Akhir-akhir ini, kawasan Asia Timur disuguhi ketegangan., salah satunya dipicu persaingan senjata di Semenanjung Korea.
Misalnya saja, adanya serangkaian uji coba rudal jelajah bermuatan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. Belum lagi Korea Utara telah melakukan perjanjian strategis dengan Rusia. Sementara Korea Selatan dan Jepang membuat kerja sama militer dengan Amerika Serikat (AS).
Sebenarnya hal seperti ini bukan sesuatu yang baru, tetapi sejak lama Korea Utara telah mencoba mengembangkan senjata nuklir yang berdampak kepada ketegangan dengan negara tetangganya Korea Selatan.
Akhir tahun 1970-an misalnya, Korea Utara telah mengerjakan versi rudal Scud-B Soviet dengan jangkauan sekitar 300 kilometer. Kemudian mengembangkan rudal jarak jauh, seperti Taepodong-1 (2.500 km) dan Taepodong-2 (6.700 km) dari 1987-1992.
Setelah tahun-tahun tersebut, dari 2006 hingga sekarang, Korea Utara tidak henti-hentinya melakukan berbagai uji coba senjata nuklir, yang sangat mengkhawatir di semenanjung Korea, kawasan Asia Timur dan bahkan dunia.
Nah, kekhawatiran ancaman nuklir ini, sudah saatnya menjadi momentum untuk membangun solidaritas antar bangsa serta komitmen pembatasan senjata nuklir.
Saya jadi teringat dengan sejarah terbentuknya Gerakan Non Blok (GNB) tahun 1961. Gerakan ini hadir untuk membangun solidaritas yang tidak memihak kepada kedua belah pihak yang sedang bertikai, baik itu Blok Barat maupun Blok Timur.
Semangat menjadi penengah dan meminimalkan pertikaian yang dilakukan GNB saat itu harus menjadi inspirasi untuk semangat membangun solidaritas untuk mewujudkan perdamaian dunia di masa kini.
Setidaknya kehadiran negara penengah saat ini, dapat membangun diplomasi dan negosiasi yang kuat terhadap negara Korea Utara dan Korea Selatan. Begitu juga kepada negara Rusia dan Amerika Serikat yang turut membangun perjanjian strategis kepada dua negara tersebut.
Peran PBB sebagai organisasi internasional, menurut hemat saya memegang peranan penting juga untuk mendorong perdamaian kepada negara yang berpotensi untuk mengganggu keamanan kawasan. Bahkan bila diperlukan dapat memberikan ketegasan melalui sanksi sesuai dengan yang dibutuhkan.
Satu hal lagi yang tidak kalah penting, bahkan sudah sangat genting dipikirkan dan dikerjakan, yakni upaya untuk melakukan pembatasan-pembatasan senjata nuklir. Sejarah mencatat bahwa upaya pembatasan senjata nuklir di masa Perang Dingin turut meminimalkan ketegangan yang ditimbulkan perlombaan senjata nuklir.