Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran

23 November 2022   21:41 Diperbarui: 24 November 2022   09:29 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar (dokpri)

Learning shoud be an active,  reflective process, one the engages students thinking about real issues dan ideas. (Jown Dewey)

Pertanyaannya, bagaimana agar seorang pelajar memiliki cara berpikir yang reflektif? Serta melibatkan peserta didik berpikir tentang masalah dan gagasan nyata?

Tentu seorang peserta didik harus membiasakan diri untuk berpikir tentang pertanyaan yang efektif. Dalam hal ini, peran seorang guru tentu sangat penting untuk memfasilitasi pertanyaan yang dapat membuka cakrawala berpikir atau kemampuan berpikir kritis pada peserta didik.

Baca Juga : Bertanya itu Artinya Berpikir!

Bagaimana caranya?

Amelia Febriani, narasumber pada webinar "Strategi Bertanya yang Efektif dalam Pembelajaran" yang diselenggarakan ClassPoint Academy malam ini (23/11) menyampaikan bahwa pertanyaan efektif itu harus memenuhi tiga hal berikut.

Pertama, pertanyaan tersebut harus mampu mendorong minat baru siswa dan meningkatkan kesadaran akan potensi dari ide dan konsep.

Kedua, mendorong pemikiran yang mendalam tentang ide, konsep, dan keyakinan.

Ketiga, harus menciptakan iklim yang aman untuk perspektif dalam diskusi kelas.

Amelia juga menyampaikan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru harus perupaya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang esensi.

Kira-kira apa yang dimaksud dengan pertanyaan esensial?

Pertanyaan esensi maksudnya adalah pertanyaan menarik yang membingkai unit studi dan menciptakan struktur untuk konsep yang akan dipelajari siswa.

Pertanyaan yang dimaksud diharapkan adalah pertanyaan yang mampu mendorong cara berpikir tingkat tinggi dari seorang peserta didik.

Secara praktisnya, kita harus bisa membandingkan tiga tipe pertanyaan berikut. Diantaranya, pertanyaan literal, pertanyaan inferensial, dan pertanyaan metakognitif.

Pertanyaan literal adalah pertanyaan yang sifatnya tertutup. Pertanyaan demikian tentu sangat membatasi pemikiran peserta didik. Peserta didik akan memberikan jawaban seadanya, atau yang sangat spesifik. Misalnya, siapa juara piala dunia tahun 2018?

Berikutnya ada pertanyaan inferensial, pertanyaan yang sifatnya terbuka. Pertanyaan demikian, akan memberikan kebebasan untuk menjawab. Misalnya, mengapa bangsa Jepang memberlakukan kebijakan romusha di Indonesia?

Sementara tipe pertanyaan yang ketiga adalah pertanyaan metakognitif. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi pemikiran dan pembelajaran. Atau bisa dibilang berpikir tentang berpikir. Misalnya, apa yang kamu rasakan ketika menyaksikan film perjuangan Diponegoro?

Nah, dari ketiga tipe pertanyaan tersebut? Manakah tingkat yang paling tinggi dalam bertanya atau yang disebut sebagai pertanyaan esensi? Pertanyaan yang lebih ke arah berpkir tingkat tinggi?

Betul sekali! Ada inferensial serta metakognisi. Kedua pertanyaan tersebut sesungguhnya sudah bisa dikategorikan sebagai pertanyaan yang lebih esensi. Pertanyaan ini tentu jauh dari hanya ingin mengetahui fakta-fakta atau sekedar hafalan saja.

Bagaimana? Bermanfaat? Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun