Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Semakin Yakin Imunitas Tubuh Lebih Terjamin Karena Vaksin

12 April 2022   20:10 Diperbarui: 14 April 2022   08:08 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak ada alasan masyarakat untuk ragu-ragu mengikuti program vaksinasi karena vaksin terbaik adalah vaksin yang telah tersedia dan sudah boleh digunakan." (dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid)

Sejak awal sosialisasi vaksin covid-19, saya dan keluarga tidak pernah ragu untuk mengikuti program vaksin. Bahkan, berharap secepatnya untuk menerima vaksin covid-19. Pasalnya, kasus terpapar covid-19 masih terus saja melonjak saat itu. Belum lagi virusnya yang tidak berhenti bermutasi serta membentuk varian baru.

Kalau mengikuti berbagai pemberitaan, semua pasti tahu faktanya, bahwa tidak sedikit yang terpapar dan menjadi korban covid-19 tersebut. Bukan saja di negeri yang kita cintai ini, tetapi di berbagai belahan dunia.

Artinya, saya dan keluarga pun tidak tertutup kemungkinan bisa juga terpapar karena virus tersebut. Kapan dan di mana pun kita berada bisa saja terjadi.  Untuk itu, saya beranggapan harus segera memiliki kekebalan tubuh dengan vaksin guna mencegah kemungkinan terpapar karena masuknya virus covid-19 ke dalam tubuh.

Nah, ketika ada kesempatan untuk menerima vaksin covid-19 saat itu, saya dan keluarga tidak menyia-nyiakannya. Kami langsung bergegas mendaftarkan diri dan mengikuti program vaksinasi covid-19. Sekali lagi, tidak ada sedikitpun keraguan bagi saya dan keluarga untuk menerima jenis vaksin apa pun.

Saya sangat setuju dengan pernyataan yang dilontarkan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (jurubicara vaksin covid-19 Kemenkes) seperti pada pembuka tulisan ini.

"Tidak ada alasan masyarakat untuk ragu-ragu mengikuti program vaksinasi karena vaksin terbaik adalah vaksin yang telah tersedia dan sudah boleh digunakan."

Saya yakin bahwa vaksin yang tersedia dan sudah boleh digunakan itu adalah vaksin yang lebih dulu dikaji dan diuji kelayakannya oleh pihak yang kompeten di bidangnya.

Pada akkhirnya saya pun berkata, beruntung sekali saya, istri dan ketiga anak kami yang sudah menerima vaksin pertama dan kedua saat itu. Bahkan saya sendiri sudah mendapatkan vaksin booster. Kalau tidak? Kondisi yang kami alami bisa saja sangat buruk ketika pernah terpapar covid-19 pada waktu yang bersamaan.

Sebagai informasi, bahwa kami sekeluarga telah memiliki pengalaman terpapar Covid-19 pada pertengahan bulan Februari 2022 lalu. Pengalaman ini sendiri menjadi pembuktian bagi kami sekeluarga bahwa vaksin yang sudah kami terima itu ternyata ampuh dan mampu membuat tubuh anggota keluarga kami lebih kuat melawan virus corona tersebut.

Ketika kami terpapar covid-19, bisa dibilang bahwa kami berlima (saya, istri dan ketiga anak) hanya merasakan gejala ringan saja. Tidak perlu di rawat di rumah sakit, cukup menjalani isolasi mandiri (isoman) dan tentu mendapatkan pengobatan gratis dari pihak Kementerian Kesehatan.

Sangat berbeda dengan berbagai cerita dan pengalaman yang pernah saya dengar dari orang-orang yang pernah terpapar covid-19 juga, yang notabene mereka belum menerima vaksin covid-19. Perjuangan mereka ternyata sangat berat melawan virus tersebut.

Sebagai pendukung dari pengalaman yang sudah saya sampaikan tersebut, saya ingin mengajak sahabat pembaca  berkunjung pada sebuah situs kemkes.go.id. Di sana ada disampaikan tentang studi terbaru, bahwa vaksin covid-19 itu ternyata efektif mencegah perawatan dan kematian.

Berdasarkan evaluasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, membuktikan bahwa vaksin covid-19 mampu menurunkan risiko terinfeksi covid-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.

Adapun studi yang pernah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI tersebut yakni kepada 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta yang meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.

Bagaimana? Sekarang semakin yakinkah kita kalau imunitas tubuh lebih terjamin ketika sudah menerima vaksin? Saya yakin sahabat pembaca sepakat dengan saya. 

Mari Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap

Sesungguhnya vaksin bukan sesuatu yang baru bagi kita. Bahkan sejak kecil, jauh sebelum pandemi covid-19 melanda, kita sudah sering mendengar bahkan mendapatkan vaksin tersebut. Jadi, vaksin covid-19 bukanlah vaksin yang pertama kali atau satu-satunya vaksin yang pernah kita terima.

Tentunya, masa pandemi covid-19 ini sejatinya menjadi waktu membangun kesadaran kembali atau pengingat bagi kita semua, betapa pentingnya vaksin dan seharusnya berupaya untuk memenuhi imunisasi anggota keluarga secara lengkap.

Barangkali, masa pandemi covid-19 ini ada saja diantara kita yang lalai dalam memenuhi imunisasi lengkap tersebut. Tentu dengan berbagai alasan. Mungkin, salah satunya karena ada rasa khawatir membawa anak ke rumah sakit, puskesmas, klinik, atau tempat lainnya yang menyediakan vaksin.

Tetapi perlu diingat, pemberian imunisasi yang terlambat atau tidak lengkap kepada anak menjadi salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kekebalan tubuh anak tersebut.  Sementara kita tahu, ada banyak risiko yang bisa dihadapi anak ketika lalai menerima vaksin. Oleh karena itu, imunisasi kejar diperlukan untuk menyusul imunisasi anak yang tertunda.

Selain itu, kita juga perlu memiliki pemahaman yang sama bahwa imunisasi dasar lengkap saja tidak cukup, tetapi imunisasi rutin lanjutan juga perlu diperhatikan.

Dalam sebuah konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia secara virtual di Jakarta, Senin (11/4), Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine menyampaikan bahwa "Imunisasi dasar lengkap saja belum cukup memberikan perlindungan terhadap PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) karena beberapa antigen memerlukan besar atau pemberian dosis lanjutan pada usia 18 bulan, usia anak sekolah dan usia dewasa. Sehingga sekarang tidak hanya mengejar imunisasi dasar lengkap tapi juga mengejar imunisasi rutin lengkap."

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id

Sebagai informasi pengingat bagi kita, kira-kira apa saja imunisasi rutin lengkap yang dimaksud iya?

Pertama. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan. Imunisasi ini meliputi HB0 1 dosis, BCG 1 dosis, DPT-HB-Hib 3 dosis, Polio tetes (OPV) 4 dosis, Polio suntik (IPV) 1 dosis, dan Campak Rubela 1 dosis.

Kedua. Imunisasi Lanjutan bayi dua tahun (baduta) pada anak usia 18-24 bulan. Imunisasi ini meliputi  DPT-HB-Hib 1 dosis dan Campak Rubela 1 dosis.

Ketiga. Imunisasi lanjutan anak Sekolah Dasar (SD)/sederajat pada Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) seperti Campak Rubela dan DT pada anak kelas 1 dan Td pada anak kelas 2 dan kelas 5.

Nah, itulah imunisasi rutin lengkap yang harus dipenuhi bagi anak-anak yang ada di rumah kita masing-masing. Ini tentu demi kesehatan dan masa depan anak. Anak yang sehat tentu akan menjadi modal kuat untuk menjadikannya sebagai pribadi yang kuat, unggul dan cerdas. Bahkan di masa mendatang, dengan tubuh yang sehat itu mereka akan menjadi pribadi yang produktif. Bisa berkontribusi untuk keluarga, masyarakat dan bangsanya.

Sebagai orang tua, tentu menginginkan anak-anak yang sehat. Bahkan menginginkan anak memiliki pribadi yang sudah disebutkan di atas. Oleh karena itu, kepedulian pada Kesehatan anak saat ini, misalnya melalui pemenuhan imunisasi lengkap akan memberikan kebahagian bagi keluarga. Bukan saja sekarang, tetapi juga kelak.

Sahabat pembaca, melalui semangat Pekan Imunisasi Dunia 16-22 April 2022 serta kondisi pandemi covid-19 yang masih belum berakhir secara tuntas, mari kita wujudkan sehat keluarga tentu dengan melengkapi imunisasi anak. Salam sehat.

__________

Sumber Referensi:

1 - 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun