Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Amilia dan Sylvi, Dua Sosok Pahlawan Lingkungan

19 Desember 2019   06:55 Diperbarui: 19 Desember 2019   07:01 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agustin Amilia, penerima penghargaan termuda SATU Indonesia Astra Award 2010 (dokpri)

Ami banyak berdiskusi dengan ibunya. Demikian pula dengan Ibu Nia, guru biologi di sekolah, yang kemudian turut mencari informasi tempat belajar tentang sampah di komunitas guru. Akhirnya melalui komunitas guru itulah, Ibu Nia menemukan informasi tentang Komunitas Sahabat Kota dan Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) ITB yang kemudian tempat Ami dan teman-temannya belajar sepulang sekolah.

Di sekolah, Ami dan teman-temannya akhirnya mulai membuat sebuah kegiatan yang mereka sebut dengan "Zero Waste School" dengan harapan sekolah tersebut menuju bebas sampah.

Ami dan teman-temannya mulai membuat tempat sampah terpilah di dalam kelas, baik untuk sampah oranik maupun anorganik. Kemudian setelah pulang sekolah Ami dan teman-temannya mengumpulkan dan memilah sampah dari setiap kelas.

Walau sudah ada tempat sampah terpilah dan berkali-kali melakukan sosialisasi, ternyata masih ada saja anak-anak lelaki yang tidak memiliki kesadaran, tidak membuang sampah sesuai tempat yang sudah dibuat.

Kegiatan ini memang penuh tantangan, bukan saja karena ulah dari teman-teman mereka yang tidak sadar, ternyata kepala sekolah juga mulai menyarankan agar kegiatan mereka tidak usah dilanjutkan. Kepala sekolah berharap mereka langsung pulang ketika pelajaran berakhir dan tidak mengurusi sampah sampai pukul lima sore.

Ami dan kesepuluh temannya tidak surut semangatnya, mereka tetap merasa berbahagia mengerjakannya, walaupun terkadang sabtu dan minggu mereka tetap ke sekolah untuk memilah sampah tersebut. Ami dan teman-temannya berpikir sederhana saja, mereka berharap dengan kegiatan tersebut mereka sudah menolong kakek yang sering mengangkut sampah di depan sekolah mereka.

Ternyata apa yang dikerjakan oleh Ami dan teman-temannya selama ini mulai mendapat penghargaan tahun 2009. Walau penghargaan tersebut bukan tujuan mereka, tetapi melalui penghargaan tersebut mereka senang dan terus mengembangkan kegiatan. Mereka mulai membeli biofori dan keranjang kompos.

Tidak sampai di situ, Ami dan teman-temannya mulai melibatkan warga sekitar. Waktu itu mereka menemukan seorang ibu yang memiliki ekonomi bawah, yang salah satu anaknya bersekolah di SMP mereka. Mereka berpikir untuk mengajari ibu tersebut membuat kerajinan dari sampah, lalu dijual, hasil penjualan dibuat untuk tabungan pendidikan anak mereka.

Selanjutnya tahun 2010 ada yang menyarankan agar kegiatan mereka didaftarkan di sebuah program yang diselenggarakan Astra, "SATU Indonesia Award". Akhirnya Ami membuat karya tulis dua halaman tentang kegiatan yang sudah mereka kerjakan selama ini. Diluar dugaan, Ami ternyata berhasil meraih penghargaan "SATU Indonesia Award" di bidang lingkungan.

Kemenangan itu pun pada akhirnya membawa perubahan di sekolahnya. Sekolah mulai "membuka mata" bahwa program ini layak diapresiasi dan kemudian dijadikan sebagai ekstrakurikuler hingga saat ini.

Selain itu, berbekal hadiah Rp. 40 juta yang diterimanya dari "SATU Indonesia Award", Ami kemudian mengembangkan konveksi kecil-kecilan di dekat sekolah supaya ibu-ibu yang selama ini menjahit kain perca dengan tangan, sehingga tidak membuat tangan mereka sampai kapalan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun