan pergi dengan sia-sia. Tanamkan dalam jiwa, rona Ramadhan bersama keluarga kali ini akan lebih bermakna dan semoga derajat takwa akan bersama-sama kita raih melalui washilah semua amalan bersama keluarga di tengah pandemik Corona ini. Takwa yang diharapkan tentu takwa yang sebenarnya, sebagaimana yang juga Allah Swt tuntut atas diri setiap kita.
'Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan takwa yang sebenarnya, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan Muslim." (TQS. Ali Imran (3): 102)
Idul Fitri telah di depan mata, Hari Kemenangan kan menjelang. Kemenangan yang didamba tidak semata kemenangan dalam mengendalikan hawa nafsu setelah sebulan penuh berpuasa, tetapi juga kemenangan hakiki saat ketakwaan bisa kita raih. Semoga ...Â