Seorang pelajar dari generasi Z pernah bertanya, Â "Saya ingin menulis, tetapi saya bingung mau menulis tentang apa dan memulai dari mana. Apalagi saya sebenarnya tidak pintar merangkai kata-kata Pak."
Lalu, dia melanjutkan, "Ada nggak Pak, saran praktis untuk saya?".
Saya pun mencoba menanggapi pertanyaan tersebut.
Kalau bicara menulis tentang topik apa, sebenarnya tidak perlu bingung.
Baca Juga : Buat Generasi Z, Menulis itu Tidak Ada Matinya!
Sesungguhnya di muka bumi ada banyak hal yang bisa di tulis. Tidak usah terlalu memikirkan hal-hal yang jauh. Coba saja dengan sesuatu yang ada di sekitar kita, hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman diri sendiri, hal-hal yang disenangi, rencana ke depan, dan masih banyak lagi.
Atau bila perlu, tuliskan saja kebingunganmu! Barangkali dari kebingunganmu itu, bisa terlahir ide menulis.
Pelajar tersebut pun tampaknya semakin bingung. "Menulis dari kebingungan? Memang bisa?"
Bisa-bisa saja. Tergantung orang yang bingung, he he.... lanjutku.
Kalau untuk pertanyaan berikutnya, bagaimana cara memulai menulis.
Sebenarnya sama saja dengan anak yang baru belajar berjalan, tidak mungkin bisa langsung berdiri tegak, apalagi langsung berlari. Semua ada tahapan atau prosesnya.
Ibarat orang yang mau naik tangga, tidak mungkin bisa sampai di tangga ke sepuluh hingga ke seratus kalau tidak pernah memulai dari tangga pertama.
Nah, saran saya mulailah dengan cara yang mudah. Kalau belum terbiasa menulis panjang, tuliskanlah dengan cara yang singkat. Barangkali dimulai satu paragraf. Lakukan secara rutin setiap hari. Kalau sudah lancar dengan satu paragraf, besoknya tambah lagi menjadi dua paragraf, dan seterusnya.
Atau secara praktisnya, mulai saja dengan menulis status singkat di media sosial. Saya pun pernah melakukan hal itu. Berturut-turut selama sebulan, hasilnya, menghasilkan beberapa tulisan utuh.
Untuk mengevaluasi perkembangan menulis, sebenarnya saya sering melakukan dengan cara menghitung jumlah kata dengan waktu yang saya gunakan untuk menulisnya. Misalnya hari ini saya menulis 100 kata dengan waktu sekitar 15 menit. Kalau sudah berhasil hari ini, besokatau lusanya bisa ditingkatkan menjadi 100 kata dalam 10 menit. Itu sekedar contoh.
Hal yang terpenting sebenarnya, bagaimana membangun disiplin dan konsistensi menulis. Kalau masalah kesempurnaan menulis, itu semuanya berdasarkan proses dan jam terbang.
Sementara untuk urusan kepintaran merangkai kata-kata, sebenarnya banyak faktornya. Salah satunya, kebiasaan dan konsistensi. Tetapi yang tidak kalah penting, jangan pernah lupa membaca buku. Membaca buku, akan membuat benak kita penuh dengan informasi, pengetahuan serta pengalaman.
Kalau informasi, pengetahuan dan pengalaman sudah ada di benak, maka sejatinya kita a kan lebih siap dan lebih mudah mengolah ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.
Itulah saran singkat saya kepada pelajar dari generasi Z tersebut. Sekarang, saya tidak tahu apakah dia sudah menjalankannya. Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H