Mohon tunggu...
Titin Fatimah
Titin Fatimah Mohon Tunggu... Dosen - Suka membaca, menulis, menggambar, jalan-jalan, masak-masak dan makan-makan :-)

gadis jawa penggemar masakan padang. menikah dengan jejaka sunda. kini untuk sementara bermukim di kyoto, jepang dalam rangka menimba ilmu. suka membaca, menulis, tidur, masak, makan dan jalan-jalan. mulai ngeblog tahun 2004 hingga kini. yoroshiku ne! (http://ti2n.multiply.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Takemoto-san

27 Maret 2010   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menaiki tangga, menyusur lorong, berbelok di beberapa sudut gedung merupakan rute yang sudah dihafalnya. Biasanya Takemoto-san paling awal tiba di kelas dibandingkan dengan teman-teman lainnya. Segera dipersiapkannya segala kelengkapan belajarnya. Buku-buku pelajaran dalam huruf braile ditaruhnya di atas meja. Alat perekam untuk merekam setiap penjelasan guru selama pelajaran berlangsung pun dipasangnya.

Takemoto-san sadar sepenuhnya, bahwa dia harus bejuang lebih keras dibandingkan dengan siswa lainnya. Usianya yang tak lagi muda membuat kemampuan mengingat dan menerima pelajaran tak semudah dulu. Apalagi penguasaannya terhadap huruf braile masih terbatas. Dia memperlajari kembali huruf braile begitu masuk SMA 2 tahun yang lalu. Sedangkan teman-teman sekelasnya yang notabene lulusan langsung dari SMP sudah menguasai huruf braile dengan baik.

Namun begitu, Takemoto-san tak putus asa. Kemauan belajarnya yang tinggi membuatnya tetap bertahan, bahkan terpacu untuk bisa menyamai yang lainnya. Teman-temannya pun tak segan-segan membantu Takemoto-san bila ada kesulitan. Hal tersebut menjadikan Takemoto-san semakin kerasan dan menikmati kehidupan sekolahnya.

Pelajaran menyanyi paling disukai Takemoto-san. Menyanyi sambil diiringi detingan piano yang dimainkan oleh gurunya, memberi kebahagiaan tersendiri bagi Takemoto-san. Walaupun sesekali dia keliru mengeja not braile yang diraba dengan ujung jarinya, tapi dengan sabar guru keseniannya membetulkan.

Ada kebahagiaan dan kesedihan dalam setiap perjalanannya menuntut ilmu. Kesabaran guru-guru yang mengajarnya, kebersamaan dengan teman-teman sekelasnya adalah hal yang sangat membahagiakanya. Namun kadang Takemoto-san merasakan kesulitan yang hampir-hampir membuatnya patah semangat.

Di pelajaran matematika, dengan kemampuan penguasaan huruf braile yang masih terbatas, kadang Takemoto-san merasa lemah sekali. Berulang kali dia mencoba mengerti apa yang dimaksudkan oleh gurunya, tapi seakan sia-sia. Persamaan-persamaan matematika yang tercetak dalam huruf braile itu tampak begitu membingungkan. Berkali-kali dia coba… coba lagi… dan coba lagi… Takemoto-san tetap tak mengerti juga. Sampai akhirnya ditelungkupkannya wajahnya pada kedua telapak tangannya. Pecah tangisnya tersedu-sedu.

“Saya tak bisa mengerti..! Mou muri desu*”, isaknya pilu. (* = sudah tak mungkin lagi)

Dengan pelan sang guru menghampirinya dan berkata dengan lembut,”Tidak apa-apa. Kalau kamu coba lagi dengan lebih perlahan dan teliti, pasti kamu bisa. Jangan pernah berputus asa ya. Ganbatte!**”. (** = berjuanglah)

Takemoto-san pun menegakkan kembali wajahnya, menggerakkan jemarinya menelusuri deretan titik-titik kecil huruf braile itu dengan perlahan-lahan. Semangat belajar yang tadinya pupus, kini perlahan-lahan mulai tumbuh kembali.

“Aku tak boleh jatuh. Aku tak boleh putus asa. Aku harus berjuang. Aku masih punya banyak mimpi yang ingin kuwujudkan”, bisiknya menyemangati diri sendiri.

Hari-hari Takemoto-san makin berwarna. Tahun ke-3 dijalaninya dengan lebih semangat. Ketekunan dan keuletannya membuahkan hasil yang nyata. Kini Takemoto-san tak lagi menemui kesulitan berarti. Dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun