Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ini Pertimbangan Konten Anda Layak Headline di Kompasiana

9 April 2020   20:17 Diperbarui: 9 April 2020   20:17 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi

Beruntung sekali sore ini bisa duduk manis mantengin program Blogshop (Blogging Workshop) yang diselenggarakan Kompasiana dengan cara online. 

Salah satu hal menarik yang dikupas pada program ini, bagaimana pertimbangan agar konten yang ditulis Kompasianer mendapatkan pertimbangan masuk pada Artikel Utama (headline).

Namun sebelum sampai bahasan tersebut, pemateri Widha Karina, Content Superintendent di Kompasiana itu terlebih memaparkan tentang perjuangan Admin Kompasiana untuk memutuskan konten dari kompasianer itu menjadi tulisan yang layak  masuk kategori Pilihan atau Artikel Utama.

Sebelumnya, silahkan perhatikan data berikut. Ternyata setiap bulannya, tulisan yang masuk di platform Kompasiana itu ada sebanyak 19.575 artikel per bulan. 

Kalau dirata-ratakan, berarti sebanyak 630 artikel per perhari, atau 26 artikel per jam. Artinya, dibutuhkan sekitar 2,3 menit membaca dan mempertimbangkan artikel tersebut. Wah! bisa dibayangkan betapa repot dan ribetnya mengerjakan itu ya?

Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Nah, adapun hal-hal yang menjadi bahan perhatian serius dari admin Kompasiana ketika tulisan para Kompasianer masuk ke platform, yaitu mulai dari ketepatan pembuatan kategori artikel. 

Judul konten agar sesuai dengan aturan penulisan, misalnya jangan buat judul dengan huruf kapital semua. Untuk  gambar perlu diperhatikan sumber gambar, resolusi dan hak cipta. Tentu yang tidak kalah penting yaitu isi (kemasan dan bobot konten), dan kemudian penulisan label. 

Sementara untuk kreator terkadang menjadi pertimbangan khusus, misalnya ketika yang menulis adalah pakar di bidang topik yang dibahas.

Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Setelah memperhatikan hal-hal di atas, maka admin Kompasiana pun akan menempatkannya pada kategori Terbaru atau masuk pada kategori yang melanggar syarat dan ketentuan dari Kompasiana itu sendiri.

Sebagai informasi yang perlu menjadi bagian dari keprihatinan kita, ternyata jumlah pelanggaran di Kompasiana itu ternyata cukup besar jumlahnya. Sore ini Mbak Widha memaparkan berapa jumlah pelanggaran dari Januari hingga Maret 2020. 

Pada Januari 2020, ternyata terdapat 2218 artikel yang melanggar. Bulan Februari, ada sebanyak 2062 yang melakukan pelanggaran. Sementara pada bulan Maret 2020, terdapat 3246 jumlah pelanggaran. Beberapa pelanggaran yang paling banyak ditemukan adalah, "copy paste", kutipan terlalu banyak, dan yang berhubungan dengan gambar.

Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Langkah berikutnya, setelah tulisan Kompasianer tersebut sudah masuk pada kategori Terbaru, maka tulisan tersebut akan dipertimbangkan untuk menjadi artikel Pilihan atau Artikel Utama, bahkan masuk pada kategori Feature Artikel. Atau kalau layak, tulisan tersebut tidak tertutup kemungkinan dimuat di Kompas.com.

Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Tangkapalan layar Blogshop Kompasiana | Dokumentasi Pribadi
Nah, untuk urusan tulisan menjadi Artikel Utama maka ada beberapa pertimbangan yang telah ditetapkan Kompasiana. Dalam paparan Mbak Widha membuat kategori tersebut dalam tiga tampilan warna. 

Tampilan warna kuning adalah kriteria penentu yang pertama, yakni tulisan Kompasianer tersebut orisinal, aman (tidak melanggar syarat dan ketentuan), serta unsur kebaruan, keotentikan dan keunikan. 

Selanjutnya masuk pada tampilan warna biru, yang meliputi kriteria komprehensif, momentumnya tepat dan reputasi penulis. Terakhir tampilan warna merah yakni menyangkut kriteria, nilai pesan, dampak, diksi, kemasan serta level kompetisi diantara penulis yang layak masuk headline.

Bagaimana rekan Kompasianer? Semoga menjadi jelas. Kalau pun tidak jelas, langsung saja ditanyakan sama Mbak Widha yang jadi pemateri sore tadi ya!

Selamat menuai tulisan yang masuk kategori Artikel Utama. Salam Kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun