Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkit Bersama Solusi Kemajuan Bangsa

29 Desember 2022   08:57 Diperbarui: 29 Desember 2022   08:58 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Sejarah mencatat, bangsa ini merdeka karena tekad bulat bersama. Tidak ada batasan bagi etnis, agama, atau golongan tertentu. Selagi dalam diri ada rasa nasionalis dan jiwa patriotik, tidak ada alasan menghalanginya untuk turut berjuang.

Begitu halnya dalam mengisi kemerdekaan. Semua berhak atau berkewajiban untuk berkontribusi bagi bangsa, tentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Rasa memiliki akan bangsa ini, tidak lahir begitu saja. Semua berawal dari perasaan cinta dan jiwa yang terpanggil.

Rasa cinta dalam akan membuat seseorang rela berkorban. Jiwa yang terpanggil akan mendorongnya melakukan aksi atau karya nyata yang bisa dirasakan masyarakat luas.

Ketika itu terjadi, maka di negeri akan tumbuh solidaritas, terbangun rasa persaudaraan, dipenuhi rasa cinta dan damai.

Bukankah suasana yang demikian, akan memudahkan kita mewujudkan bangsa yang kukuh dan kuat?

Sejatinya, rasa yang demikian harus dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Tanpa pandang bulu. Sebab bangsa ini bukan milik segelintir orang. Tetapi milik bersama.

Membangun negeri ini tentu butuh kebersamaan. Tidak ada kata saling membiarkan. Begitu halnya ketika menghadapi permasalahan, solusi akan ada ketika kita memiliki rasa kebersamaan untuk memecahkan secara bersama.

Bukankah bangsa kita bisa bangkit dari berbagai permasalahan masa pandemi Covid-19 karena kebersamaan?

Banyak cerita di antara kita. Hidup saling tolong menolong saat berkesusahan karena ada yang harus kehilangan pekerjaan atau penghasilan.

Saling peduli dan memperhatikan kebutuhan mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Itulah contoh nyata solidaritas dan persaudaraan yang kuat, semua bisa disaksikan selama pandemi Covid-19.

Sesungguhnya sikap demikian tidak boleh berhenti. Ketika kita memasuki pasca pandemi, tidak sedikit permasalahan lain yang sedang menanti.

Dunia secara global sedang dihantui oleh resesi. Belum lagi akan banyak yang kehilangan pekerjaan. Masalah akan semakin kompleks.

Bagaimana perasaan kita mendengar berbagai permasalahan dunia saat ini? Takut atau khawatir?

Masyarakat kita harus bergandeng tangan menghadapi berbagai masalah yang sedang menghadang. Jangan pernah menonjolkan rasa egois.

Ada banyak peran nyata yang bisa kita lakukan dalam menghadapi masa sulit seperti itu. Jangan pernah "panic buying'! Itu adalah tindakan mementingkan diri sendiri.

Gunakanlah produk dalam negeri. Itu bukan semata slogan. Tetapi ketika kita mewujudkan hal tersebut, sesungguhnya kita sedang menyelamatkan banyak UMKM di negeri ini.

Bukankah keberlanjutan UMKM tersebut merupakan satu cara membangkitkan ekonomi masyarakat dan bangsa?

Memilih berwisata di dalam negeri tentu akan membangkitkan ekonomi lokal, dibanding kita harus berbondong-bondong ke luar negeri yang memperkaya negara lain.

Mari saling bantu yang sedang berkesusahan.

Itulah sesungguhnya beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan untuk bangkit bersama membangun bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun