Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Agar Bangsa Kita Tetap Stabil, Berhentilah "Panic Buying"

2 Mei 2020   21:02 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:23 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: FB Juleonard)

Selain yang sudah saya tuturkan di atas, kalap belanja ini tentu akan memengaruhi kestabilan harga, kestabilan ekonomi, keresahan masyarakat, dan masih banyak lagi. Pada awalnya memang terlihat menguntungkan individu tersebut, tapi keuntunganannya semu dan sesaat.  Yakinlah, bahwa kalap belanja akan sangat merugikan semua pihak pada titik tertentu.

Terlalu mahal harga yang harus dibayar dan dikorbankan oleh kalap belanja ini. Karena ulah individu yang kalap belanja tentu akan merusak sistem kestabilan ekonomi suatu bangsa.

Barangkali dengan mengangkat sosok yang berjuang untuk menyadarkan masyarakat agar tidak kalap belanja perlu diangkat ke permukaan. Harapannya akan membangunkan gerakan kesadaran.

Misalnya, masih ingat dengan sosok Susan Indriani yang pernah viral di media sosial karena menolak pembeli yang sedang kalap belanja?

Susan Indriani adalah pemilik Toko Erwin yang berada di Teluk Gong Jakarta Utara yang menolak menjual sembako kepada orang yang bersedia memborong dagangannya dengan harga yang lebih tinggi. Hasilnya sebagian orang terbangun jiwa pedulinya. Barangkali masih ada Susan Susan yang lain, yuk diangkat kisah perjuangannya dalam melakukan perlawanan terhadap kalap belanja.

Nah, bagi kita sebagai pembeli, jadilah "smart buying", orang yang bijak membeli berdasarkan kebutuhannya. Kita tularkan semangat ini kepada orang-orang di sekitar kita. Berharap pandemi negeri kita segera pulih, bangkit dan pandemic Covid-19 segera berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun