Mohon tunggu...
Fitria Ananta R
Fitria Ananta R Mohon Tunggu... -

you can't speak? then write it!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cita-cita dari Bumi Cendrawasih

2 Mei 2016   21:41 Diperbarui: 3 Mei 2016   08:04 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

softskill-menggambar-nita-33-jpg-57276575169373d80bb361ed.jpg
softskill-menggambar-nita-33-jpg-57276575169373d80bb361ed.jpg
SD YPK Immanuel Manyaifun

Beruntung saya telah mempersiapkan diri secara fisik maupun mental untuk menjelma menjadi tenaga pengajar disana. Namun ternyata, mengajar anak SD tidaklah semudah yang saya bayangkan, terlebih dari mengajar anak Papua disini, yang mana khasanah pengetahuan mereka tidaklah sesuai dengan jenjang kelas yang mereka duduki. 

Siapa sangka mayoritas kelas 5 dan 6 masih sangat asing dengan penjumlahan dan pengurangan, bahkan tidak mengenal apa itu perkalian dan pembagian. Tidak jauh berbeda dengan kondisi siswa kelas 3 dan 4 yang belum fasih membaca dan menulis. Bisa kalian bayangkan kan bagaimana kondisi kelas 1 dan 2? Karena itu, saya pun mengajarkan semua pelajaran dasar kepada mereka tanpa memperhatikan jenjang kelas mereka.

Pembelajaran pun Dimulai!!!

Dengan hanya membunyikan lonceng, dalam hitungan menit anak-anak sudah berlarian dengan antusias menuju sekolah. Ini kali pertama mereka bersekolah lagi setelah vakum selama kurang lebih 2 bulan. Semangat 45 pun terpancar di wajah mereka terutama ketika mereka tahu akan diberikan pelajaran Bahasa Inggris, pelajaran yang belum pernah mereka dapat sebelumnya. 

Hal itu yang menambah semangat saya untuk terus mengajar mereka. Terlebih lagi, ketika mendengar sapaan yang mereka berikan keesokan harinya dengan menggunakan Bahasa Inggris, seperti “Good Morning”, “thank you”, “how are you?”,atau ”I’m fine”. Saya pun sangat gembira saat pertama kali mendengar itu. Hal itu membuktikan bahwa transfer ilmu yang saya berikan ternyata berhasil diserap dengan baik.

Selesai dengan Bahasa Inggris, pembelajaran pun berlanjut ke Matematika. Sebelumnya saya bersama dengan kedua teman saya memberikan pre-test untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka. Dan hasilnya ... jangankan pembagian dan perkalian, konsep pengurangan dan penjumlahan saja masih belum mereka kuasai dengan baik. 

Karena itu, saya pun mulai fokus untuk mengajari mereka Matematika. Tidak bosannya saya berikan mereka PR agar mereka tetap belajar dirumah. Memasuki minggu ke-3 pembelajaran Matematika, para siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebagian besar siswa pun berhasil mendapatkan nilai 100 pada post-test yang saya berikan. Yeaaaah!!!!

mengajar-panjalu-2-jpg-57276a798e7e61a40ba353f5.jpg
mengajar-panjalu-2-jpg-57276a798e7e61a40ba353f5.jpg
antusiasme anak-anak ketika belajar dikelas

Apa Ibu Kota Indonesia? "Ibu Kartiniiii.....!"

Mendekati Hari Kemerdekaan RI, saya pun ingin melihat sejauh mana mereka mengenal Indonesia. Pertanyaan menggelitik berbumbu ironi mendera diri saya ketika pertanyaan demi pertanyaan saya lontarkan kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun