Mohon tunggu...
Fitria Ananta R
Fitria Ananta R Mohon Tunggu... -

you can't speak? then write it!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cita-cita dari Bumi Cendrawasih

2 Mei 2016   21:41 Diperbarui: 3 Mei 2016   08:04 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa nama ibukota Indonesia?” Tanya saya untuk membuka gerbang tanya-jawab.

Riuh cengkerama yang tadi hadir seketika lenyap tersapu kebingungan. Sempat menunggu beberapa menit, saya pun mengulang pertanyaan, “Oke, jadi apa nama ibu kota Indonesia adik-adik?

Mereka pun terlihat berpikir keras hingga seorang anak pun menjawab ...… “Ibu Kartini!

Kebingungan mendadak berpindah pada saya. Seketika saya pun kembali bertanya, “Kenapa Ibu Kartini?” dan anak yang lain pun menjawab, “Ada lagunya to kakak, Ibu Kota Kartini?

Jreeenggggg!! Barulah saya sadar ternyata mereka bahkan tidak paham makna dari Ibu Kota sampai mengira Ibu Kita masih berkaitan dengan Ibu Kota. Miris. Bahkan, ketika ditanya tentang apa saja 5 pulau besar di Indonesia, dan jawaban mereka pun ialah seputar deretan pulau-pulau di Raja Ampat. Fakta ini menunjukkan adanya ketimpangan pendidikan yang menyedihkan di Indonesia.

Dengan bantuan peta NKRI yang saya bawa dari Yogyakarta, kami pun memperkenalkan Indonesia pada mereka. Dimulai dari  mengenal pulau-pulau besar di Indonesia, identitas bangsa, nama ibu kota, lagu kebangsaan, dasar negara, lambang negara, ideologi serta semboyan negara, dan lain sebagainya. Mereka pun memperhatikan dengan sangat antusias. Terlihat jelas di raut wajah mereka betapa besar rasa ingin tahu serta ketertarikan mereka tentang tanah tumpah darah ini.

Lomba Cerdas Cermat

Menyambut Hari Kemerdekaan RI, saya dan teman-teman saya pun mengadakan lomba cerdas cermat yang ditujukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan yang mereka serap terkait materi yang telah kami berikan. 

Di luar dugaan ternyata hampir semua pertanyaan yang kami ajukan dapat mereka jawab dengan benar. Perasaan bahagia dan haru mulai menjalar didalam diri saya. Pasalnya, anak-anak yang sebelumnya tidak mengerti apa-apa, kini telah berkembang dengan sangat pesat menjadi anak-anak yang pintar hanya dalam hitungan minggu.

cc-suva-39-jpg-572766498e7e61b20ba353ea.jpg
cc-suva-39-jpg-572766498e7e61b20ba353ea.jpg
Peserta berebut untuk menjawab pertanyaan

Tentunya hal tersebut membuat saya sadar, bahwa sebenarnya mereka adalah anak-anak yang pintar dan cerdas. Hanya saja mereka kurang beruntung dalam mendapatkan pendidikan yang layak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun