Ketika belajar sejarah di bangku SMA, saya tidak akan pernah melupakan gaya guru sejarah saya dalam menjelaskan materi pelajaran.
Dengan bersemangat dan ditambah kemampuannya bercerita, seperti sedang menghidupkan peristiwa masa lalu itu di hadapan peserta didik. Itu yang membuat kami sangat tertarik untuk belajar sejarah.
"Apakah kalian tahu, mengapa Perang Dunia II itu meletus?" Tanya beliau.
Salah seorang "ahli sejarah" di kelas, kebetulan ada seorang teman di kelas yang sangat menguasai betul pelajaran sejarah.
"Perang Dunia II itu meletus tidak dapat terpisahkan karena adanya serangan yang dilancarkan oleh tentara Jerman terhadap Danzig, di Polandia, tepatnya pada 1 September 1939."
"Betul sekali. Itu adalah penyebab khusus terjadinya Perang Dunia II (1939-1945) tersebut. Atau serangan tersebut, sering juga disebut sebagai serangan kilat (blitzkrieg)." Lanjut guru kami.
Lantas, guru sejarah kami pun menjelaskan secara detail tentang Perang Dunia II tersebut.
Baik itu penyebab umum, penyebab khusus, proses berjalannya perang tersebut, pihak yang bertikai, hingga akhir dari Perang Dunia II tersebut.
Itulah kenangan singkat pembelajaran sejarah di ruang kelas kami sekitar dua puluh delapan tahun lalu.
Kenangan itu tentu teringat bukan tanpa alasan.
Beberapa hari lalu (15/11) ternyata telah terjadi serangan rudal yang menghantam Polandia, atau sekitar 6 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Hingga berita tersebut dilansir, akibat serangan tersebut dikatakan telah menyebabkan dua orang warga tewas.
Jujur, ketika membaca berita tentang serangan tersebut, yang terlintas di benak saya adalah peristiwa 1 September 1939, penyebab khusus Perang Dunia II tersebut.
Tentu ada kekhawatiran kalau perluasan perang akan terjadi.
Kekhawatiran itu tentu sangat beralasan, mengingat perang Rusia dan Ukraina masih terus memanas hingga saat ini. Bahkan hari ini sudah memasuki hari yang ke-267.
Belum lagi, sehari sesudah peristiwa tersebut (16/11), Para anggota tujuh negara terkaya di dunia atau G7, negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan Uni Eropa melakukan rapat darurat di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali. (Baca: Kompas.id)
Pertanyaannya, kira-kira apa yang mereka bicarakan iya?
Memang sejauh ini, belum ada kepastian bahwa ledakan itu berasal dari rudal Rusia. Tetapi kejadian itu tentu sangat mengkhawatirkan dunia.
Sebagai masyarakat yang cinta damai, kita berharap semoga saja peristiwa tersebut tidak membuat suasana semakin keruh.
Mengutip pernyataan Presiden Republik Indonesia dari KTT G20 di Bali, "Stop The War, I Repeat, Stop The War!"
Mari segera hentikan perang! Damai di Bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H