Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Selamat Jalan Glenn Fredly

8 April 2020   22:38 Diperbarui: 8 April 2020   22:41 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : KOMPAS IMAGES/ MUNDRI WINANTO

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal. Begitu kata kitab pengkotbah (Pengkotbah 3:1-2b)

Tidak ada kehidupan yang abadi. Semua akan berakhir. Bahkan tidak seorang pun yang tahu kapan kehidupan itu akan berakhir, hanya Tuhan, Sang pemilik kehidupanlah yang tahu akan hal itu.

Manusia hanya tahu bahwa suatu waktu kita dan orang yang kita kasihi akan dipanggil oleh Tuhan, cepat atau lambat kesedihan dan kedukaan akan menghampiri.

Umumnya, manusia itu tidak siap ditinggalkan oleh orang yang dicintai. Padalah di mata Tuhan, bahwa kematian seseorang tidak mengenal usia muda atau tua. Satu hal yang harus kita yakini bahwa kehendak Tuhan adalah yang terbaik. Bahwa kematian adalah awal dari kehidupan yang kekal.

Sebagai manusia, berat memang kalau sudah menghadapi hal itu. Melepaskan orang yang dikasihi.

Hari ini pun, kita dikejutkan dan bersedih atas meninggalnya seorang musikus ternama di negeri ini, Glenn Fredly. Banyak orang yang mencoba mengenangnya kembali, membuat berbagai ulasan.

Ada yang berkata, "mengapa begitu cepat?".

Saya bisa membayangkan bagaimana kedukaan keluarga yang ditinggalkan, karena pernah merasakan hal yang sama, ketika ditinggal ayah terkasih.

Sekedar mengenang Glenn Fredly, seharusnya 9 Desember 2016 lalu adalah kesempatan bertemu dengan beliau dalam sebuah acara "meet and great" dan konser beliau di Empericia, SCBD, Jakarta Selatan.

Tangkapan layar dari Kompasiana
Tangkapan layar dari Kompasiana
Tiket istimewa itu saya peroleh melalui Blog Competition yang diselenggarakan Kayu Putih Aromatherapy (KPA) Cap Lang bersama Kompasiana.

Tapi sayang, saat itu saya tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut, seandainya saya bisa menghadirinya, ternyata itu akan menjadi pertemuan pertama dan yang terakhir dengan beliau. Sebab sebelum dan sesudah itu, saya tidak pernah memiliki kesempatan bertemu secara langsung, termasuk menyaksikan konsernya.

Sekarang, saya hanya bisa berkata selamat jalan Glenn Fredly,  semoga keluarga yang ditinggalkan kuat dan tabah menghadapi duka ini.

Bagi kita yang masih hidup, peristiwa ini harus menjadi pengingat. Kematian itu begitu dekat dengan kita. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, bahwa cepat atau lambat kita pun akan dipanggil. Mari tetap menjalani hidup ini dengan hal terbaik. Pergunakan kesempatan untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki.

Diakhir tulisan ini saya ingin mengutip status seorang teman tadi siang di media sosial, seorang trainer, Parlindungan Marpaung. Beliau mengatakan bahwa "Tragedi terbesar manusia bukanlah kematian, melainkan hidup tanpa tujuan dan hidup dengan prioritas yang salah."

Untuk itu mari terus kita renungkan apa yang menjadi tujuan hidup kita dan kerjakanlah prioritas yang sesuai panggilan hidup masing-masing, seturut kehendak Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun