Mohon tunggu...
Thursky Angel
Thursky Angel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Hello :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Apa dengan Musik Dangdut?

22 Maret 2021   19:59 Diperbarui: 24 Maret 2021   19:22 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.majalahpraise.com/images/content/dangdut_besar-edit.jpg

Melihat perkembangan dunia yang terjadi dari hari ke hari, tentu sangat berdampak positif dalam bidang-bidang tertentu. Hal ini berarti bahwa dunia sekarang telah mengalami perkembangan ke arah yang lebih maju. Perkembangan yang terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi dan elektronik saja tetapi juga dalam bidang musik.

Seperti yang kita ketahui, dangdut merupakan musik asli dari Indonesia. Dalam Maria (2019), disebutkan bahwa musik dangdut merupakan sebuah musik yang muncul karena pengaruh dari adanya musik India. Akan tetapi terjadi evolusi pada musik dangdut dimana menuju kepada musik kontemporer dengan pencampuran unsur-unsur musik India,  Arab, dam Melayu dengan penggunaan cengkok sebagai bentuk harmonisasi.

Pada awal kemunculannya, dangdut digemari oleh kalangan orang tua di beberapa daerah yang ada di Pulau Jawa. Mengikuti perkembangan waktu, maka musik dangdut pun ikut dalam perkembangan tersebut. Musik dangdut di era sekarang telah mengalami pencampuran dengan musik koplo dan pop. Hal ini yang membuat daya tarik tersendiri bagi penikmat musik dangdut. Hal ini yang menjadikan musik dangdut menjadi salah satu contoh dari budaya populer. Bahkan penggemar musik dangdut saat ini, tidak hanya dari kalangan orang tua saja tetapi dari kalangan manapun, dan untuk saat ini lebih banyak dari kalangan anak muda.

Melihat peminat dari musik dangdut ini sehingga melibatkan politik didalamnya. Seperti yang kita ketahui, kebanyakan kegiatan kampanye politik menggunakan musik dangdut sebagai media dalam mendukung kesuksesan dari kegiatan kampanye tersebut. Salah faktor pendukungnya yaitu peminat dari musik dangdut yang tidak hanya dari kalangan orang tua bahkan sampai anak-anak. Sehingga tentu saja menimbulkan keinginan bagi para pemilih pasangan calon dalam tindakan pemilihan, ditambah dengan visi misi yang disampaikan oleh para paslon. Dimana dengan berdasarkan visi misi yang dapa memengaruhi masyarakat dalam memilih dan juga media musik dangdut yang digunakan sebagai salah satu pendukung, yang menimbulkan keuntungan tersendiri dalam bidang politik ketika masyarakat memilih paslon tersebut.

Sedangkan Punk adalah contoh dari subkultur yang muncul sebagai bentuk untuk melawan perpolitikan yang terjadi. Dilansir dari Tempo.co, Punk atau Public United Nothing Kingdom memiliki arti sebagai sekumpulan anti-peraturan kerajaan. Seperti yang kita ketahui, dunia perpolitikan bisa dibilang kejam. Hal ini berdasarkan pada bentuk tindakan dimana, kekuasaan umumnya berada ditangan para kaum elit dalam bidang pemerintahan. Sehingga orang-orang yang dibawahnya sulit untuk melakukan perlawanan dan hanya bisa mengikuti perintah dari kaum elit tersebut. Sehingga pada saat itu Punk muncul sebagai bentuk reaksi protes bagi kaum-kaum dominan yang menganggap bahwa orang yang beradab adalah mereka yang menggunakan pakaian formal seperti jas, sepatu, dasi, serta pakaian-pakaian yang menunjukkan adanya kekuasaan. Punk melakukan perlawanan ini karena bagi Punk, orang yang beradab tidak mesti menggunakan jas, sepatu, serta dasi.

Bagi Punk, orang yang menggunakan jas, sepatu, dan dasi juga belum tentu beradab. Dalam hal ini, pakaian yang biasa digunakan komunitas Punk adalah dominan hitam dan bergaya Mohawk ala suku Indian dengan dicat warna-warna terang, menggunakan bot, tindik, rantai, serta jaket kulit. Selain itu, bagi komunitas Punk segala macam bentuk benda seperti baju pernak-pernik yang digunakan bukan menjadi tolak ukur bahwa seorang tersebut adalah beradab. Karena orang yang beradab itu lebih terlihat dari bagaimana cara mereka bertindak ataupun melakukan sesuatu.

Daftar Pustaka:

Maria. (2019). Dangdut Dari Masa Ke Masa Hingga Digemari Oleh Milenial. Dilansir dari https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/10/16/dangdut-dari-masa-ke-masa-hingga-digemari-oleh-milenial

Punk Indonesia Asalnya dari Inggris. (2012). Tempo.co. Dilansir dari https://gaya.tempo.co/read/384912/punk-indonesia-asalnya-dari-inggris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun