Teka-teki dan spekulasi berbagai pihak pun terjawab.Â
Sore ini (28/4/2021) Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melantik Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) bersamaan dengan pelantikan Bahlil Lahadia sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dari pelantikan ini, bagi saya pribadi ada satu hal menarik, yakni penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi.
Sesungguhnya, kenapa kedua kementerian tersebut harus digabung?
Beberapa waktu lalu saya sempat membaca apa yang disampaikan oleh Nizam (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) di sebuah media online (Tempo). Nizam menyampaikan bahwa penggabungan fungsi riset dan teknologi akan memperkuat Ditjen Dikti.
Alasannya, tentu mengingat bahwa penelitian dan pengabdian masyarakat juga merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi, yang sebelumnya sempat tertinggal di Kemenristek. Idealnya, tridharma perguruan tinggi tersebut  berada di dalam satu kementerian.
Memang penggabungan kedua kementerian tersebut tidak luput dari perbedaan pandangan. Terlepas dari perbedaan pandangan yang ada, keyakinan saya bahwa Keputusan Presiden Republik (Keppres) Nomor 72/P Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian serta Pengangkatan beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 itu tentu merupakan hasil keputusan dan pertimbangan yang matang oleh pemerintah.
Nah, bagi saya pribadi sangat sependapat dengan penggabungan kedua kementerian tersebut. Memang saya bukan pakar tetapi saya pikir ketika kedua kementerian tersebut digabung dan dikerjakan secara maksimal akan menghasilkan insan terdidik yang berminat dan senang dengan sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Bukan saja ditingkat pendidikan tinggi, tetapi juga sejak dari pendidikan dasar hingga menengah.
Pandangan seperti ini ternyata pernah saya tulisakan di Kompasiana (10/8/2018).
Baca:Â Menanamkan Semangat Meneliti Membangun Kejayaan Bangsa
Salah satu yang tertulis dalam artikel tersebut disampaikan pentingnya membangun fondasi dari penelitian yakni dengan mengembangkan riset dasar bukan melompat langsung ke riset terapan, layaknya di negara-negara maju.
Berharap dengan riset dasar akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental yang terkait dengan cara kerja suatu hal.
Nah, sudah saatnya bangsa kita mengembangkan riset dasar. Bahkan sejak seorang siswa berada pada pendidikan dasar dan menengah, tentu sesuai dengan tingkatan potensi dan kemampuan siswa. Bukan hanya difokuskan pada perguruan tinggi.
Jadi, dengan penggabungan Kemenristek dan Kemendikbud ini, tentu dapat menjadi jawaban bangsa kita untuk menghadirkan atau melahirkan peneliti-peneliti muda dan andal, yang siap untuk memajukan pengetahuan dan teknologi di negeri kita, untuk mengejar ketertinggalan bangsa selama ini. Secara khusus dalam penelitian.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat bertugas dan berkarya Mas Menteri. Semoga sukses membawa pendidikan bangsa kita, dan juga menumbuhkan minat riset bagi anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H