Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjawab Kebutuhan Data Pertanian Indonesia dengan ST2023

10 Juni 2023   05:43 Diperbarui: 11 Juni 2023   13:01 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dokumentasi Pribadi

Dalam sebuah kesempatan, Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa ternyata petani di Indonesia 71?alah petani yang berusia 45 tahun ke atas. Sementara yang berada di bawah usia 45 tahun hanya 29% saja.

Dengan fakta demikian, apa yang terlintas dalam benak Anda?

Cuek saja, karena itu bukan urusan saya.

Atau, barangkali Anda masuk kategori yang memikirkan, bagaimana masa depan pangan Indonesia? Bukankah bahan pangan merupakan kebutuhan primer masyarakat? Apakah kita akan menggantungkan kebutuhan pangan kita dengan impor? Tetapi hanya sebatas memikirkan saja.

Berbeda sekali dengan yang satu ini, selain memikirkannya juga berkomitmen untuk menjadi solusi bagi permasalahan pertanian yang sedang terjadi, sehingga mencoba melakukan berbagai tindakan nyata dan melakukan berbagai inovasi.

Sejatinya, siapa pun kita, selagi masih bagian dari bangsa ini, kita terpanggil untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan pertanian di negeri kita. Bisa saja dengan cara yang berbeda, yang terpenting, tujuan kita sama-sama mendukung terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia.

Dari data yang sudah disampaikan pada awal tulisan ini, sesungguhnya ada keprihatinan kita bersama terhadap masa depan pertanian Indonesia. Ternyata ada banyak generasi milenial yang kurang tertarik dengan sektor pertanian.

Oleh karena itu, kita membutuhkan kajian mendalam tentang alasan banyaknya generasi milenial yang kurang tertarik menjadi petani. Serta solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Bahkan saat ini, kita butuh data yang akurat dan mutakhir tentang kondisi pertanian di Indonesia pada masa sekarang.

Dalam hal mendapatkan data akurat dan pemutakhiran data pertanian, sebenarnya masyarakat Indonesia bisa berkontribusi langsung. Misalnya, dengan cara mendukung kegiatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang sedang menyelenggarakan Sensus Pertanian 2023 (ST2023), yakni sejak 1 Juni -- 31 Juli 2023 di seluruh Indonesia.

Salah satu bentuk dukungan yang dimaksud, barangkali dengan kemampuan kita sebagai penulis, konten kreator atau pegiat media sosial, bisa saja kita mendukung dengan cara mengajak masyarakat luas untuk menyukseskan Sensus Pertanian 2023.

Atau, bisa juga dengan cara menerima kedatangan petugas sensus dan memberikan jawaban yang benar dan jujur untuk setiap pertanyaan yang diajukan.

Kalau kita bicara Sensus Pertanian 2023 yang diselenggarakan oleh BPS, sebenarnya bukanlah Sensus Pertanian yang pertama kali dilakukan di negeri kita.

Sejak 1963, setidaknya sudah melakukan enam kali Sensus Pertanian. Sementara Sensus Pertanian 2023 ini, merupakan sensus yang ketujuh. Sementara dari segi waktunya, Sensus Pertanian dilaksanakan sekali dalam sepuluh tahun.

Untuk dasar hukumnya, maka Sensus Pertanian tersebut sesungguhnya memiliki dasar hukum yang kuat, yakni amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Bahkan pelaksanaan Sensus Pertanian juga mengacu pada program badan pangan dunia atau FAO.

Mengingat Sensus Pertanian memiliki peran yang penting untuk menjawab data pertanian Indonesia, sekali lagi, mari menerima kedatangan petugas sensus dengan tangan yang terbuka, serta memberikan jawaban yang benar dan jujur untuk setiap pertanyaan yang diajukan petugas sensus.

Dengan cara itu, secara tidak langsung kita telah turut berkontribusi menyelesaikan berbagai permasalahan pertanian melalui upaya mewujudkan data akurat dan mutakhir tentang pertanian di negeri kita. Mengapa demikian?

Sebab dengan data akurat dan mutakhir tersebut, sangat berperan penting untuk memahami kondisi sektor pertanian bangsa kita yang terkini, baik itu dalam skala yang kecil atau pun skala yang besar.

Misalnya saja, tentang data luas lahan pertanian, data sub sektor atau jenis pertanian di Indonesia, teknik budi daya yang digunakan, jenis hewan ternak yang dipelihara, atau data lainnya, yang berkaitan dengan pertanian.

Selain itu, data tersebut penting juga membantu perencanaan pembangunan pertanian seperti pengembangan infrastruktur dan pengembangan teknologi pertanian. Serta dapat menjadi rujukan untuk menyusun berbagai regulasi dan kebijakan strategis untuk memajukan sektor pertanian, termasuk untuk menyejahterakan masyarakat petani di Indonesia.

Harus diakui, bahwa untuk melaksanakan kegiatan Sensus Pertanian bukanlah sesuatu yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mengingat luasnya negeri kita dan areanya yang sangat beragam.

Barangkali beberapa hal ini menjadi tantangan utama dalam mewujudkan Sensus Pertanian tersebut. Misalnya saja, Sensus Pertanian itu sangat sumber daya manusia yang berkualitas dan andal, kebutuhan dana dan teknologi pendukung yang kuat.

Belum lagi bicara akses. Bahwa di negeri kita itu, ada banyak daerah yang sulit terjangkau, seperti daerah terpencil dan terisolir, baik itu karena keterbatasan atau kendala sarana transportasi dan komunikasi.

Tetapi seberat apa pun kendala tersebut, kalau semua pemerintah dan masyarakat bersinergi maka kendala dan tantangan tersebut, tentunya dapat diminimalisir.

Satu hal yang terpenting, bahwa setiap masyarakat harus paham arti pentingnya Sensus Pertanian tersebut, seperti yang sudah dijabarkan di atas.

Dengan pemahaman tersebut, masyarakat tidak lagi enggan untuk berpartisipasi dan meminimalkan kesalahan atau kekurangan data yang mungkin terjadi.

Akhir kata, mari sukseskan Sensus Pertanian 2023, semoga dengan hasil sensus tersebut dapat bagi pelaku usaha pertanian di negeri kita, juga mampu mewujudkan kemajuan sektor pertanian serta kedaulatan pangan di negeri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun