Era ini adalah era kolaborasi, tidak melulu harus berkompetisi.
Semakin disadari, ternyata tidak sedikit aktivitas kehidupan akan lebih maksimal ketika dikerjakan dengan melibatkan partisipasi pihak lain.
Lihat saja contohnya, penanganan pandemi covid-19 di negeri kita.
Bahwa kolaborasi atau gotong royong adalah faktor kunci yang membawa kita keluar dari berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh pandemi yang sempat melanda. Termasuk dalam mengatasi permasalahan dan pemulihan ekonomi.
Bicara tentang pemulihan ekonomi, maka UMKM adalah satu bentuk usaha yang tidak boleh diabaikan. Mengapa?
UMKM telah terbukti menjadi tulang punggung perekonomian bangsa dan masyarakat, termasuk saat bangsa kita terpuruk pada masa krisis 1998.
Bisa dibilang, kalau karakteristik UMKM itu memang unik sekali. Dari segi kuantitas memang sangat mendominasi dalam struktur perekonomian bangsa kita. Bahkan jumlahnya tidak pernah berkurang, terus bertambah dari waktu ke waktu.
Dalam sebuah siaran pers yang pernah disampaikan Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (20/5/2022) menyampaikan bahwa,
"Kontribusi UMKM tercatat mencapai kisaran 61 persen terhadap PDB nasional dan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja. Di setiap periode krisis, UMKM bahkan menjadi buffer, bersifat resilien, dan bisa pulih dengan baik."
Tentu kontribusi yang demikian teramat penting menjadi perhatian. Dukungan berbagai pihak untuk bersinergi harus dikerahkan. Baik itu pemerintah dan masyarakat luas. Mengingat hal tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa dan masyarakat.